29 January 2022

Movie Review: Don't Look Up (2021)

“Everything is theoretically impossible until it is done.”

Mengantisipasi musnahnya manusia akibat potensi resiko bencana global yang kini tampak semakin menakutkan itu berbagai pihak mulai berlomba untuk menjelajahi antariksa, mencoba menemukan solusi baru yang bisa digunakan untuk menghindar dari bencana yang berasal dari dua sumber, yakni risiko antropogenik akibat ulah manusia seperti global war hingga overpopulation, serta risiko non-antropogenik yang disebabkan alam, seperti erupsi dan asteroid impact event. Tapi pertanyaannya sederhana: siapa yang tahu tanggal pasti kiamat akan terjadi? Dulu katanya di tahun 1999, 2012, semua berlalu aman lantas membuat isu “kiamat” mulai dipertanyakan karena bersifat tidak pasti. Dampak dominonya risiko eksistensial tampak normal serta skeptisisme juga semakin mendominasi, and that, my friend, is the real horror. ‘Don't Look Up’ : amusing script clumsily cooked.


Astronom Michigan State University yang juga merupakan Ph.D. candidate bernama Kate Dibiasky (Jennifer Lawrence) menemukan sebuah comet yang sebelumnya tidak teridentifikasi sedang bergerak menuju bumi, dibantu Profesornya yang bernama Dr. Randall Mindy (Leonardo DiCaprio) mereka kemudian mengambil asumsi awal bahwa dikalkulasikan komet itu akan menghantam bumi dalam kurun waktu enam bulan lagi. Yang menciptakan kepanikan adalah Dibiasky dan Mindy menilai ukuran komet tersebut yang cukup besar punya potensi untuk menyebabkan kepunahan di seluruh planet bumi. Temuan tersebut juga telah dikonfirmasi oleh pihak NASA yang dibantu oleh Pimpinan Planetary Defense Coordination, Dr. Teddy Oglethorpe (Rob Morgan) kemudian mencoba mengakomodasi niat Dibiasky dan Mindy.

Niat tersebut adalah untuk mengabarkan kabar buruk yang mereka temukan kepada seluruh penjuru dunia, mereka ingin itu berawal dari the White House. Celaka bagi mereka sikap apatis justru ditunjukkan oleh President Janie Orlean (Meryl Streep) dan Chief of Staff, Jason (Jonah Hill) sehingga membuat Dibiasky dan Mindy memilih melaksanakan ide dari Oglethorpe: membocorkan berita ke media di morning talk show populer The Daily Rip, yang dipandu oleh Jack Bremmer (Tyler Perry) bersama Brie Evantee (Cate Blanchett). Respon masyarakat dan juga online journalism masih lesu hingga suatu hari kabar buruk itu digunakan oleh President Janie Orlean yang kampanye kepresidenan disokong tech billionaire Peter Isherwell (Mark Rylance) untuk mengalihkan sebuah isu.

Di film terbarunya ini Sutradara Adam McKay kembali menunjukkan kepiawaiannya dalam menggabungkan komedi dengan kritik, terbukti di babak pertama ‘Don't Look Up’ berhasil tampil menyenangkan karena sukses menarik perhatian penonton pada satu isu besar terkait kiamat lewat penyajian yang terasa serius tapi santai. Momen penemuan komet berukuran besar itu jelas menjadi sumber utama thrill di bagian awal namun setelah itu tone mulai bergeser menjadi perpaduan antara sci-fi, drama, dan komedi. Tiga elemen tersebut digunakan Adam McKay untuk berbicara tentang political satire yang sepertinya telah menjadi kegemarannya, about “the foolishness” yang sekarang perlahan mulai dianggap normal dan biasa oleh banyak orang. Komet ditempatkan Adam McKay sebagai ancaman utama tapi bukan sebagai horror utama.


Komet itu bergerak perlahan dan biasanya akan digunakan oleh filmmaker sebagai senjata untuk memacu adrenalin penonton, memakai hitung mundur dan manusia berjuang untuk menghancurkannya. Tapi di sini sedikit berbeda, narasi disibukkan dengan usaha Kate, Randall, dan Teddy untuk meyakinkan dunia bahwa komet yang mereka temukan bukan hal sepele, dan respon dari dunia terutama jajaran pejabat pemerintah dan pihak-pihak dengan pengaruh besar. Our real-world idiocracy, hal itu yang coba dieksplorasi dan disentil pula oleh Adam McKay, potensi kehancuran berbahaya yang ternyata masih belum mampu “membangunkan” banyak orang. Rasa gusar Randall dan Kate sangat mudah untuk dirasakan namun di sisi lain sulit pula untuk tidak tersenyum miris dengan reaksi dari orang-orang di sekitarnya.

Karena memang begitulah faktanya, kesombongan bodoh yang sepertinya telah jadi pemandangan lumrah. Ya, kita memang tidak tahu rencana apa yang telah disusun oleh pemerintah dari berbagai negara untuk menghadapi ancaman tersebut namun sejauh ini belum ada yang mampu meyakinkan ada solusi untuk itu. Perubahan dan kerusakan iklim selalu bertemu dengan deniers, sedang media kini lebih tertarik dengan hal-hal yang dapat meraih exposure dengan mudah, mereka mengabaikan fakta yang lantas ditulis ulang seenaknya. Politik? Janie Orlean dan timnya adalah penggambaran yang sangat tepat akan tampak luar sikap pemerintah di berbagai negara so far yang bersinggungan dengan isu kapitalisme. Berbagai komentar sosial disajikan dengan baluran komedi satir yang selalu mendominasi dalam gerak cepat dan terkadang absurd.


Ya, Adam McKay sepertinya tidak mau ambil pusing di sini dan lebih memilih untuk membiarkan saja konflik, isu, dan pesan yang ia bentuk agar tampil liar, mau terlihat konyol sekalipun yang penting tiga hal tadi berhasil ditangkap oleh para penonton. Saya paling suka dengan isu personal profit and enrichment, membidik dengan baik politik dan berakhir tepat sasaran, begitupula dengan potret sosial di mana semua orang sebenarnya punya celah untuk lengah karena orang-orang menganggap bahwa  mereka lebih pintar dari yang sebenarnya. Ada skenario what-if di sini dan dari sana Adam McKay mempertontonkan hal-hal memilukan yang sulit untuk dibantah, dari perubahan iklim, egoism, hingga skeptisisme yang menjadi hal paling menakutkan di situasi seperti itu. Script tidak masalah, salah satu yang terbaik tahun lalu, tapi Adam McKay terlalu sibuk bermain dengan kritik.

Durasinya 138 menit namun isi ‘Don't Look Up’ sebenarnya tidak rumit, alhasil kesan yang timbul menjadi media mengemis atensi belaka, tersesat dalam banyak detail sehingga membuat narasi minim urgensi. Saat menonton saya kerap merasa kesal mengapa tekanan dari pergerakan komet semakin minim, narasi justru disibukkan upaya para peneliti berurusan dengan administrasi. Intensinya memang jelas tapi hasilnya pesan perjuangan juga tumpul, pertempuran melawan komet harusnya bisa lebih bertaji lagi meski statusnya sebagai pendamping saja, mungkin bisa berperan untuk menstimulasi hasil akhir yang kurang memuaskan itu, mendarat dengan baik setelah berjalan dengan excitement yang tidak konsisten, editing membuat cerita terasa jumpy sehingga narasi kesulitan membangun excitement secara bertahap.


Momentum juga kerap hilang dengan pemotongan cepat di meja editing, begitu pula dengan kualitas emosi yang sebenarnya punya potensi besar untuk berkontribusi terhadap hasil akhir yang sudah di setting di awal. Tetapi segala sesuatu yang ingin disampaikan memang telah tersaji sejak awal dan yang terjadi setelah itu adalah pengulangan demi pengulangan menunggu konklusi tiba. Film ini memang Adam McKay bentuk hanya sebagai sebuah alarm saja, plain and simple of our current situation tapi dipentaskan bersama beberapa gimmick dibalut cinematography dari Linus Sandgren yang cantik serta score energik gubahan Nicholas Britell. McKay also relies heavily on his cast, mengakomodasi banyak aktor papan atas dan mendapat untung dari sana terutama dari Leonardo DiCaprio dan Jennifer Lawrence.

Overall, ‘Don't Look Up’ adalah film yang cukup memuaskan. Komedi dan kritik kembali berhasil disajikan oleh Adam McKay yang kali ini mencoba "menyentil" para penonton menggunakan situasi kiamat. Banyak isu dan pesan menarik yang dikemas secara serius tapi santai di sini. Terutama pada horror utama yang mengerikan itu, yakni skeptisisme, semua tersaji dengan nafas satire kental dalam gerak cepat dan terkadang absurd dalam visual yang impresif, score yang manis, and also the great cast. Sayang eksekusi funny ideas jadi predictable di paruh kedua, jinak dan lebih tertarik mengemis atensi ketimbang lebih jauh mengeksplorasi serta terlalu sibuk bermain dengan kritik, menjadi canggung dan juga limbung meski mencapai target dan sesekali tetap menggelitik. Amusingly funny, but quite clumsy. 






1 comment :

  1. “I know that every gain must have a loss. So pray that our loss is nothing but time. Till then, let's dream of what there will be.”

    ReplyDelete