Coba
makan Kopiko dulu, karena ini memang rumit. Jauh lebih rumit dari apa yang saya
prediksi di awal, bahwa ini akan menjadi sebuah perjuangan para wanita muda
untuk mengubah kehidupan mereka dari segi ekonomi. Polanya memang tidak jauh
dari sana tapi sejak kemunculan sebuah kejutan berupa “uang kaget” dalam jumlah
yang sangat banyak itu jalannya narasi jadi terasa sangat liar dan berada di
luar ekspektasi awal saya tadi. Ketika karakter utama yang di awal coba
didorong kepada penonton sebagai sosok yang lemah mendadak menemukan kekuatan
baru, di sini dalam bentuk uang, tentu mayoritas akan berharap karakter
tersebut akan berubah posisinya dan menjadi player one. Tapi yang terjadi tidak
sepenuhnya demikian, tiap episode memberi kedipan mata nakal dan selalu
meninggalkan saya speechless.


I'm
trying not to sound hyperbolic here, tapi sebagai seorang pecinta cerita
misteri ‘Little Women’ berhasil membawa saya masuk ke dalam sebuah kisah yang
menarik tapi juga terasa menantang untuk ikut coba diulik. Kompatriot andalan
Park Chan-wook dalam menulis naskah film-filmnya, Jeong Seo-kyeong membuat saya
terkejut ketika secara cantik ia membangun kembali kisah klasik itu menjadi
sebuah bentuk family drama yang lebih modern. Pondasi utamanya sendiri tidak
jauh berbeda, kita punya Oh In-ju yang sama seperti Jo March memiliki impian
besar dan sikap gigih untuk mengubah kehidupan keluarganya, dan meskipun In-ju
tidak menulis namun ia juga sedang merangkai cerita sebagai pemeran utama di
dalamnya. Tapi sebentar, itu adalah impresi di awal karena setelah itu muncul
kejutan.


Oh
In-ju perlahan tampak seperti Meg, a vain yang kini terombang-ambing di dalam
masalah rumit, sedang Oh In-kyung adalah Jo, wanita muda kuat dan berkemauan
keras yang sedang berjuang untuk mengatasi emosi dan sikap keras kepalanya. Dan
layaknya Jo yang tomboy di sini In-kyung juga "melayani" nenek
mereka. Sedangkan Oh In-hye meskipun secara porsi tidak begitu dominan namun
sejauh ini jadi yang paling menarik, ia kombinasi Beth dan Amy. Lebih condong
seperti Amy memang, ia adalah the artist of the family yang tertarik pada seni,
looks like a proper young lady In-hye juga merupakan sosok pemalu dan pendiam
yang egois, sikapnya yang lebih memilih untuk mengejar impiannya kadang sukses
memantik emosi saya, meskipun di sisi lain In-hye tetap tampak seperti wanita
muda yang menyayangi keluarganya.


Lantas
di mana karakter utama wanita nomor empat? Di sini digambarkan bahwa ia telah
meningggal di usia muda, yang lantas menjadi sumber utama memori kelam bagi
tiga karakter utama wanita. Tapi hal tersebut sejauh ini belum menjadi fokus
besar di dalam narasi yang telah dan semakin disibukkan oleh berbagai konflik
lain yang seolah selalu hadir dengan urgensi tinggi. Dari kematian Hywa-young
dan uang dalam jumlah besar itu kita dibawa bergeser ke sebuah misi yang
diusung Director Shin, yang merasa ditipu dan menginginkan uang tersebut segera
kembali. Tapi dari sana kejutan lain muncul, Orchid E&C ternyata tidak
menjadi fokus utama melainkan sebuah rest area bagi cerita yang lantas
melangkah maju ke Won Family, keluarga yang tampak glossy di luar namun
ternyata gloomy di dalam.


Dari
sana penonton belajar bahwa masalah yang sedang bergulir di sini lebih dari
sekadar uang yang hilang saja, keterlibatan Oh Hye-seok ikut membawa potensi
isu dari masa lalu yang sejak awal telah membuat Park Jae-sang terasa
mencurigakan, hal yang sudah mengundang rasa curiga di dalam benak Oh In-kyung
yang mencoba untuk “mengalahkan” Jae-sang secara sembrono. Won Sang-ah pun
demikian, dirinya menjadi pintu masuk bagi dua saudara In-kyung untuk terlibat
semakin jauh dalam keluarga yang bermasalah itu, keluarga yang ternyata
terbentuk demi kepentingan bisnis semata. Oh In-hye tidak punya misi besar, ia
bergabung dengan Won Family demi untuk bisa mewujudkan impiannya sekolah di luar
negeri, dan posisinya yang sejauh ini belum mengetahui masalah “uang kaget”
tadi membuat posisinya stabil.


Yang
menarik adalah Oh In-ju, bahwa keputusannya untuk menjadi assisten Won Sang-ah
jelas mengusung sebuah misi besar demi dapat “mengunci” warisan yang ia dapat
dadakan dari Hwa-young. Caranya adalah dengan mengikuti semua rencana yang
telah disusun oleh Choi Do-il, sosok yang awalnya tampak seperti tangan kanan
Director Shin tapi ternyata merupakan bagian dari Wonryeong Group. Apakah kamu
percaya dengan rencana Do-il pada In-ju? Kisah yang terjadi antara dirinya
dengan mantan kekasih di masa lalu memang punya alasan jelas, bahwa Choi Do-il
menyebut sang mantan sebagai client yang berhasil ia bantu. Apakah kali ini Oh
In-ju berada di posisi tersebut? Hal semacam ini penting untuk exist di dalam
sebuah kisah yang menjual misteri, dan saya suka cara rasa ragu saya
dipermainkan di sini.


Ya,
itu mengapa ‘Little Women’ ini terasa menarik, bahwa ini menjadi penggambaran
tentang sisi berbahaya dari uang termasuk nafsu dan ambisi di dalamnya tapi
tanpa secara langsung mengarahkan jari ke sana. Banyak hal yang coba didorong
Jeong Seo-kyeong di sini tapi cara mereka dikemas terasa implisit namun tetap
tajam dan jelas. Seperti Park Hyo-rin misalnya yang merupakan buah hasil dari
sistem didikan yang tidak memfokuskan pada “kebahagiaan” anak, di mana anak
hanya diposisikan sebagai objek untuk memenuhi ambisi orangtuanya. Begitupula
dengan isu tentang David melawan Goliath, si kaya melawan si miskin, menarik untuk
dinantikan cara dari masalah di masa lalu itu memperkenalkan diri di episode
selanjutnya, sesuatu tentang Jeongran Society yang tampaknya powerful itu dan
memiliki kaitan dengan masalah yang sedang terjadi di present time.


Yang
mungkin pula berkaitan that beautiful but scary blue orchid, tanaman yang
katanya sulit untuk dibudidayakan sehingga kini telah langka namun justru
menjadi penguasa taman rahasia milik Won Sang-ah! Dan semua tragedi yang telah
terjadi sejauh ini selalu melibatkan blue orchid tersebut. Cara Sutradara Kim
Hee-won dan termasuk script yang ditulis oleh Jeong Seo-kyeong pula dalam
menempatkan posisi blue orchid seperti itu jelas menggiring opini penonton
bahwa tanaman itu memiliki daya magis yang berbahaya, siapapun yang mencoba untuk
mencium aromanya dari jarak dekat akan berhalusinasi dan kehilangan kendali
atas dirinya sendiri. Namun bagi saya blue orchid di sini merupakan manifestasi
dari apa yang sejak awal telah coba didorong, sebagai masalah utama, yakni
uang, benda berharga tapi berbahaya.


Dan
dengan jumlah total episode yang hanya 12 buah maka sangat menarik untuk
dinantikan apa yang akan terjadi selanjutnya, karena dengan demikian potensi
filler akan semakin minim. Alhasil dengan menilik apa yang telah terjadi sejauh
ini serta ending episode enam yang mengejutkan itu, semua yang akan hadir
berpotensi besar untuk membuat para penontonnya semakin tercengang. Sejauh mana
Oh In-ju akan mengikuti rencana Do-il, dan apa rencana cadangan yang wanita itu
punya? Apakah In-kyung akan membawa solusi bagi permasalahan yang sedang
keluarganya hadapi dengan cara mengungkap fakta di balik blue orchid, Won
Family, dan kisah di masa lalu yang mungkin berkaitan dengan sang nenek? Dan
sejauh mana In-hye bersedia untuk ikut di dalam rencana Won Family, padahal ia
punya informasi yang lebih dari cukup untuk membantu rencana dua saudaranya
itu?


Gejolak
masalah yang terjadi tadi membuat ‘Little Women’ terasa manis dalam hal
membentuk sebuah kisah baru dengan menggunakan basis dari novel rilisan tahun
1868 karya Louisa May itu. Karena kisah Little Women sendiri pada dasarnya
adalah penggambaran sebuah periode di mana periode muda dan remaja beberapa
wanita saling tumpang tindih dan memaksa mereka untuk berhadapan dengan
berbagai isu dan masalah. Rintangannya adalah pengalaman mengerikan yang
dialami oleh tiap karakter utama di masa lalu mereka, yang mendampingin tahapan
yang kini mereka hadapi sebagai seorang wanita, lengkap dengan beberapa konflik
seperti inferioritas sosial yang tidak adil di mana si miskin dilabeli tidak
penting di dalam strata sosial. Saya sangat menantikan kejutan macam apa lagi lain yang akan muncul selanjutnya, karena sejauh ini narasi sangat berhasil menampilkan semuanya secara padat dan memikat.
“Have you ever wished to be born again?“
ReplyDelete