16 January 2014

Movie Review: August: Osage County (2013)


"I just want to make it better."

Sebenarnya apa makna sesungguhnya dari sebuah keluarga? Apakah keluarga hanya sebuah komunitas kecil dimana anda saling membantu dalam sebuah kesatuan, selalu bersatu saat menikmati suka dan menghadapi duka ketika masih bersama, namun kemudian menghapus hal tersebut ketika telah berpisah saat melangkah ke jenjang kehidupan yang lebih jauh. Dengan menggunakan konflik pernikahan film ini akan menggambarkan berbagai isu klasik dengan tema keluarga, August: Osage County, a dramatization parade about dysfunctional family.

Beverly Weston (Sam Shepard) adalah sumber utama permasalahan, dimana aksi bunuh diri dari pria tua mantan penyair ini justru menambah beban bagi istrinya, Violet Weston (Meryl Streep). Bukan karena penyakit kanker mulut yang ia derita, namun situasi dimana Violet harus kembali berhadapan dengan ketiga putrinya yang selama ini telah tinggal jauh darinya. Barbara (Julia Roberts), datang bersama suaminya Bill Fordham (Ewan McGregor) serta anak mereka Jean (Abigail Breslin), Karen Weston (Juliette Lewis) hadir bersama tunangannya Steve Heidebrecht (Dermot Mulroney), dan yang terakhir Ivy (Julianne Nicholson), satu-satunya yang masih lajang.

Diantara mereka hadir pula adik Violet, Mattie Fae (Margo Martindale) bersama suaminya Charles Aiken (Chris Cooper), serta disusul anak mereka Little Charles Aiken (Benedict Cumberbatch). Namun berkumpulnya keluarga besar ini tidak hanya sebatas mengenang Beverly dalam duka dan sedih semata, karena ada sesuatu yang jauh lebih besar menanti mereka, sebuah kumpulan luapan kekecewaan dari rasa sakit yang telah eksis cukup lama, membunuh kedamaian yang seharusnya hadir dan menggantinya dengan sebuah peperangan dari pengungkapan kebenaran yang telah tersimpan.


Jika diperhatikan dari kulit luarnya, sangat mudah untuk menilai bahwa August: Osage County hanyalah sebatas sebuah dramatisasi berlebihan yang membosankan. Ya, berlebihan, dengan durasi dua jam yang ia miliki August: Osage County sangat riskan untuk meraih posisi tersebut, tema klasik terkait pernikahan dan keluarga yang sangat sederhana bahkan dapat dijabarkan hanya dalam separuh durasi itu justru dihadirkan kedalam pergerakan cerita yang berputar-putar oleh John Wells. Namun yang menarik ada nilai positif dari keputusan tersebut, keputusan dimana John Wells sepertinya ingin menjadikan film ini tidak kehilangan nafas utamanya.

Teatrikal. Nafas utama yang berhasil meraih Pulitzer Prize itu seperti terus hadir dalam pergerakan cerita yang ditulis langsung oleh sang empunya, Tracy Letts. Tema yang sempit, alur cerita yang bahkan terlihat biasa, tapi dibalik itu terdapat sebuah struktur skenario kokoh perpaduan komedi dan tragedi yang diwarnai dengan aksi saling serang penuh teriakan dan argumen, dan uniknya hadir dalam permainan dialog layaknya sebuah puisi yang terus menarik atensi. Ia sulit dan terasa kasar, namun konflik yang dibalut bersama isu rasisme, pride, dan keserakahan itu perlahan menjadikan penontonnya terjerat dan ikut mencoba merajut cerita yang terus bertumbuh dalam ruang sempit ini.

August: Osage County punya sisi charming yang ia tunjukkan dengan cara khas teatrikal, terus menekan point utama yang tidak digali terlalu dalam diposisi terdepan, namun mencoba membuat penontonnya secara bertahap justru lebih terhanyut dalam observasi karakter. Memang ada sedikit resiko pada tahap perkenalan yang akan memberikan dampak cukup besar bagi mereka yang kurang sabar, namun sebuah jamuan makan malam dengan tensi tinggi dalam durasi hampir 20 menit menjadi titik balik dimana kita akan dibuat tersenyum setelah menyadari bahwa ini bukan reuni keluarga penuh kedamaian yang selalu menjadi mode dari impian semua orang.


Ini adalah parade ledakan emosi dari sekumpulan manusia yang selama ini terus berjuang untuk keluar dari kesengsaraan pribadi yang mereka alami masing-masing. Ya, anda bayangkan saja bagaimana ketika sepuluh orang yang jiwanya sedang berada dalam kondisi sakit berkumpul bersama dalam satu rumah, dan kemudian berlomba-lomba menggunakan kesempatan berada ditengah panggung yang diperoleh untuk mempertontonkan masalah mereka kepada penonton dalam sebuah struktur yang canggung dan penuh sesak dari mellowdrama klasik bersama keruntuhan yang bergerak tenang dan stabil.

Permasalahan klasik yang dituangkan dalam dosis berat ini bergerak dengan cara yang tenang. Cukup aneh, ia terus mengalir dalam perpindahan konflik yang mulus, punya beberapa selipan humor yang efektif, namun tidak pernah melepaskan penontonnya dari jeratan kegelapan sebuah lingkaran berisikan berbagai masalah standard dari keluarga yang sepertinya sudah kehilangan kehangatan cinta sejak lama. Ya, anda harus terjerat, karena dengan apa yang akan ia berikan di akhir cerita August: Osage County akan sama mudahnya jatuh kedalam penilaian seperti diawal tadi, sebagai sebuah dramatisasi berlebihan.

Resiko tadi tidak hadir berkat kemampuan divisi akting menjalankan tugas mereka. Ya, sangat mudah untuk mengatakan bahwa Meryl Streep berada di posisi terdepan, berhasil memadukan sifat keji dan lucu dari karakter yang kuat namun rusak miliknya dengan dengan sangat meyakinkan. Begitupula dengan Juliette Lewis, Julianne Nicholson, dan Margo Martindale yang berputar pada permasalahan cinta. Namun bintang utamanya adalah Julia Roberts, motor penggerak cerita, ia mampu menghadirkan depresi dan sifat provokasi dengan sangat baik, namun dibalik itu kita dapat menemukan tujuan baik yang ia emban.


Overall, August: Osage County adalah film yang memuaskan. Sangat yakin akan sangat mudah untuk menikmati film ini bagi mereka yang sudah klik dengan cara bercerita teatrikal. Point utama yang sederhana terus terjaga, pertumbuhan karakter yang menarik berkat kepiawaian para aktor bermain dengan permasalahan berlapis menggunakan dialog tajam, ini bukan dramatisasi yang menawarkan jawaban atas pertanyaan, ini hanya sebatas alarm yang coba menghidupkan kembali dampak dari siksaan berbagai isu jangka panjang pada sebuah keluarga disfungsional dengan cara yang mengasyikkan. 



0 komentar :

Post a Comment