Sejak
awal ‘The Killer's Shopping List memang langsung mendorong dirinya kepada
penonton sebagai sebuah serial yang ringan, meskipun mengandung banyak tindak
kejahatan di dalam cerita tapi kontennya sendiri cenderung mengarah kepada cara
untuk menghibur untuk berinvestasi di dalam investigasi yang fun to follow.
Tidak heran jika kemudian tiap elemen pendukung seperti drama, komedi, romance,
serta tentu saja crime and mystery secara rutin terus bergantian mengisi posisi
terdepan tapi tetap berpegang teguh pada satu hal, yakni untuk membuatnya
terasa mudah. Ya, mudah dari sisi akses bagi penonton untuk merasa berinvestasi
tadi, menarikmu untuk merasa ikut menjadi bagian dari neighborhood yang mungkin
semua datanya sudah berada di dalam memori milik Ahn Dae-sung itu.
Saya
menjadi salah satunya, langsung merasa tertarik sejak episode pertama dan
dengan mudah pula memutuskan untuk mengikuti ini, apalagi dengan total jumlah
episode yang hanya delapan itu jelas ada potensi cerita tidak akan sering
berputar terlalu jauh. Meskipun memang di sisi lainnya ada potensi juga cerita
menjadi kisah yang terburu-buru misalnya, atau petualangan yang terlalu
sederhana dan tumpul. Tapi ketika masuk ke episode ketiga dan terus bergulir
hingga penghujung episode enam, dua hal negatif tadi tidak saya temukan, justru
beberapa kekurangan di dua episode pertama berhasil diperbaiki dan menjadi
lebih baik, yakni tone cerita. Hal tersebut memang tidak lepas dari fakta bahwa
konflik telah berkembang semakin besar dan luas, tapi tidak mudah untuk juggling
dengan pesona yang konsisten oke.
So,
mari bicara tentang misteri di sini. Di dua episode pertama sembari membangun
karakter kita sebagai penonton juga sudah digiring ke satu karakter yang
berpotensi paling besar sebagai pelaku utama di balik dua peristiwa pembunuhan,
Nunchucks Grandpa yang punya koneksi dengan peristiwa masa lalu di awal cerita.
Tingkah laku pria yang bernama Oh Cheon-won itu pun perlahan berkembang menjadi
sangat eksplisit, secara gamblang ia bahkan memplokamirkan rencananya untuk
membalas dendamnya pada Jeong Myeong-sook dan tentu saja Ahn Dae-sung, yang dia
sebuah sebagai dalang dari rasa malu besar di dalam hidupnya kini. Cheon-won
tidak pernah bergeser dari spotlight, tapi di empat episode ini ia berbagai
posisi tersebut dengan beberapa karakter lainnya, yang satu per satu dicurigai
sebagai pelaku.
Sesuai
judulnya, ‘The Killer's Shopping List’ berkembang jadi semakin rumit dengan
menggunakan berbagai clue dari shopping list, baik itu dari para korban serta
orang-orang yang dicurigai sebagai pelaku. Yang pertama adalah Polisi Kim
Doo-Hyun, yang di episode sebelumnya telah mengundang curiga lewat aksi
“membantu” Myeong-sook dan kini keputusannya untuk menutup mata pada kondisi
Cheon-won ketika berada di dalam tong sampah sempat membuat saya curiga
padanya. Tidak langsung terjawab memang tapi terhitung oke menambah variasi
pada cerita yang mencoba mengembangkan sosok Cheon-won. Yang ingin balas dendam
dengan menyebarkan rumor tentang MS Mart agar orang enggan berbelanja di sana,
agar mereka bankrupt. Dialah yang menukar isi plastik delivery yang dikirim MS
Mart dengan chocolate pie.
Tapi
seperti salah satu kalimat yang diucapkan Ah-hee, bahwa we need more clear
evidence. Hal tersebut yang digunakan oleh Screenwriter Han Ji-wan dan Sutradara
Lee Eon-hee untuk “bermain-main” dengan misteri, termasuk dengan menempatkan
karakter utama sebagai sosok yang patut dicurigai. Dae-sung ini memang sejak
awal sudah tidak aman, aksinya yang impulsif dan sering kali ceroboh seperti
membuka lebar pintu bagi masalah untuk datang menjeratnya. Aksinya sendiri
memang ada yang membuat saya emosi, tapi rasa curiga Detektif Choi Ji-woong
sesuatu yang terasa wajar, dan ia ditempatkan untuk terus berada di posisi
tersebut, mencurigai Dae-sung dan Cheon-won. Karena akses yang ia punya memang
terbatas, oleh karena itu ada Dae-sung with his impulsive and clumsy action,
bermain dengan curiganya.
Aksi
teror tersebut telah membangkitkan kembali trauma yang ia rasakan selama ini
jadi tidak heran jika Dae-sung terus berusaha bergerak cepat. Saeng-sun, alias
fish guy, juga membuat Dae-sung curiga karena ketika kejadian dia berada di
apartement dan seperti mencoba menjauhi tempat kejadian perkara. Potongan
cerita ini punya momennya tapi tidak hanya sekedar berhasil membuat narasi jadi
lebih menarik lagi tapi juga untuk mendorong dan menyentil beberapa isu sosial
lewat kegemaran Fish guy dengan busana wanita, dari cross-dressing hingga
gender identity. Tapi bukan berarti out of nowhere, catatan bahwa Saeng-sun
pernah mencuri menjadi landasan untuk menaruh curiga padanya. Dan orang yang
Dae-sung curigai berikutnya adalah Jeong-yuk (Meat), yang ternyata memiliki
niat terselubung pada Ya-chae (Veggie).
Masalah
di antara mereka juga menarik tapi akan terlalu panjang jika dibahas lebih
lanjut, tapi yang jelas ada isu tentang kekerasan pada wanita di sana. Saya
kagum dengan cara screenwriter Han Ji-wan mengembangkan cerita, ada saja
masalah yang muncul dan mencoba memperluas penyelidikan dengan alasan yang kuat
dan masuk akal. Sementara di sisi lain itu tentu saja menghasilkan lebih banyak
ruang lagi untuk menyuntikkan elemen komedi yang sejauh ini berhasil bekerja
sama dengan baik bersama misteri yang notabene jadi jualan utamanya. Begitupun
dengan koneksi antar tiap karakter, seperti terungkapnya posisi dari Fish yang
ternyata dalam diam juga peduli dengan pencarian serial killer, karena dirinya
adalah sahabat Kyung-a, begitupul proses redevelopment yang membuka pintu masuk bagi opsi-opsi lainnya.
Apakah
kita harus curiga pada Gong-san (Products)? Saya sempat mengarah ke sana,
apalagi rencananya membeli apartement juga mengundang curiga, tapi dengan cepat
cerita justru mendorong Yul dan Seo Cheon-gyu menguasai spotlight sepenuhnya.
Tapi apakah Cheon-gyu, agent real estate, menjadi dalang pembunuhan agar warga
tidak betah dan menerima proses redevelopment? Clue dari Yul sudah cukup banyak
dan mengarah padanya, saya penasaran belokan macam apa lagi yang selanjutnya
akan hadir. Ada apa dengan handphone punya Yul? Kenapa dia sembunyikan secara
cerdik di dalam permainan boneka di MS Mart? Empat episode yang menyenangkan,
pintar dalam mengembangkan konflik, memainkan rasa curiga penonton, sesekali
tertawa tapi merasa ikut terlibat ditemani thrill oke sambil menikmati Ah-hee
cutesy.
“Enjoy what's good twice, and avoid what's bad just after once.”
ReplyDelete