18 October 2012

Movie Review: Dreed (2012)


Ya, Dredd adalah salah satu film ditahun ini yang berhasil membuat saya bergumam “shit” ketika menuju pintu keluar. Ini adalah remake dari “Judge Dreed” yang rilis 12 tahun lalu dimana ketika itu Sylvester Stallone sebagai pemeran utama. Kondisinya masih sama, dimana polisi kini mempunyai kapasitas untuk menghakimi penjahat secara langsung ditempat. Judge Dreed (Karl Urban), bersama seorang “anak baru” bernama Anderson (Olivia Thirlby), menuju sebuah misi untuk menangkap sebuah kelompok pengedar drugs yang menjadi tersangka pembunuhan.

Amerika telah terkena radiasi, dan penduduk mulai hidup bergerombol, membentuk beberapa blok bangunan yang sangat tinggi dan juga kumuh. Peach Trees, sebuah blok di Mega City One yang secara terselubung telah dikuasai oleh Ma-Ma (Lena Headey), seorang wanita pemimpin Ma-Ma Clan yang menjadi pengedar SLO-MO, sebuah drugs yang dapat membawa pemakainya terbang dari realita yang ia miliki. Dreed dan Anderson ternyata tidak mengetahui itu, dan mereka terjebak didalam blok kerena semua akses keluar telah ditutup.

Cerita yang ditawarkan film ini memang tidak dipenuhi dengan basa-basi. Ada anak baru, menjalani test dengan Dreed sebagai penguji dan kasus pembunuhan di Peach Trees sebagai objek uji. Namun itu tidak berhasil dikemas dengan baik. Untuk film yang mengusung action sebagai genre terdepan, Dreed tidak berhasil membuat saya untuk tidak melihat jam secara berkala dan mencari tahu sudah sejauh mana film ini berjalan. Ya, mayoritas bagian dari film ini terasa membosankan. Menawarkan sebuah adegan action, kemudian sedikit menurunkan tensi, dan kembali diisi adegan action jika berhasil dilakukan dengan baik akan memberikan sebuah nilai positif yang sangat besar untuk film tersebut. Namun, Dreed gagal memberikan itu.

Salahkan Alex Garland sebagai penyebab utama kegagalan film ini. Garland tidak berhasil menciptakan bagian diluar adegan aksi menjadi sama menariknya dengan adegan aksi tersebut, terasa datar dan tidak menarik. Dipompa, kemudian turun lagi, dipompa, dan turun lagi, pada akhirnya saya tidak mendapatkan klimaks dari film ini. Sedikit menyedihkan memang, karena tujuan utama di remake-nya film ini tentu untuk memperbaiki kekurangan yang pernah dilakukan pendahulunya.

Kesalahan dari Garland tidak berhasil menutupi hasil maksimal yang telah diberikan oleh elemen lain dari film ini. Pete Travis berhasil menjadikan film ini menjadi tampak indah diluar cerita yang dimilikinya. Adegan aksi dengan cinematography yang baik, disertai slow-motion yang mampu membuat saya tersenyum. Karl Urban yang sejak awal hanya memberikan anda kesempatan untuk melihat bagian bawah mukanya saja, ternyata cukup sukses untuk melepas karakter Judge Dreed dari bayang-bayang Stallone. Ya, Dreed versi Urban lebih keren dan lebih mencerminkan bagaimana seorang hakim yang sesungguhnya.

Overall, Dreed adalah film yang kurang memuaskan. Misi utama yang diemban Pete Travis sepertinya membangkitkan kembali Dreed sebagai kemasan yang berbeda dari pendahulunya. Itu berhasil, dan nuansa penghakiman dari film terasa lebih kuat lewat penampilan Karl Urban, dan tentu saja adegan aksi yang berada dilevel baik. Namun, cerita yang menjadi kunci utama film ini untuk tampil beda dari Judge Dreed, justru menjadi sebuah nilai minus besar bagi saya. Film ini cukup baik, jika anda menjadikan adegan aksi dan tampilan visual sebagai factor utama dari penilaian anda. Tapi jika digabung dengan cerita yang ditawarkan, Dreed menjadi kurang memuaskan, malah bagi saya justru membosankan.

Score: 6/10

0 komentar :

Post a Comment