07 May 2021

Movie Review: Our Friend (2019)

“If I had the world to give, I'd give it to you as long as you live.”

Saya percaya peran dari keluarga dan sahabat itu sama pentingnya dalam kehidupan seseorang, tapi terkadang ada beberapa sahabat yang kemudian sangat klik dengan kamu dan lantas membuatnya merasa lebih “nyaman” ketimbang keluarga. Sesuatu yang terasa sangat wajar memang karena pada dasarnya keluarga bersifat “given” sejak kamu lahir, beberapa karena koneksi orangtuamu dan tidak dapat kamu ubah, kamu “dipaksa” untuk menyesuaikan diri dengan mereka. Berbeda dengan sahabat, mereka eksis di kehidupanmu karena “memenuhi syarat” yang telah kamu tetapkan. ‘Our Friend’ : because friends are the family you choose.


Fairhope, Alabama, di musim gugur tahun 2013, Molly (Isabella Rice) bersama adik perempuannya yang bernama Evie (Violet McGraw) sedang bermain bersama di area veranda rumah mereka, ditemani oleh Dane Faucheux (Jason Segel), sahabat karib Ayah dan Ibu mereka. Di sisi lain rumah sedang duduk di samping tempat tidur pria bernama Matthew Teague (Casey Affleck), seorang jurnalis yang dengan wajah serta hati yang berat mencoba memenuhi permintaan dari Nicole (Dakota Johnson), sang Istri, untuk memanggil dua anak perempuan mereka tadi.

Setelah mempersiapkan dirinya dengan membaca kalimat di secarik kertas, Matthew kemudian memanggil Molly dan Evie untuk masuk ke dalam kamar tidur serta naik ke atas kasur lalu duduk di samping Nicole yang menyambut mereka dengan senyum bahagia. Dane tidak ikut masuk ke dalam namun ia menunjukkan raut wajah cemas terhadap bagaimana respon dari Molly dan Evie saat mengetahui bahwa kanker yang dialami oleh Ibu mereka telah berada di stadium akhir, terminal cancer dan telah didiagnosis memiliki kesempatan hidup yang tidak besar.

Sinopsis di atas tadi merupakan bagian pembuka film ini namun tidak sepenuhnya ditampilkan, ada beberapa bagian yang sengaja disimpan untuk ditampilkan kembali saat potongan momen tersebut kembali bertugas. Dari titik tersebut kemudian kamu akan dibawa mundur beberapa tahun dan menyaksikan bagaimana karakter Nicole bersama Matthew sedang berada di masa terindah mereka, termasuk pula di sana adalah Dane, dari bagaimana sikap canggungnya ternyata tidak menarik perhatian seorang wanita hingga tentu saja awal mula dari persahabatannya dengan Matthew. Dari titik tersebut kita kembali meloncat maju beberapa tahun, lalu mundur kembali.

 

Sutradara Gabriela Cowperthwaite dan Screenwriter Brad Ingelsby menggunakan teknik bercerita dengan narasi non-linear, dan itu berhasil ditata dengan sangat baik oleh mereka. Ada runtutan masalah yang bergerak maju dan mundur, di mana mereka seolah berupaya untuk terus membawa penonton semakin terikat di dalam perjuangan tiga orang sahabat itu. Menariknya meskipun berulang kali maju dan mundur tapi narasi tidak pernah kehilangan kemampuannya dalam mengikat atensi penonton, justru saya dibuat semakin merasa penasaran dengan bagaimana cerita yang dari kisah nyata yang berhasil dipenuhi konflik hangat itu akan berakhir.

Itu buah manis dari keputusan untuk tidak membuat penyakit yang diderita Nicole menjadi semacam misteri yang dinantikan tapi justru berperan sebagai jangkar bagi dramatisasi emosi yang dibangun bertahap oleh Gabriela Cowperthwaite. Penyakit yang diderita Nicole bukan menjadi tujuan akhir melainkan berfungsi sebagai titik start dan dari sana ikatan persahabatan di antara tiga karakter utama mulai diuji. Dan saya suka bagaimana ujian hidup tersebut dihadirkan, bukan hanya hubungan pernikahan Matthew dan Nicole yang otomatis terguncang, apalagi mereka telah memiliki dua anak perempuan, tapi juga bagaimana lampu sorot juga mengarah pada Dane.

 

Dane merupakan karakter yang unik dan membuat jalannya cerita jadi terasa unik karena penempatannya sebagai pendamping yang bersifat penting. Persahabatan merupakan isu utama yang dijual di sini, bagaimana seorang sahabat memberikan dukungan bahkan jika itu harus membuat hidupnya sendiri menjadi sedikit messy. Tidak melulu berbicara tentan kesedihan karena narasi merupakan kombinasi antara suka dan duka, ada simbiosis di antara keduanya sehingga membuat pesan terkait arti persahabatan itu sendiri jadi terasa manis, bagaimana persahabatan merupakan investasi penting yang akan berkembang menjadi semakin kuat saat kamu semakin tua.

Dan terkadang mampu memberikan perhatian dan kebahagiaan yang sulit untuk “dipahami” oleh keluargamu sendiri. Tentu sahabat dan keluarga memiliki batasan mereka masing-masing di dalam kehidupan seseorang sehingga tidak heran di sini Dane ditempatkan sebagai mini family bagi Nicole dan Matthew. Gabriela Cowperthwaite (Blackfishmemetik buah manis dari sana, ia punya banyak ruang berisikan isu yang berhasil ia olah dengan baik, tidak hanya tentang perjuangan Matthew yang perlahan tertekan dengan keadaan Nicole, begitupula dengan Nicole yang merasakan sakit semakin besar, tapi juga ada Dane yang dalam diam menyembunyikan air mata.

 

Serta berusaha untuk tegar karena ia harus menjadi penyemangat bagi Matthew dan Nicole. Ada sensitifitas yang manis di tiap potongan cerita hingga tiba di titik saat momen heartbreaking itu muncul, pendekatan yang diterapkan memang mungkin bukan untuk semua orang namun memiliki friendship dengan pesona yang terasa kuat dan memikat. Pencapaian yang tidak lepas dari kinerja akting mumpuni dari para aktor, dari Casey Affleck yang tampil subtle sebagai suami dan sahabat yang kehilangan pijakan, kemudian Dakota Johnson menampilkan suka dan duka yang terasa kontras di dalam kehidupan Nicole, dan tentu saja Jason Segel yang membuat Dane sebagai perwujudan dari seorang sahabat sejati, ia tertawa, ia hancur.

Overall, ‘Our Friend’ adalah film yang memuaskan. Membangun lantas kemudian menghempaskan punch emosi yang kuat namun subtle, ini merupakan petualangan emosi dengan sensitivity yang manis serta terasa authentic. Keunikan pada narasi yang ia tampilkan bukan menjadi satu-satunya hal berkesan dari film ini, karena dengan dibantu kinerja akting mumpuni dari para aktor-nya Sutradara Gabriela Cowperthwaite berhasil menata dengan baik script yang oke itu menjadi sebuah “perayaan” terhadap arti penting dari seorang sahabat. Segmented.







1 comment :

  1. “I'm afraid I'll fall asleep and then she'll be gone.”

    ReplyDelete