13 August 2016

Movie Review: The Shameless [2015]


Batin dan emosi bukan bagian dari sains yang dapat diselesaikan semudah dua tambah dua sama dengan empat. Ya, menyelesaikan masalah seperti contoh tadi tentu mudah tapi tidak ketika berurusan dengan batin dan emosi. Kekacauan batin merupakan sesuatu yang berbahaya, membuat kamu bimbang atau ragu, merasa cemas dan waspada, menjadi sosok yang rentan hingga berubah dari sosok yang ramah menjadi pribadi yang buas dan berbahaya. Hal tersebut yang coba ditampilkan oleh film ini, The Shameless (Muroehan), sebuah crime drama rasa noir yang memiliki keseimbangan yang manis.

Detektif bernama Jung Jae-gon (Kim Nam-gil) masih mengalami tekanan akibat perceraian yang ia alami dan kini ia juga membutuhkan uang. Kesempatan bagi Jae-gon muncul ketika ia ditugaskan untuk melacak dan juga menangkap Park Joon-gil (Park Sung-woong), tersangka sebuah kasus pembunuhan yang menggelapkan uang perusahaan milik Park Jong-ho (Yoon Seung-won). Cara yang Jae-gon pakai adalah dengan “memanfaatkan” Kim Hye-kyung (Jeon Do-yeon), pacar Joon-gil yang juga sedang terlilit hutang. Jae-gon kemudian menyamar menjadi manager Hye-kyung tapi apa yang terjadi kemudian setelah mereka semakin dekat satu sama lain ternyata rumit.  


Meskipun premisnya terasa familiar dan garis finish juga sudah dapat penonton duga dengan mudah sejak awal ‘The Shameless’ tetap mampu menjadi sebuah crime drama rasa noir yang gripping hingga akhir. Cukup konsisten malah, kita tahu posisi dari masing-masing karakter, kita tahu tujuan yang ingin mereka capai, tapi latar belakang mereka yang “gelap” membuat perputaran cerita dengan tone kelam ini menjadi menarik. Oh Seung-uk mencoba menyentuh berbagai unsur di sini, dari korupsi, bisnis, hingga polisi, lalu gabungkan mereka dengan sebuah drama tentang cinta di sekitar titik pusat cerita. Ya, meskipun elemen crime menjadi bagian terkuat dari film ini tapi love story yang duduk manis di sampingnya itu mampu mencuri atensi. Ini tidak hanya pertarungan antara cops dan criminals saja tapi juga dua pria yang jatuh hati pada wanita yang sama. 


Terkesan mellow memang tapi kondisi tadi tidak membuat ‘The Shameless’ menjadi sebuah melodrama yang berlebihan. Saya suka cara Oh Seung-uk menyeimbangkan dua elemen besar di cerita, menggunakan kondisi karakter Jung Jae-gon yang bingung menentukan pilihan ketika melakukan investigasi untuk memberikan kamu sebuah kisah rasa noir dengan thrill yang oke di samping atmosfir depresif yang ia jual. It’s about “false identity” which used to point out amorality issue. Cukup banyak perputaran emosi yang terjadi di film tipe character-driven ini sehingga kondisi tidak diajak untuk menemukan jawaban membuat kamu merasa terikat dengan karakter dengan motivasi ambigu itu. Ini adalah kisah jiwa-jiwa yang terluka dan berusaha menemukan kebahagiaan dalam hidup mereka, jiwa yang sepi penuh kerentanan. Kesuksesan terbesar dari The Shameless adalah kemampuan Jae-gon membuat karakter dan konflik terasa menarik, ditampilkan dengan sederhana tapi tajam, meskipun memang presentasinya segmented. 


Mereka yang berharap akan mendapatkan hiburan berupa kisah detektif dengan kombinasi thriller, misteri, gangster, dan romance yang “exciting” kemungkinan besar akan kecewa pada film ini. Ini exciting tapi dikemas dengan pendekatan yang segmented, talk less gesture more, ekspresi wajah dan tatapan mata berperan sama pentingnya seperti kalimat yang keluar dari mulut karakter. Oh Seung-uk tetap mempertahankan rasa classic noir di sini untuk membantu script tidak terlalu memukau, ia fokus membuat karakter dan konflik terasa “believable” untuk membuat penonton ikut merasakan apa yang terjadi. Elemen teknis film ini juga oke, editing oke, camerawork dengan bleak tone mengobarkan semangat yang terdapat di dalam cerita, koreografi adegan kekerasan terasa brutal tapi rapi dan tidak sloppy, sex scenes oke, score dengan sedikit rasa jazz memperkuat rasa kelam cerita. 


Dan semua itu lengkap berkat performa cast yang terasa memikat. Kesuksesan utama mereka adalah mampu membuat karakter dan konflik yang dialami terasa menarik untuk diikuti. Kim Nam-gil berhasil membuat Jung Jae-gon sebagai pria yang mencoba tabah tapi ia juga mampu menampilkan kekacauan batin menjadi bagian menarik lain dari Jae-gon. Bintang utamanya di sini adalah Jeon Do-yeon (Way Back Home), femme fatale atau anti-hero dengan lapisan emosi yang memikat, hal paling memikat dari film ini. Hye-kyung merupakan wanita dengan jiwa yang sedang bingung, Jeon Do-yeon buat agar latar belakang yang awalnya gelap itu perlahan mulai muncul satu per satu. Jeon Do-yeon seperti bunga yang tidak begitu berwarna namun mampu mengunci perhatian di tengah sebuah area yang kelam dan suram di sekitarnya. Chemistry antar cast juga oke. 


Tanpa isi yang terlalu rumit serta presentasi yang over-the-top, tanpa suspense yang meledak serta plot yang juga kelam seperti setting yang ia gunakan, Oh Seung-uk berhasil menciptakan kombinasi yang seimbang dari berbagai unsur yang ia gunakan. Violence yang oke, crime dengan dark tone yang oke, serta romance dan drama yang appealing, dibantu dengan performa cast yang oke terutama mesmerizing performance from Jeon Do-yeon, lalu bungkus mereka semua untuk tetap mencengkeram penonton sehingga merasa menjadi bagian dari cerita yang mampu menampilkan kesan “ kotor” yang ingin ia jual, ‘The Shameless’ merupakan sebuah crime drama rasa noir yang cukup menghibur.











Note: This movie is not eligible for PNMA6.  

0 komentar :

Post a Comment