28 April 2021

Movie Review: Nobody (2021)

“Don't call 911.”

Mungkin saja creator karakter John Wick masih memiliki sebuah hasrat yang ingin ia capai sehingga muncul karakter utama film ini, Hutch Mansell. Pesonanya memang belum berada di titik level yang sama dengan John Wick namun tidak butuh waktu lama baginya untuk menunjukkan ia punya potensi untuk tiba di titik tersebut. Why? Karena meskipun sama-sama merupakan seorang assassin Hutch Mansell ternyata dibekali dengan aura yang terasa lebih brutal ketimbang John Wick. Mungkin akan terasa sangat seru jika kelak Hutch dapat bertemu John. ‘Nobody’ : a controlled and composed explosions carnival.


Hutch Mansell (Bob Odenkirk) merupakan kepala rumah tangga yang menjalani kesehariannya dengan rutinitas yang membosankan, dari membuang sampah di pagi hari hingga ketika ia tertidur pulas saat malam tiba, di tempat tidur yang telah dibuat “dinding pembatas” berupa bantal oleh sang Istri, Rebecca Mansell (Connie Nielsen). Mungkin satu-satunya anggota keluarga yang menjadikan Hutch sebagai favoritnya hanya anak perempuan mereka, Sammy (Paisley Cadorath) karena sang kakak, Blake (Gage Munroe) juga tidak suka dengan sang Ayah.

Hutch sadar akan hal itu dan ia mulai merasa jengah. Berawal dari sebuah insiden di dalam bus pria yang di masa lalunya pernah berurusan dengan CIA itu “meledak” yang membawanya masuk ke dalam masalah besar. Anak mantan FBI Agent bernama David (Christopher Lloyd) itu kini telah menjadi incaran Yulian Kuznetsov (Aleksei Serebryakov), seorang boss mafia yang juga merupakan pelindung bagi organisasi Obshak. Yulian tidak terima aksi brutal Hutch telah melukai anggota kelompoknya, anak buahnya mencoba menangkap pria yang menyebut dirinya Nobody itu.

Ada beberapa hal menarik dari film ini namun yang terasa paling mencolok adalah bagaimana Screenwriter Derek Kolstad menggunakan format serta formula yang terasa serupa dengan script tiga buah film John Wick yang ia tulis. Tidak sepenuhnya identik memang karena terdapat beberapa tweak yang dibentuk oleh Kolstad agar penonton merasa seperti bertemu “dunia baru" seorang assassin. Script ‘Nobody’ ini adalah bukti bagaimana materi yang didaur ulang dapat tetap terasa segar, dari awal berkenalan dengan Nobody kita tahu bahwa sosok yang sebenarnya tampak rapuh itu memiliki energi yang menarik dengan aura misterius yang kuat.


Saya suka cara Derek Kolstad membangun karakter Nobody, tidak menempatkannya pada suatu masalah pelik di awal namun justru didorong agar tampak seperti suami dan seorang ayah yang sedang merasa lesu, lelah, hingga mungkin bosan dengan apa yang ia jalani setiap hari. Ada lingkaran kegiatan yang di awal sudah mencuri atensi dan dari sana kamu dapat rasakan bagaimana Nobody bukanlah sosok yang tangguh di dalam keluarganya sendiri. Itu sudah lebih dari cukup menjadi latar belakang bagi masalah utama, sebuah aksi pembuktian diri yang kemudian menyajikan berbagai macam kejutan yang terasa oke.

Di sini Sutradara Ilya Naishuller mampu membuat agar narasi berkombinasi dengan baik bersama berbagai adegan aksi, saling sokong sehingga tidak ada satu sisi yang terkesan seperti tempelan belaka. Ketika penonton telah dibuat tertarik dengan rutinitas yang dijalani karakter Nobody serta isu yang merundungnya ia lantas bergeser menjadi semacam bom waktu yang siap meledak kapanpun. Di manapun. Tidak heran jika kamu mungkin akan merasa Nobody ini seperti parodi dari karakter John Wick karena polanya sendiri memang sama, yang membedakan mereka di sini adalah Nobody tampak lebih “brutal” ketimbang John Wick.


Durasi film ini satu setengah jam dan saya rasa dua per tiga dari durasi tersebut berisikan berbagai macam “ledakan” baik itu berupa pukulan hingga tembakan yang terasa intens. Memang dalam presentasinya di sini ada sedikit kesan “exaggerated” yang dilakukan Ilya Naishuller tapi lebih berfungsi sebagai pemacu adrenalin serta mempertahankan tone yang tidak hanya terasa eksentrik saja tapi juga absurd. Tidak pernah menjadi masalah memang karena action sequences sejak awal hingga akhir terasa terkendali dan tertata dengan baik, di sini Ilya Naishuller berhasil membentuk karakter dan konflik agar menjadi sesuatu yang worth to caring about.

Elemen action sendiri masih terasa sama liar-nya dengan yang dahulu pernah coba diterapkan Ilya Naishuller di film Hardcore Henry tapi di sini sudah lebih rapi dan dipoles dengan baik. Tidak heran jika muncul berbagai macam punch yang oke dari elemen ini karena penempatannya juga presisi, seperti sebuah karnaval berisikan berbagai macam ledakan, tembakan, hingga darah yang diatur dengan tepat untuk menghibur penonton. Ilya Naishuller juga tidak tertekan untuk mendorong terlalu jauh action sequences karena ketika tugasnya selesai mereka punya rekan yang dapat membawa narasi tetap bergerak cepat dan thrilling, yakni cerita. 


Dua elemen tersebut memiliki masing-masing senjata yang dapat bekerja dengan baik serta ada koordinasi yang oke pula sehingga mereka saling tahu kapan momen di mana mereka harus menarik pelatuk. Sama seperti kinerja akting dari seorang Bob Odenkirk, ia memindahkan aura cunning Saul Goodman ke sini dan memolesnya sedikit agar Nobody tampil lebih misterius dan brutal, memiliki persona yang kuat sebagai sosok yang you don't wanna mess with. Aktor lain tidak ada yang terasa kuat seperti Odenkirk, nama seperti Aleksei Serebryakov, Connie Nielsen, dan RZA tampil oke karena peran dan porsi mereka yang juga tidak terlalu besar.

Overall, ‘Nobody’ adalah film yang memuaskan. Sebuah action flick yang dikemas dengan tone ringan secara serius, ‘Nobody’ justru terasa lebih approachable karena terasa lebih mundane ketimbang John Wick, film series yang tidak bisa dipungkiri menjadi contoh bagi film ini bermain. Script dengan kualitas oke yang kemudian dibentuk dengan baik ke dalam visualisasi yang nakal dan brutal, ‘Nobody’ adalah sebuah karnaval “ledakan” yang terkendali dan tertata rapi, a fast-paced action flick that never loses its thrill.









2 comments :