29 January 2019

Movie Review: Shoplifters (2018)


Dari kisah tentang dua saudara yang terpisah jarak dan ingin bertemu, anak yang telah dibesarkan ternyata tertukar ketika bayi, hingga kemunculan saudara tiri yang tidak dikenal, konflik-konflik tadi selalu sukses diolah oleh seorang Hirokazu Kore-eda untuk menghantarkan tema favoritnya kepada penonton. Makna dan kekuatan yang dimiliki oleh kata “keluarga”, itu kembali dihadirkan oleh Kore-eda di film terbarunya ini, kali ini menggunakan para pencuri! 'Shoplifters (Manbiki Kazoku)': another masterful family drama from Hirokazu Kore-eda.

Osamu (Lily Franky) bersama seorang anak laki-laki bernama Shota (Kairi Jō) sedang berada di sebuah supermarket, Osamu memperhatikan kondisi sekitar sementara Shota mulai mencuri beberapa benda. Setelah selesai melakukan aksi tersebut mereka kemudian pulang ke rumah di mana mereka tinggal bersama Hatsue (Kirin Kiki), Nobuyo (Sakura Ando), dan juga Aki (Mayu Matsuoka). Namun kini penghuni rumah tersebut bertambah satu, yaitu anak perempuan bernama Yuri (Miyu Sasaki).

Osamu dan Shota menemukan Yuri yang tampak membutuhkan pertolongan, lalu kemudian membawanya ke rumah mereka. Tidak ada penghuni rumah yang menentang hal tersebut, bahkan mereka menjamu Yuri dengan makan malam bersama. Rencana awal Osamu adalah Yuri kembali ke rumahnya keesokan hari, namun hal tersebut berubah ketika Osamu dan penghuni rumah lainnya menemukan sesuatu di tubuh Yuri.


Harus diakui bagian pembuka ‘Shoplifters’ merupakan sebuah “perkenalan” yang “tidak biasa” pada film tentang keuarga dari seorang Hirokazu Kore-eda, aksi para pencuri yang kemudian bertemu gadis muda dan membawanya ke rumah mereka. Family drama namun dibuka dengan sebuah aksi mencuri? Menariknya hal tersebut justru tumbuh menjadi sebuah penceritaan tentang “family” yang terasa sangat manis. Masih sama, di sini Kore-eda kembali bermain dengan tipikal low-key drama andalannya lengkap bersama hal-hal yang familiar dari sebuah film karya Hirokazu Kore-eda. Namun anehnya hasil akhirnya masih sama, sebuah family drama yang mempesona.

Apa sebenarnya arti dari sebuah keluarga? Jika disederhanakan itu adalah pertanyaan utama yang coba Kore-eda ulik di film ini. Sedikit ada kesan misterius yang terasa lebih “kental” di dalam cerita namun kembali dengan gaya berceritanya yang natural pertanyaan tadi berhasil dibangun menjadi sebuah observasi yang terasa sangat menyenangkan. Masih sama, tidak ada “ledakan” yang bombastis di dalam cerita, bergerak dengan lembut penonton dibawa mengamati interaksi antar karakter, menyaksikan koneksi yang perlahan terbangun di antara para karakter yang berjuang untuk bertahan hidup.


Tiap karakter masing-masing dibekali oleh Kore-eda dengan problema yang menarik, berbagai upaya untuk bertahan hidup, lalu dari sana kita dapat merasakan kekuatan dari ikatan yang terjalin di antara mereka. Semakin jauh cerita berjalan semakin dalam kita mengenal karakter, semakin seksama kita mengamati para karakter semakin “tersentuh” pula emosi kita kepada mereka. Unik karena cerita sendiri berisikan daily life yang didominasi dengan aktifitas dan kebahagiaan sederhana, dan di sisi lain konflik tetap terasa natural, namun berbagai “keputusasaan” dan perjuangan itu sukses menyadarkan penonton pada cinta dan kasih sayang yang terjalin di antara karakter.

Hal tersebut berkat konflik yang terletak pada karakter Yuri, berhasil membuat pertanyaan utama tentang keluarga tadi terasa cemerlang. Yuri merupakan outsider di dalam rumah tersebut namun ia menampilkan “bonds” yang sangat kuat dengan para penghuni rumah. Koneksi antar karakter menghasilkan penggambaran tentang humanity yang manis, Kore-eda seperti tidak mencoba menghadirkan "punch" yang menohok namun lebih ke arah sayatan-sayatan kecil yang impisit dan cantik, berbagai lapisan di mana “”kepedihan” itu akan terasa kumulatif. Pada akhirnya penonton akan mengucapkan satu buah kata yang mewakili perasaan Hatsue ketika para penghuni rumah pergi ke pantai.


Ya, bersyukur memiliki keluarga. ‘Shoplifters’ berhasil mendorong bagaimana kasih sayang memiliki kekuatan yang sesungguhnya tanpa batasan. Para penghuni rumah seperti sebuah ruang yang mengajak penonton seolah menjadi bagian dari mereka, ikut terlibat pada cerita bersama simpati dan empati sehingga presentasi yang sederhana itu meninggalkan mereka dengan punch yang terasa tidak sederhana. Menyentuh dan lalu kemudian mempermainkan perasaan serta emosi, masalah seputar keluarga dan blood ties yang simple itu kemudian berubah menjadi sebuah presentasi yang menariknya tidak hanya berbobot serta sangat hangat, namun juga with no judgment

Hal tersebut tidak lepas berkat berkat kepiawaian Kore-eda menyajikan sebuah lingkaran masalah dengan irama yang menawan. Sedari awal atensi terus terkunci pada para penghuni rumah, berjalan santai dengan kombinasi komedi serta drama yang terasa authentic, Kore-eda menghadirkan sebuah thoughtful storytelling di mana masing-masing komponen tertata dengan sangat presisi. Tidak hanya kinerja mumpuni dari para aktor saja, sama halnya dengan elemen teknis, contohnya cinematography yang manis itu arahan Ryuoto Kondo hingga editing dari Kore-eda sendiri, sukses membentuk penceritaan dengan pace yang sangat oke, menciptakan atmosfir cerita yang sangat natural namun tetap memiliki tensi yang mumpuni.


Overall, ‘Shoplifters (万引き家族 )' adalah film yang sangat memuaskan. Bergerak lembut hingga bertemu dengan berbagai kejutan, ‘Shoplifters’ sukses menghadirkan sebuah “pemeriksaan” tentang values dari sebuah keluarga dan juga humanity di sekitarnya. Awalnya tampak akan berjalan lurus hingga kemudian "interogasi" dan berbagai destruksi itu hadir untuk membawa penonton terjebak dengan keasyikan mengamati, sebuah kisah yang tidak hanya sukses menghadirkan tawa namun juga menyayat hati dengan cara yang luar biasa. Another masterful work from Hirokazu Kore-eda. Segmented.









0 komentar :

Post a Comment