29 December 2015

Review: Alvin and The Chipmunks: The Road Chip (2015)


"You drive like my grandmother! Whoooo-hoooo! This is awesome!"

Mengapa aksi Alvin, Simon, dan Theodore yang tergabung dalam kelompok pecinta musik The Chipmunks masih bisa berhasil menjaga eksistensinya sejak pertama kali muncul tahun 2007 yang lalu? Jawabannya karena mereka telah menjadi karakter yang ikonik untuk “menghabiskan” satu setengah jam kosong milikmu, dan tentu saja karena mereka masih sukses menjadi mesin pencetak uang yang mampu meraih penghasilan empat hingga enam kali dari budget yang digunakan. Alvin and the Chipmunks: The Road Chip masih percaya bahwa kotoran dan kentut dapat menghibur selama 84 menit, lebih baik dari film ketiga, masih kalah dari film pertama, dan berada di level yang serupa dengan dua pendahulunya.

Dave (Jason Lee) harus terbang ke Miami untuk mengurus kliennya Ashley (Bella Thorne). Perjalanan kerja itu coba dimanfaatkan oleh Dave dengan membawa serta kekasihnya Samantha (Kimberly Williams-Paisley) dan meninggalkan Alvin (Justin Long), Simon (Matthew Gray Gubler), dan Theodore (Jesse McCartney) bersama anak Samantha, Miles (Josh Green). The Chipmunks punya firasat bahwa Dave akan melamar kekasihnya itu di Miami sehingga mereka mencoba menyusun rencana untuk menggagalkan niat Dave itu. The Chipmunks menyukai Samantha namun tidak dengan Miles yang senang melakukan bully kepada mereka.



Sebenarnya siapa yang salah disini, Dave yang setelah bertahun-tahun di buat susah oleh The Chipmunks, atau justru The Chipmunks yang setelah bertahun-tahun belum juga mengerti dan masih saja membuat susah Dave? Seperti itu konflik yang coba digambarkan film ini, pertanyaan timbal balik yang mudah untuk dinilai dangkal dan murahan, sebuah pertanyaan yang sesungguhnya tidak begitu menarik untuk coba ditemukan jawabannya. Lalu apa alasan saya menyaksikan Alvin and the Chipmunks: The Road Chip yang seperti judulnya merupakan sebuah trip yang terasa sangat cheap ini? The Chipmunks!!!



Meskipun di buat kecewa oleh dua film sebelumnya namun film pertama Alvin and the Chipmunks berhasil meninggalkan impresi yang begitu kuat pada saya, sehingga rela mengikuti mereka tiga tupai yang berusaha menghibur penonton dengan melakukan tindakan konyol bergaya slapstick ini. Fokus pada penilaian terhadap Alvin and the Chipmunks: The Road Chip bukan seberapa bagus dan pintar cerita yang ia berikan, namun seberapa baik perkembangan yang terjadi dari film sebelumnya dalam hal kemampuan menghibur penonton? Jawabannya adalah tidak besar. Alvin and the Chipmunks: The Road Chip masih dangkal dan konyol tapi walaupun memiliki beberapa momen komedi yang tidak buruk film ini terasa bermain kurang lepas.



Niat dari Walt Becker dan tim penulis pada cerita dan karakter terasa misterius, mereka mencoba begitu keras agar Alvin and the Chipmunks: The Road Chip tidak sekedar liar dan konyol namun punya pesona pada isu cinta dan persahabatan. Sayangnya hal tersebut justru membuat cerita dan karakter terasa canggung, senjata utama Alvin and the Chipmunks yaitu slapstick anehnya jadi kurang berhasil menciptakan momen yang memikat. Dengan alur cerita yang berbelit-belit serta tidak bernyawa tidak ada ledakan-ledakan yang memikat di dalam Alvin and the Chipmunks: The Road Chip walupun mereka telah mencoba hadirkan Uptown Funk hingga Redfoo. Skema komedi Alvin, Simon, dan Theodore terasa hampa, terasa sepi, omong kosong yang seharusnya dimanfaatkan dengan tepat justru terasa sangat longgar.



Jadi jangan heran walaupun ia tampak sederhana baik itu dari niat, cerita, dan karakter, Alvin and the Chipmunks: The Road Chip justru menjadi sebuah road-adventure family caper comedy yang menjemukan, dan hal tersebut bukan hanya dirasakan oleh penonton dewasa namun juga sasaran utama film ini, penonton remaja dan anak-anak. Mungkin sudah saatnya kembali membawa Alvin and the Chipmunks ke usaha dimana mereka mencoba menjadi trio musik yang memikat, karena di situ charm utama The Chipmunk, bukan sekedar hanya petualangan dengan konsep pergi, masalah, lalu pulang.







0 komentar :

Post a Comment