26 March 2015

Review: Kidnapping Mr. Heineken (2015)


"It was the perfect crime until they got away with it."

Semua genre film memiliki sesuatu yang sensitif dimana jika hal tersebut tidak dapat ia olah dengan baik dan benar maka dampak yang akan ia peroleh akan besar. Apakah dampaknya seburuk itu? Memang jika hal sensitif tadi bersifat minor ia bisa saja tidak akan menghasilkan masalah yang begitu berarti, namun bagaimana jika bersifat major? Contoh terbarunya adalah film Kidnapping Mr. Heineken, karya terbaru dari sutradara The Girl Who Played with Fire dan The Girl Who Kicked the Hornets' Nest, sebuah film yang seharusnya memberikan penonton sajian crime drama namun justru berubah menjadi sebuah piknik atau tamasya yang dilakukan sekelompok pria. The boys who rob like a picnic. 

Tahun 1983, berlokasi di Belanda, lima orang pria yang dipimpin oleh Kor Van Hout (Jim Sturgess) dan Willem Holleeder (Sam Worthington) berusaha untuk menperoleh pinjaman uang dari bank untuk memulai sebuah bisnis. Upaya mereka tersebut gagal yang kemudian membawa mereka kedalam ide yang buruk, berusaha menculik salah satu orang terkaya di negeri itu, raja bir bernama Freddy Heineken (Anthony Hopkins) untuk kemudian menuntut tebusan yang sangat besar. Heineken memang berhasil mereka culik tapi ketika menunggu uang imbalan mereka datang segala sesuatu yang terjadi tidak seindah yang mereka harapkan. 



Dibaca satu kali saja kamu pasti akan memiliki penilaian yang sama dengan saya terhadap sinopsis yang dimiliki film ini: sempit. Ya, sangat sederhana memang dan kesan predictable juga sulit untuk kamu buang jauh-jauh ketika berjalan bersama para pria ini. Tapi bukankah semua film crime selalu memulai aksi mereka dari hal-hal semacam itu? Memang benar, tapi yang jadi masalah di film yang juga punya judul lain Kidnapping Freddy Heineken ini adalah ia punya ambisi tapi tidak menciptakan jalan untuk mewujudkan ambisi miliknya tadi. Daniel Alfredson seperti ingin membuat ini menjadi sebuah film kejahatan dengan perputaran masalah yang kompleks, tapi ketimbang menghasilkan ketegangan yang intens dan meneror penontonnya apa yang dilakukan oleh Kor, Willem, dan teman-temannya lebih tampak seperti sebuah piknik.



Oh, kurang lengkap sepertinya, sekelompok pria piknik bersama seorang pria tua yang dengan sikap cerewet miliknya justru mampu menciptakan masalah bagi para pria tadi. Sedari awal film ini sudah punya masalah yang cukup signifikan, karakterisasi dangkal yang celakanya hendak ia gunakan untuk bercerita dan menyajikan thrill dengan metode mengurung karakter dalam mode menunggu. Daniel Alfredson dengan berani membatasi cerita, ia tidak memberikan akses yang cukup bagi kita pada sudut pandang diluar para penculik, ia menutup rapat agar cerita berputar-putar pada dunia milik penculik. Salah? Tidak, tapi yang jadi masalah adalah ketika kita tidak punya karakter lain yang mampu membuat cerita bergerak atau setidaknya menolong eksposisi disisi lain kita bertemu dengan karakter utama yang sedari awal sudah lemah, tidak berkembang, minim kedalam emosi, dan semakin tampak lelah ketika mereka telah terkurung dalam kegelisahan.



Ya, Kidnapping Mr. Heineken adalah film crime yang berantakan dan terkadang akan membuat kamu menilainya sebagai hiburan yang konyol. Dari script saja contohnya, ada kesan komedi yang hadir didalam cerita ketimbang aksi penuh thrill dan mencekam yang sulit untuk ditemukan karena ketegangan saja seperti malu untuk eksis. Karakter juga seperti malas untuk hidup, Sturgess dan Worthington tampil dalam kualitas yang lumayan, sedangkan Hopkins punya beberapa momen yang oke, tapi secara keseluruhan mereka tetap gagal membangun paranoia didalam cerita yang berputar-putar di area yang sempit itu. Pembukaan memang oke tapi perlahan cerita kehilangan energi, seperti tidak ada sesuatu yang menakutkan yang siap menghancurkan karakter dari belakang sehingga mereka dengan santai menunggu kedatangan uang yang mereka inginkan. Ini hal sensitif tadi, film crime tapi justru tampil santai dan miskin ketegangan.



Kidnapping Mr. Heineken adalah film crime yang berantakan. Jika kamu mencari sebuah film tentang kejahatan dimana kamu melihat mereka mencoba menciptakan kesan bahwa yang terjadi adalah sesuatu yang serius meskipun pada akhirnya kamu akan tersenyum dan tertawa pada tingkah dan aksi mereka yang kurang kokoh dan menegangkan (sumber dari sedikit nilai plus), mungkin film ini adalah pilihan yang tepat. Mencari film crime yang memberikan kamu ketegangan yang menyenangkan? Ini bukan pilihan yang tepat, karena selain tidak mampu meciptakan citra sebuah film kejahatan yang kokoh cara ia bercerita juga kikuk bahkan punya potensi besar untuk terasa menjemukan.









0 komentar :

Post a Comment