27 March 2015

Review: Tracers (2015)


"It's not a crime if they can't catch you."

Ketika dua rekannya sesama jebolan “Akademi Twilight” perlahan namun pasti mulai membuka mata dunia bahwa mereka tidak menarik di film vampire tersebut bukan berarti kualitas akting mereka yang buruk, Taylor Lautner justru masih terus berusaha untuk menemukan jalan agar dapat mengikuti jejak serupa dengan Robert Pattinson dan Kristen Stewart. Masalah utama bagi Lautner adalah ia belum memperoleh proyek yang menantang, jika tidak mengandalkan fisik (Valentine's Day, Grown Ups 2) karakter yang ia mainkan selalu berlari, dari Abduction, kemudian yang terbaru ini Tracers, bahkan proyek selanjutnya punya potensi tampil serupa. Good luck for you Taylor Lautner.

Seorang bike messenger bernama Cam (Taylor Lautner) sedang telribat masalah dengan gangster Cina dimana ia tidak dapat membayar kembali pinjaman. Dalam kondisi sedang membutuhkan uang Cam kemudian secara tidak sengaja bertemu dengan Nikki (Marie Avgeropoulos), sebuah insiden tabrakan yang lantas membuat Cam bukan hanya tertarik pada Nikki, namun juga parkour. Dari sana ia mulai memperoleh ide, bergabung dengan sebuah geng parkour dimana kakaknya, Dylan (Rafi Gavron), menjadi anggota, dan kemudian memanfaatkan keterampilan parkour tadi untuk memperoleh uang, sayangnya dengan cara yang tidak legal. 



Menjabarkan film ini sangat super mudah: kandidat terkuat film terburuk tahun 2015. Ditangan Daniel Benmayor film ini akan memberikan kamu hal-hal utama menjengkelkan yang tidak kamu harapkan akan kamu temui dari film yang kamu tonton. Premis standard yang dimiliki Tracers tidak menjadi masalah, bahkan pada dasarnya menggabungkan parkour dengan konsep yang pernah dilakukan Premium Rush juga menjadi salah satu hal menarik dari film ini pada awalnya. Tapi masalahnya ketika telah menjadi sinopsis ternyata ia tidak punya potensi hal menarik lain yang hendak ia tampilkan. Memiliki hutang lalu berusaha mendapatkan uang dengan bergabung kedalam sebuah kelompok untuk melakukan tindakan kejahatan, dari sana saja Tracers sudah menciptakan sebuah bom waktu yang siap meledak dan membuat kamu jengkel kelas tinggi.



Alasan utamanya adalah Tracers tidak punya sesuatu yang menarik baik itu dari cerita dan karakter yang membuat kamu sebagai penonton rooting dengan apa yang mereka tampilkan dan lakukan. Ketika Cam mulai melakukan aksinya ketimbang berharap ia berhasil saya justru lebih sering berharap ia gagal, jatuh misalnya atau tertangkap. Daniel Benmayor tidak berhasil menjadikan Cam protagonist yang menarik, semua seperti diputar dimana Cam berposisi sebagai antagonis yang flip, melompat, dan berlari. Pesan utama yang ingin Tracers sampaikan sendiri terasa nihil, dan itu tidak mengejutkan karena cerita yang ia punya sejak awal juga sudah seperti anak tiri. Tracers lebih seperti arena show-off dimana kamu akan melihat aksi berlari dan melompat yang celakanya justru masih kurang menarik jika dibandingkan dengan video parkour yang ada di Youtube.



Tracers bisa saja terasa menarik seandainya ia tidak tenggelam terlalu jauh didalam konsep parkour itu sendiri, sehingga ada kesempatan bagi cerita untuk berbicara lebih jauh kepada penontonnya. Ada baiknya Daniel Benmayors memperlakukan script sedikit lebih baik ketimbang menggunakan dengan cara asal tempel, memberikan masalah utama dan cukup sampai disana karena setelah itu kita dibawa berlari-lari yang hampa dan kaku, dan sedikit sentuhan romance yang super kaku. Saya terkejut ternyata parkour bisa membosankan seperti ini, bahkan Brick Mansions yang sama jeleknya dalam hal cerita masih mampu menyuguhkan action yang memorable ketimbang Tracers yang dipaksa untuk terlihat hectic sehingga perlahan terasa melelahkan karena kesan intens yang tidak pernah berhasil terbangun.



Bukan berarti dengan berbagai kelemahan tadi Tracers akan sulit dinikmati semua orang, beberapa mungkin akan terhibur dengan koreografi meskipun kerap mengambil komposisi gambar lebar dan luas sehingga tidak menciptakan intimitas yang membuat penonton seolah menjadi para pelari yang melompat kesana kemari itu. Ah, lupakan momentum, intensitas, adrenalin, bahkan alur yang dinamis, meskipun memberikan pembukaan yang tidak buruk Tracers tidak pernah berhasil menciptakan kesan berani, memilih bermain sangat aman dalam menceritakan sesuatu yang memerlukan dentuman dan hentakan disana sini untuk dapat terasa menarik, bukannya petualangan tenang dan hampa. Bagaimana dengan penampilan Taylor Lautner? Saya sudah katakan diawal, I wish him all the best.










0 komentar :

Post a Comment