19 February 2014

Movie Review: Sunshine on Leith (2013)


"You let me get lucky with you."

Musical is an exception. Saya sendiri tidak tahu apa alasan mengapa perpaduan antara dialog dan lirik ketika menyampaikan perasaan karakter dalam bentuk teatrikal itu selalu mudah untuk menarik atensi, dari Moulin Rouge!, Chicago, Mamma Mia!, Enchanted, dan  Burlesque, hingga edisi terbaru seperti Tangled, Pitch Perfect, The Sapphires, Les Misérables, dan Frozen. Mereka mungkin terkesan aneh, canggung, dan beberapa punya cerita standard, namun selalu ada unsur fun yang mampu menghadirkan senyum ketika menonton. Sunshine on Leith, a sweet and warm musical about family and love.

Davy (George MacKay) dan Ally (Kevin Guthrie) merupakan dua sahabat yang baru menyelesaikan tugas mereka sebagai prajurti angkatan darat Inggris kembali kerumah mereka di Edinburgh, Skotlandia. Kedua pria ini berupaya untuk kembali ke kehidupan normal setelah sebuah tragedi memilukan di Afghanistan yang masih meninggalkan bekas trauma. Davy kembali ke rumah orang tuanya, Jean (Jane Horrocks) dan Rab (Peter Mullan) serta adik perempuannya, Liz (Freya Mavor), yang juga merupakan pacar Ally.

Sedangkan Ally sedikit lebih berat, ia harus menumpang tinggal di rumah saudara perempuannya yang mendapat respon kurang baik dari sang suami. Namun masalah tadi masih berada dalam level yang sangat kecil, karena pada acara ulang tahun pernikahan yang ke-25 Jean dan Rab kembali hadir ujian yang sangat kontras jika dibandingkan tampilan lovey-dovey yang mereka miliki, Rab dan Jean harus berurusan dengan masa lalu, Ally dan Liz menghadapi masalah rencana masa depan, dua polemik tersebut juga memberi dampak pada Davy yang masih berada di tahap awal percintaannya dengan Yvonne (Antonia Thomas).


Sunshine on Leith adalah sebuah kumpulan drama-drama kecil bertemakan keluarga dan cinta yang tidak kehilangan ciri khas dari pertunjukkan musikal. Materi yang terasa kasar hasil karya Stephen Greenhorn juga tidak mampu diubah sepenuhnya menjadi sebuah petualangan yang bergerak halus oleh Dexter Fletcher, ini bahkan akan dengan mudah memberikan suasana canggung bagi penonton yang tidak terbiasa menyaksikan karakter bersenandung dengan irama yang datang entah darimana. Namun bagaimana dengan mereka yang at least tidak pernah merasa terganggu dengan apa yang diberikan oleh Glee? Jika anda salah satu dari mereka, anda yang mengerti point utama dari film seperti ini, anda tidak akan berhenti dibuat tersenyum sepanjang 100 menit.

Banyak kekurangan yang dimiliki oleh Sunshine on Leith, dari materi yang sederhana tadi kita juga hanya akan disuguhkan beberapa konflik kecil yang seperti tidak mau digali terlalu dalam, seolah hanya bermain-main dipermukaan untuk menyampaikan pesan dari isu yang ia usung. Itu belum menghitung narasi yang terasa dipaksa dalam gerak mondar-mandir yang tidak sepenuhnya terangkai dengan rapi, begitupula dengan beberapa durasi lagu yang sedikit berlebihan. Namun apa yang menjadikan film yang diadaptasi dari pertunjukkan panggung dan terinspirasi dari The Proclaimers ini tidak pernah gagal menghadirkan senyum dalam gelap dan terang cerita yang ia miliki adalah keberhasilan Dexter Fletcher mengkombinasi narasi dan emosi dalam sebuah struktur yang padat dan ringan.

Manipulatif, mungkin sederhana seperti itu, dimana kita sadar banyak kekurangan yang tercipta namun perlahan seperti mulai tidak begitu peduli dengan eksistensi mereka setelah terhanyut dalam irama yang ia berikan, baik itu pada cerita dan juga lagu. Di beberapa titik ia mungkin kerap kehilangan power ketika berpindah dari lirik lagu untuk kembali ke dialog, namun Fletcher dengan cerdik dan hati-hati berhasil membentuk “feel” dengan sangat kokoh, faktor kunci dari musikal. Ia berhasil menjebak penonton dalam alur random yang jika ditilik kembali sesungguhnya penuh dengan tabrakan yang dipaksa untuk dapat mengakomodasi tiap konflik memiliki waktu tampil seimbang, namun kemudian hilang dengan mudahnya akibat kehangatan dan keceriaan yang ia suntikkan.

Ya, Sunshine on Leith punya daya cengkeram yang begitu besar terkait atensi penonton. Saya suka dengan sikap percaya diri seperti ini, bagaimana ia tidak malu-malu untuk tampil total di formula standard meskipun pada akhirnya ia harus menjadi sebuah kemasan segmented, begitupula dengan penempatan lagu seperti Make My Heart Fly, Letter from America, dan I'm Gonna Be (500 Miles) yang mampu menghadirkan sinkronisasi mumpuni dengan cerita. Cerita yang ia hadirkan sendiri tidak dapat dikatakan buruk, meskipun tidak tampil terlalu dalam setidaknya Sunshine on Leith mampu menggambarkan berbagai problema kehidupan, memadukan masa lalu dan masa depan dengan tema utama yang bertumpu pada keraguan yang hadir menyelimuti perasaan dengan sokongan ambisi, mimpi, hingga sikap mengalah didalamnya. Manis.

Jajaran aktor juga punya peran penting, terutama pada kemampuan mereka menjadikan setiap masalah yang dibawa tidak tenggelam dalam pertarungan tiga arah. Sedikit sulit untuk menilai siapa bintang utama di film ini karena tiga konflik itu diberikan perlakuan yang sama oleh Dexter Fletcher, mereka punya tingkat kedalaman emosi yang serupa serta porsi yang juga seimbang. Dari segi performa semua seimbang, terutama dalam kesuksesan menyuntikkan nafas ceria kedalam cerita yang predictable, namun jika menilik tingkat keberhasilan dalam membentuk daya tarik dari konflik yang ia bawa George MacKay, Peter Mullan, dan Freya Mavor berada di baris terdepan.


Overall, Sunshine on Leith adalah film yang cukup memuaskan. Saya mau musikal, saya mau sebuah drama dengan nafas teatrikal, dan saya memperoleh itu dari Sunshine on Leith. Klise dan mudah diprediksi, namun sikap penuh percaya diri dan tidak berupaya untuk tampil megah justru mampu menghadirkan feel yang sanggup menolong nyawa cerita hingga akhir, memberikan panggung melankolis dan sentimental dengan berbagai problema standar dalam kisah yang tampil santai, lucu, hangat, dan ceria. Sekalipun banyak kekurangan yang ia miliki, selalu sulit untuk menghapus senyum dari sebuah drama yang mempesona. Watchout your smile at finale.



0 komentar :

Post a Comment