01 July 2021

Movie Review: Wish Dragon (2021)

“Let's make a promise to be best friends forever.”

Sebelum kesuksesan besar lewat ‘Spider-Man: Into the Spider-Verse’ sebenarnya Sony Pictures Animation telah memiliki beberapa film animasi yang oke, tapi tampaknya mereka telah lama terjebak di lingkaran franchises yang hasilnya tidak bisa disebut buruk juga. Mereka telah merilis calon terkuat film animasi terbaik di tahun ini ‘The Mitchells vs. the Machines’ yang sangat ambisius, dan masih di tahun ini pula sebuah animasi musical berjudul ‘Vivo’ akan mereka hadirkan. Hiruk-pikuk tampak seperti penuh ambisi itu tidak tampak di sektor cerita film ini, namun menariknya menjadi jangkar bagi sebuah fantasy comedy yang manis. ‘Wish Dragon’: a happiness vaccines from Chinese Aladdin.


Din (Ian Chen) adalah pelajar yang berasal dari keluarga ekonomi kelas menengah dan suatu ketika ia mulai berteman dengan anak perempuan dari keluarga kaya raya bernama Li Na (Alyssa Abiera). Tidak ada masalah di antara kedua orangtua mereka, Mrs. Song (Constance Wu) dan juga Ayah dari Li Na, Mr. Wang (Will Yun Lee), sehingga keduanya membangun ikatan pertemanan yang sangat kuat. Hingga suatu ketika Li Na harus pindah dari lingkungan tempat tinggal mereka di Shanghai dan kemudian menetap di lingkungan mewah.

Beberapa tahun kemudian Din Song (Jimmy Wong) kini telah bekerja sebagai kurir makanan sedangkan Li Na Wang (Natasha Liu Bordizzo) kini menjadi model terkenal. Din ingin menjalin kembali komunikasi dan mungkin ikatan pertemanannya dengan Li Na dan ia menemukan jalannya lewat sebuah teko pemberian pria asing bernama Pipa God (Ronny Chieng). Dari teko tersebut muncul seekor naga berwarna pink yang bernama Long (John Cho), dan ia beri Din tiga permintaan.

Cerita yang ditulis oleh Sutradara Chris Appelhans itu jelas tidak terasa ambisius, yang ia lakukan adalah mendaur ulang konsep lampu ajaib dan tiga permintaan ke dalam bentuk yang lebih segar, di sini kamu dibawa bertemu teko ajaib sedangkan jinn tampil dalam wujud seekor naga. Karakter utama kita, Din Song, memang bukan copy paste murni dari sosok Aladdin tapi ia memiliki pesona yang sudah dibentuk berada di kelas yang sama, seorang anak muda yang punya mimpi serta kesempatan lantas berhadapan dengan godaan dan rintangan ketika akan menggunakannya. Din di sini punya mimpi yang sederhana, ia ingin berteman kembali dengan Li Na Wang.


Dan itu jalan utama narasi yang menariknya meski tidak sepenuhnya menawarkan kesan segar dari segi materi cerita tapi mampu langsung tampil mengunci atensi sejak awal. Sejak bertemu Din dan Li Na saya sudah dibuat jatuh hati dengan ikatan pertemanan di antara mereka berdua, tidak heran kemunculan Long yang membawa harapan itu terasa menggembirakan buat saya, karena sejak awal rintangan pertama itu muncul Chris Appelhans berhasil membuat saya menginginkan agar Din dapat mewujudkan keinginannya yang sederhana itu. Dan jumlah permintaan yang hanya ada tiga menjadi limit yang simple juga oke bagi perjuangan Din.

‘Wish Dragon’ mendapat keuntungan besar dari pondasi di bagian awal yang terasa kuat. Meskipun setelah dibawa bertemu Shanghai beberapa tahun kemudian sektor cerita tidak menampilkan ekspansi besar, masih terasa sederhana dan menuju ke arah klise dengan kehadiran aksi catch and run itu. Tapi tweak yang dihadirkan Chris Appelhans di sini adalah bagaimana memainkan fokus terhadap cerita agar dapat konsisten terkunci pada perjuangan Din merajut kembali pertemanannya dengan Li Na. Sedangkan perebutan meraih teko menjadi supporting conflict yang membuka banyak ruang bagi karakter untuk dapat bersenang-senang secara lepas dan ringan.


Energi dan pesona yang dihasilkan oleh hal terakhir tadi kemudian menyokong daya tarik narasi yang bermain aman di basic scenario miliknya. Menariknya kesan bahwa Chris Appelhans kekurangan ide segar dalam menulis cerita tidak mengganggu di sini karena pada dasarnya ia berhasil membentuk old-fashioned formula yang classic itu agar tetap berada di jalur yang ia inginkan. Oleh karena itu pula narasi konsisten berlari dengan pace yang cepat tanpa kehilangan pesona yang ia miliki di awal dalam jumlah yang terlalu besar. Memang ada grafik menurun di bagian ini tapi tidak serta merta membuat cerita dan karakter jadi terasa tidak menarik dan menjengkelkan.

Bahkan ketika Din, Li Na, Long, dan karakter lain mulai bermain-main dengan hal gila dan aneh yang mengandalkan fantasi tingkat tinggi, mereka tidak pernah keluar dari jalur dan konsisten menebar rasa gembira yang berdampingan bersama dengan aksi kejar yang quite gripping. Chris Appelhans juga berhasil mendorong beberapa isu dan pesan penting dalam hidup agar dapat terasa eksistensinya di dalam cerita dengan baik, mudah dicerna oleh penonton usia dini dan secara mengejutkan punya komposisi emosi yang cukup oke untuk mengimpresi penonton usia dewasa, sama  seperti berbagai macam humor dan jokes yang disajikan, ringan dan menyenangkan.


Memang saking ringannya konklusi jadi terasa sedikit terburu-buru tapi tidak jadi masalah jika menilik kegembiraan yang telah ia sajikan sejak awal. Seperti halnya dengan design animasi yang ditampilkan di sini, mereka mungkin terkesan datar dan kurang detail dan kurang wow tapi kualitas animasi yang ditangani oleh Base FX itu tetap berada di kelas yang passable, simple namun berhasil menularkan energi milik karakter yang coba digambarkan oleh cerita. Persis seperti suntikan nyawa dari para pengisi suara, masing-masing karakter dengan cepat berhasil menciptakan keunikan mereka serta menjalin chemistry oke dipenuhi dengan banter yang menyenangkan.

Overall, ‘Wish Dragon’ adalah film yang memuaskan. Memang tidak terasa ambisius tapi sejak awal karakter serta cerita dan konflik memiliki pesona yang ditata serta dibentuk dengan baik oleh Chris Appelhans, mengubah mimpi sederhana menjadi perjuangan yang tidak hanya dipenuhi dengan catch and run yang energik saja tapi juga berhasil menyampaikan isu dan pesan penting tentang hidup dengan kualitas emosi yang terhitung oke. ‘Wish Dragon’ memang bukan kemasan yang besar dan segar tapi mampu konsisten menebar rasa gembira, dan itu sudah lebih dari cukup untuk membuatnya menjadi salah satu film animasi paling memorable di tahun ini. Such a sweet fantasy comedy.









1 comment :