18 July 2021

Movie Review: Together Together (2021)

“It takes two people to make a baby.”

Kini manusia semakin berani melakukan hal-hal yang dahulu dianggap tabu serta tidak layak untuk diperbincangkan. Memang seiring berkembangnya jaman semakin mudah bagi setiap orang untuk beropini, diskusi terjadi dan mulai menggeser nilai dari satu hal yang mungkin dulu dianggap tidak normal karena tidak adanya kondisi “terbuka” seperti sekarang ini. Salah satu dari sekian banyak hal tabu itu adalah Ibu pengganti, atau surogasi di mana wanita terikat kontrak untuk meminjamkan rahim miliknya mengandung janin bagi orang lain yang bukan suaminya. To have love. ‘Together Together’ : when love comes in strange ways.


Anna (Patti Harrison) duduk dengan tenang dan santai dalam sebuah interview yang tidak biasa, ia sedang menjawab beberapa pertanyaan yang diberikan oleh seorang pria bernama Matt (Ed Helms), pria yang kemudian sepakat untuk membuat sebuah perjanjian kerjasama dengan Anna. Matt memilih Anna untuk menjadi Ibu pengganti dan mempercayakan wanita berusia 26 tahun itu untuk mengandung calon anaknya. Pria yang kini sudah berusia berusia 40-an itu sendiri belum menikah karena merasa belum menemukan alasan yang tepat untuk melakukan itu.

Tapi ternyata perjanjian yang ia sepakati itu sedikit berada di luar dugaan Anna, ia terkejut melihat bagaimana antusiasnya Matt dalam proses kehamilan yang dijalani Anna. Pria yang bekerja sebagai app developer itu ingin agar ia terlibat pula di dalam proses tersebut tadi, ia ingin ikut hadir di setiap check-up rutin dan bersama-sama rutin pula menghadiri sharing session dengan therapist. Hal tersebut membuat Anna merasa ada koneksi yang berbeda antara dirinya dengan Matt, sesuatu yang tidak ia rasakan di proses kehamilan sebelumnya.

Film dibuka oleh Sutradara dan Screenwriter Nikole Beckwith dengan menggunakan sebuah interview antara dua karakter utamanya, si calon Ibu pengganti yang secara langsung menjawab pertanyaan dari si calon ayah. Interview tersebut berjalan biasa, terasa normal tapi dengan sangat cepat langsung membentuk karakterisasi dari dua karakter utama. Dari sana kamu diyakinkan oleh Beckwith bahwa Anna merupakan seorang wanita yang sederhananya hidup dengan sikap easygoing, ia tidak memiliki masalah menjadi Ibu pengganti dan tidak masalah dengan citra yang mungkin akan muncul dari keputusannya itu. Anna sosok yang tenang, sangat kontras dengan Matt.


Ketika Anna langsung mengokohkan dirinya berdiri sebagai titik pusat lain halnya dengan Matt, pria 40 something itu membangun pesonanya secara perlahan melalui kegelisahan yang terbentuk secara bertahap. Matt mungkin tampak normal ketika interview tapi dari ekspresi sederhana kamu bisa rasakan vibe dari seseorang yang dihantui rasa bimbang, tidak hanya pada siapa yang akan ia pilih tapi juga pada keputusannya untuk menggunakan Ibu pengganti. Ia cemas ketika menemani Anna menjalani pemeriksaan, ia juga tampak kurang senang dengan jawaban Anna yang sangat tenang ketika mereka berdua bertemu secara reguler dengan therapist.

Dari sana sumber kejutan ‘Together Together’ karena meskipun mengusung cerita tentang Ibu pengganti namun ternyata ide utamanya adalah mendorong eksplorasi terkait makna dari kata cinta serta keindahan yang dimiliki dari anugerah menjadi orang tua. Nikole Beckwith tidak membangunnya secara ekspisit tapi dengan sangat baik menebar berbagai clue kecil yang lalu berakumulasi lewat aksi yang ditunjukkan oleh Matt dan Anna. Progress kehamilan ditunjukkan lewat informasi trimester tapi juga ada progress yang menarik pada hubungan antara Matt dan Anna, sebuah pintu bagi mereka untuk maju dan melangkah ke chapter selanjutnya di hidup mereka.


Want and have menjadi konflik dan disorot dengan manis oleh Nikole Beckwith, ada ikatan serta koneksi yang dibangun di mana berkumpul berbagai macam isu menarik lain di sana. Contohnya seperti bagaimana Matt dan Anna merupakan penggambaran dari orang-orang yang kalau menggunakan ungkapan dari Korea adalah bagian dari Sampo generation, mereka yang memutuskan “menyerah” pada beberapa hal dalam hidup mereka. Matt tidak mau menikah, sedangkan Anna seperti enggan memiliki anaknya sendiri, dan deal surogasi memberi kesempatan bagi mereka untuk belajar lebih jauh lagi tentang betapa indahnya hal-hal yang selama ini mereka coba hindari.

“I don't think being alone is a bad thing” mungkin adalah semacam disclaimer dari Nikole Beckwith karena memang tidak ada kesan judgmental ke arah sana, justru di sini dua karakter utama ditempatkan untuk keluar dari “sometimes things just don't work out” yang membuat mereka enggan untuk mencoba. Saya juga suka teknik eksposisi yang digunakan, konflik muncul dan berkembang lewat daily convo antara Matt dan Anna yang terasa ringan tapi tetap mampu menyajikan isu dan pesan. Ada dramatisasi seperti beberapa gesekan pada saat acara baby shower, mereka berhasil mendorong agar isu dan pesan agar terasa semakin tajam tapi tanpa mengorbankan tone ringan dan santai yang mendominasi sejak awal.


Masalah perbedaan usia, Matt yang ingin ikut merasakan pengalaman menjadi orang tua yang menantikan kelahiran anaknya, Matt merecoki Anna tapi juga menjaganya dengan lembut, semua juggling di dalam narasi yang bergerak tenang dengan selipan komedi yang menyenangkan, menyajikan humor dan jokes yang tipis tapi berfungsi dengan baik untuk membuat penontonnya tertawa kecil. Dan dieksekusi dengan baik oleh Ed Helms dan Patti Harrison. Sejak awal mereka langsung tancap gas membuat karakter Matt dan Anna punya pesona yang menarik dan dari sana banter di antara mereka selalu menyenangkan untuk diikuti berkat chemistry hangat yang memikat.

Overall, ‘Together Together’ adalah film yang memuaskan. Fokusnya memang pada proses kehamilan dengan menggunakan sistem Ibu pengganti, sesuatu yang belum terlalu umum di masyarakat, tapi di balik itu tersimpan eksplorasi yang ringan dan hangat tentang cinta dan orang tua. Sebuah penggambaran yang terasa sangat segar berkat kepiawaian Nikole Beckwith baik dalam meramu script, membentuk konflik, menata tone cerita serta menyelipkan suntikan emosi dalam kadar yang tepat guna. Sebuah feel-good comedy with good sensibilities yang tidak hanya sebatas tampil witty saja tapi juga terasa thoughtful secara tepat guna. 




 




1 comment :