08 June 2021

Review: Friends: The Reunion (2021)

"Wow, this is not your average television show."

Buat beberapa orang mereka mungkin masih “kalah” dari ‘Seinfeld’ tapi jika bicara popularitas maka ‘Friends’ menciptakan sebuah kompetisi yang ketat terutama bagi para Generasi X dan Millennials. Kisah tentang enam orang sahabat yang tinggal di sebuah apartemen dan saking eratnya ikatan persahabatan membuat mereka seperti sebuah keluarga, ‘Friends’ adalah sebuah fenomena di era tahun 90-an, mengangkat nama para aktor serta dapat dikatakan menjadi inspirasi dari beberapa serial tv yang hadir setelahnya. Setelah sekian lama tidak bertemu enam aktor itu dipertemukan kembali di dalam sebuah reuni. ‘Friends: The Reunion’ : I'll be there for you, 'cause you're there for me too.


Monica Geller (Courteney Cox) bersama dengan saudaranya yang bernama Ross Geller (David Schwimmer) tinggal di sebuah apartemen bersama tiga orang sahabat mereka, Phoebe Buffay (Lisa Kudrow), Chandler Bing (Matthew Perry) dan Joey Tribbiani (Matt LeBlanc). Suatu ketika mereka bertemu dengan teman Monica yang baru saja kabur dari pernikahannya, Rachel Green (Jennifer Aniston). Selama sepuluh tahun enam orang sahabat itu hidup bersama dengan ditemani berbagai suka dan duka.

Di awali di tahun 1994 dan berakhir di tahun 2004, tepat 17 tahun lebih beberapa hari kemudian para aktor dipertemukan kembali dalam bentuk sebuah reuni untuk bersama-sama “mengunjungi kembali” kenangan yang pernah mereka ukir bersama lewat enam karakter sahabat tadi. Mereka kembali ke sets of the original show yang meskipun dibangun kembali tapi masih menyimpan berbagai kenangan mereka. Mereka juga hadir dalam sebuah talk show yang dipandu oleh James Corden. 

Durasi totalnya adalah 104 menit tapi saya menggunakan waktu yang lebih panjang untuk menyelesaikan ini. Bukan berarti ini boring melainkan karena begitu banyak momen yang saya gunakan untuk rewind ke momen sebelumnya dan kembali tertawa dengan lelucon yang ditampilkan. Ini memang semacam nostalgia bagi para penonton yang telah menyaksikan salah satu tv-series paling legendaris di industri pertelevisian, menyaksikan kembali aktor dari enam karakter sahabat yang lucu itu berkumpul kembali dan melihat kilas balik dari kenangan dan sejarah yang dahulu pernah mereka ciptakan bersama.


Awalnya saya mengira ini akan dikemas layaknya murni sebuah film dokumenter tapi sepertinya ada strategi lain dari Sutradara Ben Winston untuk mengedepankan feel dari sebuah reuni itu sendiri. Penonton tidak dibawa masuk terlalu jauh menuju proses di balik terbentuknya ‘Friends’ serta berbagai dramatisasi di dalamnya, di sisi lain kita disajikan sebuah acara kumpul bersama dan mengenang masa-masa indah yang Rachel, Monica, Phoebe, Joey, Chandler, dan Ross dulu alami. Selipan interview yang dipandu oleh James Corden menciptakan ruang yang lega untuk itu, memiliki beberapa kejutan yang oke di dalamnya.

Memang beberapa di antaranya mungkin akan terkesan dipaksakan, seperti muncul Justin Bieber, Cara Delevingne, dan Cindy Crawford dalam bentuk sebuah fashion show yang jika ditilik dari sisi positif sebenarnya memiliki tujuan sebagai sebuah apresiasi dari beberapa potongan kecil kenangan indah dari ‘Friends’. Terselip baik sebenarnya, termasuk guest star dari Maggie Wheeler namun tidak seperti beberapa interview yang tampak dipaksakan seperti BTS dan David Beckham misalnya, belum lagi kemunculan Lady Gaga yang terasa cukup cringe itu. Hal-hal semacam ini yang mungkin akan membuat beberapa penonton terasa terganggu meski fokus kepada enam aktor tetap kokoh di tengah.


Saya suka dengan cara Ben Winston menempatkan posisi dari enam aktor ini sebagai sahabat lama yang bertemu kembali setelah sekian lama terpisah, memberi mereka beberapa tugas yang juga tepat seperti recreation scenes dengan membawa script dan didampingi dengan footages dari series. Suara mereka ditata dengan baik agar dapat berpadu dengan footage, ada kesan lucu dan juga rasa hangat menyaksikan kembali mereka memainkan karakter masing-masing. Begitupula ketika permainan quiz legendaris itu muncul, enam aktor itu seperti menghidupkan kembali karakter mereka yang telah tertidur lama dengan pesona yang masih oke.

Di samping hal-hal tadi tentu dibutuhkan sesuatu yang lebih “deep” dari sekedar sebuah ajang reuni, untuk menyokong itu digunakan interview proses rekrutmen serta pengalaman dari duet creator David Crane dan Marta Kauffman serta executive producer Kevin S. Bright saat bekerja sama dengan para aktor. Proses rekrutmen sendiri punya beberapa hal menarik yang membuat ikatan emosi antara penonton dengan enam karakter tersebut jadi mekar kembali serta mempertebal pesona dari kesuksesan yang telah mereka raih dan ciptakan dahulu. Bagian ini disunting dengan gerak cepat dan efektif termasuk ketika ditata bersama footage, cukup smooth.


Yang patut diacungi jempol adalah di balik “batas” yang mungkin telah ditetapkan sejak awal di sini Ben Winston bersama tim berhasil membentuk narasi yang terus bergerak dengan semangat menyenangkan ciri khas ‘Friends’. Hal ini yang membuat meski terdapat beberapa minus seperti di atas tadi namun penonton tidak pernah masuk ke dalam sebuah ruang di mana rasa tertarik mereka turun. Justru terus naik sekalipun narasi sempat terasa jumpy di beberapa bagian. Itu juga menjadi sebuah bukti bagaimana kuat dan kokohnya pesona dari enam karakter ‘Friends’, they has  this magic and can hold every single scenes by themselves.

Overall, ‘Friends: The Reunion’ adalah sebuah reuni yang menyenangkan. Dari the Central Perk, apartments, hingga water fountain, para aktor berjalan bersama para penonton untuk mengunjungi kembali set dan kenangan manis dari serial ‘Friends’. Dari peragaan ulang lalu hingga behind-the-scenes footage, meski memang terkesan sedikit terburu-buru namun tetap berhasil menjadi sebuah reuni yang efektif dalam menyajikan kembali pesona yang dimiliki enam karakter serta serial ‘Friends’ sendiri dalam cakupan yang lebih luas, menunjukkan kepada penonton mengapa serial ini sangat dicintai oleh begitu banyak penonton. Ini berhasil membuat saya ingin menyaksikan lagi serial ini dari seri pertamanya. Segmented. So I guess this is it. 








1 comment :