14 March 2021

Movie Review: Tom & Jerry (2021)


"We have a mouse problem."

Di era ketika semua hal tampak berkembang dengan sangat cepat sekarang ini tentu masih ada beberapa “hal manis” yang eksis sebelumnya dan mampu untuk tinggal serta menetap di dalam hati serta pikiran penonton. Salah satu di antara hal manis tersebut adalah dua karakter kartun di mana hubungan mereka kerap digunakan sebagai istilah dari sebuah pertarungan yang tiada akhir, seperti cat and mouse fight dengan bumbu “perang gerilya” yang menggelitik. Dan tentu di luar nalar manusia. Lalu apakah ketika Tom dan Jerry dimasukkan ke dalam sebuah live action film, apakah hal manis yang mereka punya kualitasnya akan tetap sama? ‘Tom & Jerry’ : an erratic comedy slapstick.


Seorang wanita bernama Kayla (Chloë Grace Moretz) masuk ke dalam Royal Gate Hotel untuk menikmati sarapan “gratis” namun ternyata dengan aksi cerdiknya justru berhasil diterima oleh Mr. Dubros (Rob Delaney), General Manager dan pemilik Hotel tersebut, sebagai wedding planner. Royal Gate memang tengah bersiap untuk menjadi tempat penyelenggaraan acara pernikahan pasangan terkenal, Ben (Colin Jost) dan tunangannya Preeta (Pallavi Sharda). Ide yang diinginkan oleh keduanya menciptakan tugas berat bagi Kayla, yang kehadirannya ditentang oleh Terence (Michael Peña).


Terence pula yang menentang keputusan Kayla untuk merekrut kucing liar bernama Tom, yang dipercaya oleh Kayla untuk membantunya menemukan Jerry, tikus kecil yang baru saja tiba di New York dan menemukan tempat di salah satu bagian gedung Royal Gate Hotel sebagai rumah barunya. Kayla cemas kehadiran Jerry tidak hanya dapat menimbulkan masalah pada acara pernikahan yang sedang ia persiapkan itu namun juga berpotensi merusak citra Royal Gate sebagai salah hotel terbaik di kota New York. Kayla salah ketika menilai Tom akan dengan mudah menangkap Jerry karena ia adalah tikus yang cerdik.

Well, kalau kamu baca sinopsis di atas mungkin banyak di antara kamu akan dengan mudah tersenyum karena memang cerita yang ditulis oleh Kevin Costello dari short film karya William Hanna dan Joseph Barbera itu memang tidak jauh berbeda dari kisah antara Tom dan Jerry di film-film kartun mereka selama ini. Dipenuhi dengan perang gerilya yang bergerak cepat kedua karakter utama kita itu ditempatkan pada berbagai situasi di mana mereka harus saling mengalahkan satu sama lain. Tentu itu dilakukan dengan aksi-aksi yang sangat mengandalkan slapstick comedy andalan mereka selama ini, membuat penonton tertawa dan terhibur dengan menempatkan nalar mereka berada di posisi ke sekian untuk sejenak.


Seperti yang kita telah ketahui bersama bahwa Tom dan Jerry gemar membuat hidup sulit hidup masing-masing secara bergantian, konsep tersebut tetap dipertahankan oleh Sutradara Tim Story di mana cukup banyak ruang yang dipersiapkan bagi Tom dan Jerry untuk mempertontonkan “keahlian” dari dua musuh bebuyutan itu. Hal tersebut sangat membantu saya untuk dengan mudah langsung klik dengan karakter animasi itu, kesan familiar membantu terbentuknya koneksi saat menyaksikan Tom dan Jerry bermain cat-and-mouse game. Tapi apakah formula semacam itu dapat bekerja dengan baik jika ditampilkan secara terus menerus dalam durasi panjang? Saya rasa potensi untuk terasa jenuh ada di angka yang sedikit lebih besar.

Itu fungsi dari karakter manusia di sini, mereka ditugaskan menjadi penyeimbang dan mungkin sebagai mesin penggerak utama narasi saat Tom dan Jerry sibuk saling serang satu sama lain dalam kecepatan tinggi. Saya suka dengan latar belakang yang dibentuk pada karakter Kayla, berawal dari aksi cerdik-nya itu cerita jadi memiliki  ketergantungan yang oke pada sosok Kayla dengan menempatkannya sebagai pusat masalah lainnya. Ada masalah yang harus Kayla selesaikan dan konsep from zero to hero bermain di sana, ya lengkap pula dengan beberapa pesan sederhana terkait hidup seperti sikap terus bermimpi dan pantang menyerah misal. Ini oke dan hadir dalam kapasitas oke pula, tidak menjadi semacam beban bagi cerita.


Di sisi animasi saya suka eksekusi Tim Story beserta tim miliknya dalam membuat karakter kartun cukup klik dengan real environment, ada pesona comic yang oke pada masing-masing karakter meski tetap ada kesan ganjil di balik keputusan untuk mempertahankan penggunaan warna yang terlihat terlalu terang dan kurang kontras itu. Tapi overall tidak buruk, mereka tetap punya visual appeal yang terasa oke. Tapi sayangnya di bagian ini pula sumber masalah yang membuat punch dari ‘Tom & Jerry’ terasa seperti kurang nendang, meskipun klik dengan real environment cerita tapi tidak ada integrasi dan koneksi yang kuat di antara dua “dunia’ tersebut, mereka seperti berdiri di sisi masing-masing.

Hasilnya tidak ada “feel” yang oke pada interaksi konflik karakter manusia dengan karakter animasi dan membuat seolah mereka merupakan dua bagian terpisah dari segi cerita. Memang pada narasi kedua hal tadi berkombinasi tapi tidak ada simbiosis yang kuat di sana, cerita tentang pernikahan itu berjalan sendiri sedangkan di sisi lain Tom dan Jerry asik melakukan perang gerilya andalan mereka, aksi dagelan yang merajalela dan kerap membuat narasi tidak bergerak maju. Ini meninggalkan Kayla dan karakter manusia lainnya seperti boneka, mereka menyuntikkan energi yang oke bagi karakter mereka namun sayangnya simbiosis dengan karakter animasi justru hadir dengan kualitas yang cukup berantakan dan clumsy.

Overall, ‘Tom & Jerry’ adalah film yang cukup memuaskan. Terlepas dari beberapa kekurangan yang ia punya di mana mayoritas di antara mereka terasa mencolok tapi hasil akhir film ini tidak buruk, cukup menghibur terutama pada bagian animasi itu. Tom dan Jerry diberi keleluasaan yang sangat besar untuk mempertontonkan pada penonton keahlian mereka sebagai dynamic duo, aksi slapstick mereka terasa asyik untuk diikuti di samping plot komedi yang terasa tertatih-tatih di sisi lain narasi. Andai saja ada simbiosis yang lebih tertata rapi antara cartoon dan real environment mungkin hasil akhir dapat jauh lebih baik. Ya, not bad, quite fun.






1 comment :

  1. 'Maybe we just need to stop comparing ourselves to everybody and just work for it.'

    ReplyDelete