27 July 2020

Movie Review: The Rental (2020)


“Somebody was watching, looking right back at us.”

Damn, film ini seolah menjadi media yang digunakan oleh Dave Franco untuk memperkenalkan kembali dirinya sebagai sosok yang punya kapabilitas mumpuni sebagai seorang Sutradara. Tidak seperti image konyol yang seolah telah lekat pada dirinya selama ini di debut penyutradaraannya kali ini Dave Franco justru memilih menggunakan genre horror sebagai arena bermain yang kemudian ia campur dengan misteri dan thrill bersama berbagai trik klasik dan klise genre-genre tersebut. ‘The Rental’ : an intriguing and super effective horror.

Ketika jam kerja kantor mereka telah usai, Charlie (Dan Stevens) dan Mina (Sheila Vand) tampak sedang mengisi waktu luang mereka mengamati sebuah website yang jasa penyewaan rumah. Mereka berdua berencana untuk merayakan kesuksesan mereka di tempat kerja dengan liburan bersama di akhir pekan. Tidak hanya mereka berdua, Charlie akan membawa Istrinya Michelle (Alison Brie) sedangkan Mina bersama Josh (Jeremy Allen White), kekasihnya yang juga merupakan adik laki-laki Charlie. Menggunakan satu mobil bersama dengan anjing bernama Reggie mereka berangkat menuju rumah yang berada di tepi tebing dengan pemandangan laut yang indah.

Tapi liburan singkat tersebut sebenarnya telah terasa ganjil ketika pengajuan sewa yang diajukan oleh Mina ditolak, namun pengajuan Charlie tidak lama setelahnya justru diterima oleh pemilik rumah. Hal ganjil berlanjut ketika mereka bertemu dengan pemilik rumah, pria bernama Taylor (Toby Huss) yang kemudian dilabeli sebagai sosok rasis oleh Mina. Hal-hal ganjil tersebut seolah menjadi pertanda liburan singkat itu sebenarnya tidak “diijinkan” untuk terjadi, karena yang kemudian terjadi adalah kemunculan berbagai hal buruk.
Screenplay yang ia tulis bersama dengan Joe Swanberg berhasil dibentuk ke dalam sebuah presentasi yang terasa padat oleh Dave Franco. Di sini ia tidak mencoba untuk menghadirkan gebrakan yang benar-benar baru dan berbeda di genre horror, ‘The Rental’ justru ia isi dengan berbagai materi klasik dan juga klise yang terasa sangat familiar bagi penonton, terutama bagi para penggemar genre tersebut. Kuncinya terletak pada berbagai hal-hal buruk atau bad luck yang menimpa Charlie dan tiga rekannya tersebut, ada runtutan masalah yang terasa oke dari awal mereka dibentuk sampai dengan ketika cerita menyentuh garis finish.

‘The Rental’ memiliki narasi yang mampu mengurai masalah ke dalam bentuk tahapan yang menarik serta tanpa menciptakan scene dengan kesan “kosong” yang mengganggu. Semua scene terasa composed, semua terasa dikendalikan dengan baik serta mampu menjadi berbagai kepingan kecil yang oke di dalam proses menyusun puzzle yang dilakukan Franco. Di awal kita sudah dibawa bertemu dengan vibe “unik” yang terpancar dari dua karakter dan dari sana vibe tersebut terus eksis serta selalu menjadi hal yang mencuri perhatian penonton. Itu adalah plot yang sukses menghadirkan gesekan menarik sebelum akhirnya menimbulkan ledakan yang membuka pintu masuk bagi plot lainnya.
Film horror yang bermain dengan formula seperti ini kerap sangat mudah untuk jatuh ke dalam situasi mengalami kesulitan ketika ia beralih dari babak awal yang mencoba “menggoda” penonton menuju ke babak utama. Namun tidak dengan ‘The Rental’, Dave Franco dengan terampil menghubungkan kedua babak tersebut dengan transisi yang terasa smooth. Hal tersebut tidak lepas dari konflik atau plot pendamping yang ia suntikkan ke dalam cerita, yaitu bagaimana empat sosok manusia yang saling mengenal tersebut harus mulai berusaha bertarung dengan rasa panik yang mereka rasakan. Situasi genting tidak hanya tertata rapi namun juga menghasilkan thrill yang terasa cukup dinamis serta mampu konsisten mengikat atensi penonton.

Salah satu eksekusi yang menarik di sini adalah bagaimana Dave Franco bersama dengan Joe Swanberg dan juga Mike Demski tidak membuat penonton menaruh terlalu banyak simpati kepada karakter. Empat manusia itu bukan penjahat namun ada beberapa masalah yang berputar di antara mereka dan kemudian membuat situasi “terjebak” yang mereka hadapi tersebut seperti sesuatu yang “tidak mengherankan” akhirnya terjadi. Itu membuat feel yang dihasilkan ‘The Rental’ terasa unik terlebih karena empat karakter utama itu merupakan sosok yang mengerti “cara bermain” di dalam situasi sulit yang mereka hadapi, dan dampak domino dari sana membuat proses hunting jadi terasa fun.
Babak akhir adalah buah manis dari kesabaran yang ditunjukkan oleh Dave Franco. Ketika ia telah selesai merangkai tahapan-tahapan berisikan perputaran konflik yang sederhana, Franco lalu membawa penonton masuk ke dalam sebuah thriller oktan rendah yang oke. Pace cerita dikendalikan dengan baik, terasa dinamis dengan aksi push and pull yang oke dan mampu membuat fokus penonton terus berada di dalam genggamannya. Hal tersebut juga dibantu atmosfir di dalam cerita yang terasa pas, Dave Franco seolah tidak mau membuat ‘The Rental’ menjadi horror yang terasa too draining sehingga ia menerapkan tone dark dalam kualitas cukup yang cenderung stabil hingga akhir tapi sukses mengakomodasi dengan baik ruang bermain bagi cerita, terutama untuk misteri.

Kualitas misteri The Rental’ terasa oke, terasa formulaic namun bekerja dengan sangat efektif terutama dalam menebar thrill. Dave Franco tidak bekerja sendiri dalam hal ini, para aktor juga punya andil besar dalam menjaga perputaran cerita terus terasa intriguing. Tidak ada yang sangat dominan di antara empat pemeran utama, masing-masing memiliki kesempatan yang sama besarnya dan mereka berhasil menggunakan kesempatan itu dengan baik. Dan Stevens membuat Charlie layaknya kacang dengan kulit yang tidak busuk, Alison Brie membuat Michelle menjadi jangkar yang oke bagi konflik terbesar, Sheila Vand membuat Mina terus menebar gesekan yang oke, sedangkan Jeremy Allen White membentuk Josh sebagai oddball polos yang menarik.
Overall, ‘The Rental’ adalah film yang memuaskan. Pada review ini berulang kali saya menekankan bagaimana fokus, atensi, dan perhatian saya sebagai penonton terasa terpaku kepada cerita dan karakter, karena memang itu adalah pencapaian paling menawan dari film ini. Menggunakan pola dan formula klasik dari perpaduan antara horror, misteri, dan juga thriller, Dave Franco berhasil membuat sebuah hiburan yang mampu secara konsisten membuat penonton merasa tertarik dengan apa yang sedang terjadi, dan apa yang akan terjadi. Semua ia lakukan dalam eksekusi yang terasa sangat efektif. Such a good debut. Segmented. 















1 comment :