12 August 2016

Movie Review: Coin Locker Girl (2015)


Kekuatan yang dimiliki oleh cinta memang merupakan sebuah misteri, ia tidak hanya mampu membuat hal buruk menjadi baik namun cinta juga memiliki kemampuan untuk mengubah hal yang baik menjadi buruk, bahkan menjadi super buruk. Bagaimana pengaruh besar cinta dan kasih sayang dalam kehidupan manusia coba diceritakan oleh film ini dengan cara yang tersirat, berlandaskan kisah tentang keluarga yang kemudian masuk ke dalam bencana dalam perpaduan drama bersama unsur crime yang juga tidak malu tampil liar dan brutal. Coin Locker Girl (Chainataun): when love wake blind criminals.

Seorang anak perempuan ditinggalkan secara paksa oleh dua orang pria yang memanfaatkannya bersama anak-anak lainnya untuk mendapatkan uang dengan cara menipu di dalam subway. Tapi ketika anak-anak yang lain menangis karena perlakuan kasar yang mereka terima anak perempuan yang satu ini tetap tenang. Kepribadiannya tersebut berhasil dibaca oleh seorang wanita bernama Ma Woo-hee (Kim Hye-soo), ia diadopsi dan kemudian bekerja di bawah perintah Woo-hee. Ma Woo-hee yang dikenal dengan panggilan “Mother” merupakan seorang rentenir berperawakan tenang namun keji di Chinatown, Incheon, menjalankan kegiatan illegal berupa perdagangan organ tubuh manusia yang ia peroleh dari peminjam yang tidak mampu membayar.

Ma Il-young (Kim Go-eun) dengan cepat tumbuh menjadi salah satu dari empat anak asuh Ma Woo-hee yang selalu dia andalkan. Suatu ketika Il-young ditugaskan untuk menagih hutang dari seorang pria bernama Park Seok-hyun (Park Bo-gum), seorang koki yang menderita karena hutang sang ayah yang kabur ke Filipina. Tidak seperti biasanya Il-young terkejut ketika mendapat respon ramah dari Seok-hyun, ia bahkan membuatkan pasta untuk Il-young. Sikap Seok-hyun kepadanya membuat Il-young menjadi goyah dan luluh namun celakanya hal semacam itu tidak ada di dalam kamus milik Woo-hee. Sisi lembut dari dunia yang selama ini sulit ia temukan dan rasakan dalam kehidupannya membuat mata Ma Il-young “terbuka” dan mencoba melakukan perlawanan.  


Konsep film ini sangat sederhana tapi fokus pada usaha bercerita tentang kasih sayang dan cinta di dalam kehidupan setiap manusia berhasil dicapai dengan baik oleh sutradara dan screenwriter Han Jun-hee. Jika membaca kembali sinopsis di atas tadi maka yang tersirat tentu saja sebuah kisah kejahatan yang mencoba tampil mengerikan, namun ketimbang sepenuhnya tampil di elemen crime Han Jun-hee coba gabung hal tersebut dengan drama bertemakan family dalam keseimbangan yang terasa manis. Sejak awal kita telah dibawa masuk oleh ‘Coin Locker Girl’ ke dalam sebuah “dunia” yang kelam, menggunakan skema serupa seperti ‘A Bittersweet Life’ film ini tetap mampu terus mencengkeram penonton di dalam tone dan atmosfir “mengerikan” tapi di sisi lain juga mendorong maju kisah sederhana tentang cinta dan kasih sayang. Itu yang membuat ‘Coin Locker Girl’ terasa bittersweet, penonton tahu di sana ada cinta tapi yang terjadi di sekitarnya merupakan hal-hal yang cukup gila.

Sulit untuk memasukkan film ini ke dalam kategori melodrama, ia terus menjual drama tapi ketika berurusan dengan elemen crime Han Jun-hee tetap maju secara total. Cukup hardcore, tidak ada kesan “tonedown” di elemen ini yang juga membuat gesekannya bersama unsur family di dalam cerita terasa menarik. Bergerak lurus, segala masalah memiliki konsekuensi yang kemudian diselesaikan dengan pukul atau tusuk, hal yang membuat aksi mengamati ‘Coin Locker Girl’ menjadi menarik karena mampu tampil dengan kadar kejut yang baik. Han Jun-hee cermat dalam memainkan irama cerita, kita diajak menyaksikan drama dari wanita yang mencoba untuk bahagia dalam yang terasa intens dan mampu mencengkeram penontonnya dengan baik. Itu selalu mampu menjauhkan ‘Coin Locker Girl’ dari rasa monoton yang sesungguhnya punya potensi besar terlebih jika menilik cerita yang bukan merupakan usaha menjawab sebuah pertanyaan rumit. 


Apa itu cinta dan kasih sayang? Ya, sepanjang film pertanyaan tersebut sempat mampir ke dalam pikiran namun ketika ‘Coin Locker Girl’ telah berakhir ia mencuri panggung utama. Misi utama Ma Il-young selama ini adalah menjalankan perintah Mother untuk tetap menyandang status “useful” tapi pemberontakan yang terjadi mengubah hubungan di antara mereka. Yang menarik dari sana adalah skenario tersebut kemudian memaksa Mother untuk memahami apa itu kasih sayang yang selama ini tidak menjadi bagian dari sistem yang terapkan pada anak asuhnya, naluri seorang ibu akhirnya membuat Woo-hee mengerti siapa sebenarnya yang useful dan useless di antara dirinya serta anak asuhnya selama ini. Itu salah satu momen menarik dari film ini, seperti yang disebutkan di awal tadi Han Jun-hee tampilkan isi dari drama secara tersirat tapi meninggalkan impresi yang memikat, memiliki lapisan emosi yang manis.

Kualitas emosi yang manis di ‘Coin Locker Girl’ lahir berkat kemampuan Han Jung-hee dalam menjaga agar hal positif  di dalam cerita tidak pernah kalah dari berbagai hal negatif yang terjadi di sekitarnya. Apa yang penonton saksikan pada dasarnya merupakan aksi catch and run dalam atmosfir cerita yang kelam tapi kisah ini tidak pernah jatuh menjadi sebuah drama keluarga yang terasa seperti menjual hal-hal negatif walaupun sesekali diwarnai dengan momen brutal yang kejam. Han Jung-hee piawai dalam menampilkan kisah tentang “manusia” di panggung utama, meskipun karakter melakukan tindakan yang tidak menyenangkan tapi dibuat oleh Han Jung-hee agar mereka memiliki kerentanan ketika berhadapan dengan konflik. Itu cara yang klasik tapi berhasil digunakan dengan baik di ‘Coin Locker Girl’ untuk memperkuat tujuan utama tentang kasih sayang, cinta, dan keluarga. 


Hal tersebut juga tidak lepas dari kesan believable yang penonton rasakan dari karakter meskipun kita tahu cerita sendiri berisikan sesuatu yang brutal dan sulit kita temukan dengan mudah sehari-hari. Apa yang ingin dilakukan oleh Han Jung-hee di sini adalah seolah ingin menunjukkan kontras yang Il-young rasakan di antara dua dunia yang berbeda, dunia ketika ia belum merasakan kasih sayang dan dunia setelah ia merasakan indahnya kasih sayang. Meskipun scene terakhir memperkuat kesan ambigu namun Han Jung-hee tetap mampu membuat penonton pulang dengan presepsi bahwa apa yang akan Ma Il-young lakukan selanjutnya merupakan sesuatu yang negatif namun lebih positif ketimbang Ma Woo-hee. Itu juga diakibatkan karena penilaian penonton padanya telah tumbuh di sisi positif, kita peduli pada eksistensinya dan penonton percaya ia tidak akan jatuh kembali ke titik semula.

Pencapaian tersebut juga berkat kinerja cast yang mumpuni. Beberapa pemeran pendukung seperti Ko Gyung-Pyo, Cho Hyun-Chul, dan Park Bo-geom berhasil menampilkan karakter mereka dengan baik namun fokus cerita sejak awal terletak pada dinamika hubungan antara Il-young dan Wo-hee. Motivasi karakter yang terus tampil “gelap” tidak menghalangi Kim Hye-soo dan Kim Go-eun untuk bersinar lewat masing-masing karakter mereka juga ketika mereka harus tampil bersama. Kim Hye-soo mempertahankan kesan tenang namun keji yang dimiliki Wo-hee dengan baik, antagonis dengan kedalaman emosi yang oke, sedangkan Kim Go-eun berhasil menggambarkan wanita muda yang beranjak dewasa dan mulai terbuka matanya akibat cinta sehingga mencoba keluar dari pengaruh buruk yang selama ini menemaninya. Dua pemeran wanita ini tidak terlalu sering berbagi layar bersama namun ada Wo-hee ketika melihat Il-young, dan ada Il-young ketika melihat Wo-hee, hal yang membuat cerita terasa cukup memilukan. 


Overall, Coin Locker Girl (Chainataun) adalah film yang memuaskan. Dengan berbagai pukulan, tusukan, serta darah ‘Coin Locker Girl’ merupakan sebuah crime movie yang brutal namun di sisi lain memiliki hati yang manis di panggung utama dalam bentuk sebuah drama keluarga. Kisah yang kelam dengan thrill dan suspense yang oke, memiliki kinerja cast yang mumpuni terlebih dari dua aktris utama, mampu meraih emosi dan simpati penonton pada karakter dan cerita. Bersama script dengan substansi yang memiliki impact manis meskipun tampil tersirat di tengah kerumunan hal-hal brutal di sekitarnya, Han Jung-hee berhasil menampilkan sebuah human story yang manis dalam bentuk crime drama yang brutal dan berani namun tetap memiliki “hati” yang tidak kalah maksi. Segmented. 













Note: This movie is not eligible for PNMA6.  

3 comments :

  1. KEREEENNNN!!!film-film yg pantas di review akhirnya mulai di review satu per satu, seneng ngeliat nya karena sekarang udah ngga melulu film barat... selanjutnya inside men,the phone,the classified file,missing you,insane masuk daftar film yg bakal di review juga kan??? di tunggu juga 3 film yg sedang merajai tangga box office korsel yaitu tunnel,the last princess dan operation chromite... fighting!!!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tiga film yang disebutkan terakhir bagian dari KMW2, jadi akan direview. :)

      Delete
    2. This comment has been removed by the author.

      Delete