26 June 2016

Review: The Secret Life of Pets [2016]


"We can find our way home."

Ini mungkin akan terasa aneh tapi jika kamu memiliki hewan peliharaan pernahkan terlintas di pikiranmu apa yang mereka lakukan ketika kamu meninggalkannya untuk pergi bekerja. Jika ia seekor anjing apakah ketika tidak ada manusia di sekitarnya ia akan berbicara bahasa hewan dengan kucing tetangga atau tikus yang bersembunyi di bawah tempat tidurmu? Apakah ia hanya duduk di ruang tamu menunggu kamu pulang atau justru bergembira dengan dengan musik rock, menonton televisi, hingga memeriksa isi kulkas? Konsep tersebut digunakan oleh The Secret Life of Pets, karya studio animasi yang telah menghadirkan Despicable Me, The Lorax, dan Minions, sebuah animasi keluarga yang mencoba mengangkat ide kehidupan rahasia dari hewan peliharaan dengan rasa Looney Tunes. It’s cute but charmless animation.

Anjing jenis Jack Russell Terrier benama Max (Louis CK) merasa kesal ketika kehidupan sehari-hari yang ia isi bersama Chloe (Lake Bell), Mel (Bobby Moynihan), dan Buddy (Hannibal Buress) suatu ketika “diganggu” oleh Duke (Eric Stonestreet). Duke merupakan anjing ukuran besar yang diadopsi oleh pemilik Max, Katie (Ellie Kemper). Lawan menjadi kawan, Max dan Duke memutuskan untuk menyelinap keluar apartemen, tapi celakanya mereka tersesat di New York. Selain bertemu dengan hewan baru seperti Tiberius (Albert Brooks) dan Gidget (Jenny Slate) mereka juga harus berurusan dengan Ozone (Steve Coogan), anggota gang kucing, dan Snowball (Kevin Hart), kelinci yang memaksa Mac dan Duke untuk menjadi bawahannya. 


Salah satu hal menyenangkan dari The Secret Life of Pets adalah mendapati fakta bahwa Illumination Entertainment masih mencoba untuk menghadirkan hiburan animasi yang ringan dan tampil ringkas. Sama seperti karya-karya yang pernah mereka hasilkan sebelumnya The Secret Life of Pets mengandung sisi positif dan sisi negatif dari produk Illumination Entertainment. Set-up The Secret Life of Pets standard dan familiar dan di sini dua sutradara Chris Renaud dan Yarrow Cheney serta tim penulis naskah seperti kompak bahwa film ini no need a good story, mereka dengan berani mengandalkan karakter untuk mencuri dan mengikat perhatian penonton. Anehnya itu berhasil di bagian awal, menggunakan pola dasar petualangan animasi for kids materi substansial di narasi film ini nihil tapi dengan karakter yang ekpresif dan memikat mata serta sesekali lelucon yang cukup oke, saya terjebak di bagian awal petualangan Max.



Ya, di bagian awal, tapi setelah dibuka dengan sangat baik di 10 menit pertamanya The Secret Life of Pets perlahan jatuh menjadi sebuah petualangan yang just good enough, di beberapa titik bahkan sedikit lebih rendah dari itu. Tentu tidak layak mengharapkan cerita dengan something "thoughtful" yang kuat pada film-film dari Illumination Entertainment tapi keputusan yang seolah menaruh cerita di pinggir dan kemudian have fun dengan karakter menghasilkan boomerang bagi The Secret Life of Pets. Sulit untuk merasa apa yang Max, Duke, dan karakter lain lakukan sepanjang 81 menit durasi sisa sebagai sesuatu yang konsisten menarik, pertunjukkan mereka naik dan turun tapi kurang mampu mengikat atensi penonton. Ketimbang bercerita The Secret Life of Pets terlihat lebih fokus berusaha memperpanjang nafasnya hingga akhir, karakter mengatasi rintangan di lingkungan luar ala Toy Story dengan sepenuhnya bertumpu pada aksi, bukan kombinasi aksi dan isi cerita.



Memang ada momen yang sukses menghibur dari keputusan untuk tampil hyperactive tapi hal-hal yang kemudian hadir perlahan terkesan kurang nendang ketika ditempel. Di satu bagian kamu akan menemukan set-up yang seperti ingin menghadirkan momen emosional tapi hasil akhirnya mentah, irama cerita juga tidak semuanya halus sehingga cerita yang mayoritas tampil dengan kecepatan tinggi itu perlahan terasa melelahkan karena kembali lagi ke masalah awal bahwa film ini tidak punya something yang benar-benar menarik di pusat cerita. Walaupun begitu meskipun punya bagian yang terasa "kering" film ini tidak pernah terasa menjengkelkan akibat visual yang memikat mata. Visual tajam dan eye-catching, dari lingkungan New York dengan gedung-gedungnya yang tinggi hingga karakter yang juga terasa oke, gerakan mereka ketika melempar lelucon terasa baik meskipun di sisi lain pesona yang dihasilkan terasa kurang kuat.



Elemen yang juga tidak tampil buruk adalah kinerja pengisi suara. Saya suka dengan tik-tok yang Louis C.K. dan Eric Stonestreet hadirkan di antara Max dan Duke, meskipun tidak menjadi dynamic duo yang super kuat mereka mampu bertahan di pusat cerita mengingat banyak karakter lain yang juga tampil di level mereka. Di sisi lain Kevin Hart, Lake Bell, dan Bobby Moynihan juga membuat karakter mereka memberikan sokongan yang pas terhadap dua karakter utama. Highlights di bagian ini adalah Steve Coogan yang berhasil menampilkan kesan sombong dan angkuh dari karakternya, Ozone. Selain kinerja pengisi suara yang terasa oke The Secret Life of Pets juga punya score yang sukses mencuri perhatian, terkadang berhasil menjadi penyelamat ketika cerita dan karakter mulai terasa goyah, Alexandre Desplat menghasikan score yang manis dengan rasa klasik yang oke.



Apakah kamu masih ingat sinopsis, plot serta konflik yang dimiliki Minions yang rilis tahun lalu? Garis besarnya mungkin iya namun hal yang jauh lebih memorable dari Minions tentu para minions itu sendiri. Seperti itu usaha yang dilakukan Chris Renaud dan Yarrow Cheney di sini, menggunakan hewan yang mencari jalan pulang dengan dipenuhi banyak humor dan menaruh fokus pada “menjual” karakter.  Meskipun pesonanya tidak kuat namun ditunjang dengan visual yang memikat dan narasi “sederhana” dalam gerak cepat The Secret Life of Pets mampu menjadi hiburan animasi dengan rasa Looney Tunes yang loveable walaupun kurang memorable. It’s cute but charmless, it’s good for kids.











Thanks to rory pinem

4 comments :

  1. Halo admin, setelah baca review ini saya jadi ingin sekali nonton film ini. Tapi dimana admin menontonnya? saya belum bisa menemukan di bioskop-bioskop terdekat. TT______TT mohon bantuannya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hallo geniusonyeo. Penulis review (laurawidy) saat ini tidak menetap di Indonesia (http://bit.ly/29blsPB). Saya belum menonton film ini. :)

      Delete
  2. Belum nonton kok udah bisa bikin review min

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waduh, tidak bisa dong menulis review kalau belum menonton film yang akan direview. Silahkan ditelaah kembali ya makna dari isi komentar di atas. :)

      Delete