12 June 2016

Review: Now You See Me 2 (2016)


“The greatest magic trick ever created.”

Anggapan bahwa sebuah sajian yang thrilling harus memiliki "kehebohan" dalam presentasi yang bergerak cepat tidak sepenuhnya salah, namun tanpa “konteks” yang menarik di dalamnya tidak peduli seberapa heboh dan cepat gerak yang ia hasilkan sajian tersebut akan begitu mudah pula untuk terasa kosong. Mereka yang telah menyaksikan Now You See Me tentu akan paham atau mengerti bahwa Now You See Me 2 in the end punya potensi akan kembali berakhir sebagai sebuah rencana “cheat” atau manipulasi dengan menggunakan magic yang mencoba tampak luar biasa. Hal tersebut memang kembali terjadi di sini, namun kali ini in a bad way. Now You See Me 2 adalah another bullshit yang lebih “heboh” dan arogan.

Satu tahun setelah “menghancurkan” Arthur Tressler (Michael Caine) dan membuat Thaddeus Bradley (Morgan Freeman) berakhir di penjara, The Horsemen memilih untuk bersembunyi sembari menanti misi baru dari The Eye. Misi itu tiba, sebuah perusahaan telekomunikasi yang memiliki program yang mampu mencuri dan menjual informasi kini jadi sasaran Dylan Rhodes (Mark Ruffalo), J. Daniel "Danny" Atlas (Jesse Eisenberg), Merritt McKinney (Woody Harrelson), Jack Wilder (Dave Franco), dan anggota baru mereka, Lula May (Lizzy Caplan). Meskipun kemudian masuk kedalam sebuah “perangkap” misi The Horsemen tetap sama, mengungkap dalang dari apa yang pernah mereka lakukan untuk membersihkan nama mereka. 



Tugas sebuah sekuel adalah meneruskan hal-hal positif yang telah diciptakan pendahulunya dan kemudian mencoba memperbaiki kekurangan yang masih tertinggal. Apakah Now You See Me 2 memberikan perkembangan positif yang baru sebagai sebuah sekuel? Ya, tapi sangat sangat sedikit, ini terasa lebih ringan, tidak lebih dari itu. Jon M. Chu (Step Up, Justin Bieber: Never Say Never, G.I. Joe: Retaliation, Jem and the Holograms) mampu menghadirkan aksi pementasan yang terasa lebih ringan, image The Horsemen sudah terbentuk dan kini mereka dapat bermain-main dengan lebih lepas bersama berbagai “trik” dari yang mencolok hingga yang liar dan mempermainkan imajinasi. Dari trik kartu hingga yang menggunakan ilusi, The Horsemen sekali lagi mampu menciptakan kesan bahwa mereka kelompok yang professional, hal yang mereka gunakan untuk “menghipnotis” penontonnya.



Sangat mudah untuk terkesima, terpesona, apapun itu namanya pada The Horsemen, melakukan fantasi yang ekstrem penuh manipulasi yang sepintas tampak bersih berkat gerak cepat yang diterapkan Jon M. Chu, dan tentu saja cara ia menutupi “fakta” dibalik itu semua. Namun jika di film pertama pace cerita yang bergerak cepat mampu menjaga rasa magis serta unsur heist terasa cukup intens di sini semua terasa kurang fluid, dari cerita hingga karakter. Now You See Me runtuh di bagian akhir, Now You See Me 2 runtuh secara perlahan. Campuran visual dan aksi “menipu” terasa kosong di film ini sehingga feel magis dan ketegangan cerita terasa sangat mini. Now You See Me mampu menjaga ilusi yang ia mainkan karena ada sedikit kesan sci-fi yang timbul dari cerita dan juga karakter, mereka seolah memiliki “bakat” sihir. Now You See Me 2 tidak mencoba mengulangi hal tersebut sehingga terasa seperti caper thriller biasa tanpa rasa magis, hal yang justru menjadi daya tarik utama film pertama.



Memang inti dari Now You See Me 2 masih sama yaitu cheat, tapi mengubah karakter “pro magician” menjadi just-ordinary prankster merupakan sebuah cheat yang menjengkelkan. Keterampilan karakter kurang nendang di sini, mereka digerakkan oleh cerita bukan menggerakkan cerita, dan semakin kacau karena cerita sendiri gagal ketika mencoba tampak kompleks dan keren yang membuatnya tampak arogan ketimbang sebagai upaya penjelasan rinci dari alur cerita. Ya, kesan arogan dari film pertama kembali eksis, jika di film pertama lewat karakter di sini ia hadir lewat cerita, terlalu banyak alur cerita dan penjelasan. Aksi manipulasi harus berisikan ketegangan dalam setiap adegan, namun tanpa kehadiran konteks atau isi yang menarik dan lebih mengandalkan bang-bang moments dengan editing gerak cepat thrill yang konsisten menarik sulit dicapai.



Bagaimana dengan karakter? Salah satu keuntungan dari Now You See Me series adalah ia punya cast yang kuat. Sangat kuat malah, memiliki Jesse Eisenberg, Mark Ruffalo, dan Woody Harrelson dalam satu tim serta Michael Caine dan Morgan Freeman sebagai pendamping merupakan anugerah bagi Now You See Me series. Di sini kinerja mereka kembali terasa meyakinkan meskipun tidak disokong cerita yang mumpuni. Hanya Dave Franco sedikit kehilangan taji di sini. Anggota baru? Lizzy Caplan oke, klik dengan baik kedalam tim dan saya suka dengan semangat yang karakternya bawa. Daniel Radcliffe kurang oke, kesan gugup teknologi dari Walter Mabry memang tidak buruk tapi sebagai karakter antagonis ia terlalu lembut. Jay Chou? Cerita mengambil setting di China, so, yeah.



Misi utama Now You See Me 2 masih sama seperti pendahulunya, menjaga penonton dalam “kegelapan” sementara ia mencoba membangun konstruksi manipulasi menggunakan trik sulap, dan kemudian menghadirkan pengungkapan besar di bagian akhir. Pondasinya baik namun bagian atasnya tidak menarik, tampak menjanjikan namun terasa kosong akibat eksposisi kurang menarik sejak berangkat dari sinopsis serta karakter dengan pesona magis yang tidak lagi terasa menawan. Now You See Me 2 kembali menjadi sebuah heist adventure thriller yang liar namun tidak lagi sebagai "pro magician team" melainkan sebagai just-ordinary prankster. It was just another bullshit, good or bad, it all depend on how long that "hypnotize efforts" works on you. Segmented.














4 comments :

  1. Ternyata trik sulap yang lebih cepat dan menarik memang tidak bisa jadi jaminan sekuel ini akan lebih baik dari sebelumnya. Ending ceritanya juga hampir sama padahal sempat berharap ada sesuatu yang unpredictable. Smoga sekuel 3 nya bisa lebih bagus lagi. Trims reviewnya 😊👍

    ReplyDelete
  2. menjaga dan berupaya lbh bari dari the first nya memang penuh tantangan tersendiri.. NYSE ckp bgs meski krg memorable..

    ReplyDelete
  3. saya sih suka NYSM2, tim The Horseman sesuai porsinya dan tidak berlebihan. mereka lebih positif dan menunjukan sisi lain dari sosok "pro-magican". kurangnya menurut saya adalah hilangnya karakter henley Reeves aja dan kalau nonton film sekuel, saya gak pernah ekspektasi tinggi. saya nonton karena saya suka serial film ini.

    ReplyDelete