11 August 2015

Review: Ricki and the Flash (2015)


"No, mom, I am sick, that's why I'm in therapy."

Berbicara tentang potensi sulit untuk tidak memasukkan Ricki and the Flash kedalam list film paling diantisipasi tahun ini jika menilik tim yang ia miliki. Jonathan Demme (The Silence of the Lambs) memegang kendali di bangku sutradara, cerita di tulis oleh Diablo Cody (Juno, Young Adult), dan senjata utama mereka juga tidak sembarangan, Meryl Streep (kamu bisa isi dalam kurung ini sesuka hatimu). Ricki dan Flash pada akhirnya dengan baik memang mampu menyelesaikan kisah menarik tentang keluarga yang telah retak, namun dengan kombinasi seperti di atas tadi ia seharusnya berada di posisi yang lebih tinggi.

Ricki Rendazzo (Meryl Streep) atau Linda mengejar mimpinya menjadi bintang Rock dengan tampil bersama band-nya The Flash dimana ia juga membangun kisah cinta bersama gitaris Greg (Rick Springfield). Namun suatu ketika Ricki menerima kabar buruk terkait putrinya, Julie (Mamie Gummer), yang telah dicampakkan oleh sang suami dan telah mencoba melakukan upaya bunuh diri. Hal tersebut memberi depresi berat bagi Ricki, bukan hanya karena ia harus menghadapi hubungan buruk antara dirinya dengan Julie tapi juga itu memaksa Ricki kembali bertemu dengan mantan suaminya, Pete (Kevin Kline). 




Salah satu dari sekian banyak hal sulit dari filmmaking adalah saat cerita mencoba memberi penonton kombinasi antara drama dan komedi tanpa ikut menghadirkan kondisi dimana dua bagian tadi saling menjatuhkan ataupun terlalu seimbang. Ricki and the Flash seperti itu, ini seperti versi yang lebih baik dari The Big Wedding dengan sedikit sentuhan August: Osage County dalam kuantitas yang lebih ringan. Keluarga disfungsional bersatu kembali lalu terbangun interaksi dalam melodrama situasi dengan misi yang sederhana, menyelesaikan masalah yang selama ini belum terselesaikan. Tapi yang menarik di bagian awal Diablo Cody berhasil meramu ide tadi dengan baik terutama pada usahanya dalam menciptakan karakterisasi bagi masing-masing karakter, ia mampu memberikan mereka kedalaman yang oke sehingga mampu mencuri perhatian.




Tapi masalahnya adalah kondisi manis itu cuma tampil di awal karena setelah itu yang terjadi adalah apa yang saya takutkan tadi, kombinasi antara drama dan komedi yang terlalu seimbang. Tidak buruk sebenarnya, Ricki and the Flash punya sinopsis oke dan materi yang kaya, di bagian awal kita seperti di buat menyaksikan Young Adult dan Rachel Getting Married sedang bergandengan tangan, ada manis dan pahit yang oke, tapi setelah itu Ricki and the Flash justru bergeser menjadi sebuah drama komedi yang menggantung seimbang. Cukup disayangkan memang karena usaha untuk tidak tampak mellow sebenarnya sudah bekerja dengan baik, tapi ibarat kue ini seperti donut dengan tampilan menarik yang ketika di gigit kurang berhasil membuat kamu sejenak memejamkan mata untuk sejenak menikmati tekstur yang ia miliki.


Ricki and the Flash punya banyak hal positif, tapi penyajian di beberapa bagian yang kurang menggigit yang "mengganggu" hasil akhir. Penampilan jajaran cast oke, Meryl Streep adalah "Meryl Streep" disini, ia bisa melakukan apa saja yang ia inginkan dan karakter Ricki ia gambarkan dengan kuat, begitupula dengan karakter pendukung dimana Rick Springfield juga tampil oke serta kejutan yang menyenangkan dari Mamie Gummer, tapi sebagai sebuah tim kinerja mereka dalam menyajikan konflik terasa kurang nendang. Ricki and the Flash terlalu sering bertumpu pada interaksi klise dalam mondar-mandir yang kerap disajikan oleh Jonathan Demme terlalu lembut untuk ukuran isu-isu seperti absensi orang tua dalam kehidupan anak yang sebenarnya menuntut emosi yang lebih dalam.




Dan itu belum menghitung isu lain pada potret musisi yang menghadapi masalah dalam karirnya yang seperti tertinggal begitu saja, serta kontribusi musik sendiri yang meskipun tidak mengecewakan tapi juga tidak begitu istimewa. Seandainya Jonathan Demme dan Diablo Cody bisa menetapkan bagian mana yang ingin mereka taruh di posisi terdepan mungkin hasil akhir Ricki and the Flash akan lebih tajam, tidak membuat perpaduan antara komedi dan drama dimana keduanya tampil seimbang tapi justru menyebabkan tidak ada diantara mereka yang berada di posisi yang penonton harapkan. Walaupun begitu tidak tahu mengapa saya punya firasat Ricki and the Flash masih akan mampu menjadi perahu bagi Meryl Streep di awards seasons nantinya, dengan peluang tertinggi yang ia punya ada di Golden Globes.




Walaupun opini saya di atas tadi mungkin sekilas seperti menempatkan Ricki and the Flash di posisi yang buruk namun faktanya saya menikmati sajian yang ia berikan, meskipun memang ketika ia selesai seperti ada rasa puas yang kurang maksimal. Dari kualitas akting ia oke, cerita juga tidak buruk, koleksi lagu hits mampu memberikan sedikit energi, dan dengan kendali yang terbilang cekatan ia memberikan perpaduan drama dan komedi yang oke, terkadang lucu, terkadang sedih, meskipun sangat disayangkan pada akhirnya tidak ada yang benar-benar tajam di antara dua bagian tadi. Menghibur, tapi kurang matang. 








1 comment :

  1. This is been-there-done-that entertainment at its most forgettable.

    ReplyDelete