29 December 2014

Review: Annie (2014)


Ia adalah musikal, ia adalah sebuah film bertemakan keluarga, ia adalah sebuah remake dari film yang sangat dicintai karena rasa imut dan loveable yang ia hasilkan, ia punya jajaran cast yang tampak menjanjikan, ia juga dipilih untuk rilis menjelang liburan akhir tahun yang jelas menjadi periode sangat menjanjikan untuk menghabiskan waktu bersama keluarga dan sahabat. So, sangat mudah untuk menilai Annie sebagai sebuah kemasan yang menjanjikan untuk dinikmati, namun hasil yang ia berikan jauh berbeda. Outstanding misfire.

Ditinggalkan oleh orang tuanya saat berusia empat tahun, Annie (Quvenzhane Wallis) tumbuh besar dibawa asuhan Colleen Hannigan (Cameron Diaz), wanita pencinta alcohol, dan terus percaya kalau suatu saat akan datang orang tua yang hendak mengadopsinya. Impian itu tiba ketika seorang pria bernama Will Stacks (Jamie Foxx) menyelematkan Annie dari sebuah insiden yang berhasil tersebar melalui sebuah video. Dari kejadian tersebut ia bersama assistennya Guy (Bobby Cannavale) dan Grace (Rose Byrne) berniat untuk menggunakan Annie sebagai senjata baginya dalam upaya merebut atensi publik dalam kampanye untuk menjadi walikota New York. 


Annie ini film musikal bertemakan keluarga yang bingung caranya menghibur sebagai sebuah film musikal sekaligus menjadi tontonan yang nikmat untuk keluarga, sulit untuk menemukan kehangatan dari penggambaran berbagai masalah terkait keluarga dari film ini. Canggung, kaku, mungkin itu kata yang paling tepat, irama hanya cukup terasa ketika lagu-lagu yang telah terasa familiar itu hadir di layar tapi selain momen itu kita tidak mendapatkan petualangan yang mengalir dengan irama yang baik. Oh, bahkan ketika lagu sedang bersenandung film ini sebenarnya juga terhitung gagal menciptakan suasana menyenangkan dimana kita dapat ikut bersenandung dengan karakter, sebuah tugas kecil yang pada dasarnya merupakan kewajiban paling penting yang harus berhasil dilaksanakan oleh sebuah film musikal.



Saya juga sedikit merasa bingung bagaimana cara menjelaskan nilai positif dari film ini, karena sama seperti yang ia hadirkan saya lebih sering merasa bingung dengan apa inti utama yang hendak film ini sampaikan, ia hadir tapi tidak di olah dengan menarik. Lagu-lagu di daur ulang menjadi lebih modern tapi justru terasa sia-sia karena hanya sebatas dilemparkan saja kedalam cerita, tidak dirangkai dengan komposisi yang pas, bahkan tidak jarang kita akan merasa bahwa karakter hanya sebatas mengucapkan kata-kata karena lipsync yang mereka lakukan tidak di sertai dengan penjiwaan yang memikat, hal yang juga menjadi sumber dari sebuah pertanyaan menarik mengapa Quvenzhané Wallis dapat memperoleh nominasi Golden Globes lewat perannya di film ini.


Tidak mengatakan ia buruk tapi dengan penampilan yang hanya sebatas efektif itu nominasi tersebut ibarat seperti sebuah upaya “tanggung jawab” dari Golden Globes atas keputusan mereka yang tidak memberikan Wallis nominasi pada aktingnya yang jauh lebih baik di Beasts of the Southern Wild. Tidak ada yang special dari penampilan divisi acting di film ini, Jamie Foxx dan Rose Byrne terasa canggung, sedangkan Cameron Diaz justru terasa kurang dimanfaatkan meskipun kerap mencuri atensi. Mereka seperti bingung cara menyampaikan apa yang karakter mereka rasakan lewat cara musikal, mereka di paksa pada sisi drama dan komedi sehingga sulit untuk klik dan berimajinasi dengan apa yang mereka lakukan, dan itu tidak dapat di tolong oleh lagu-lagu yang beberapa memang terasa catchy sehingga at least mampu membuat kaki bergoyang kecil.


Berbicara potensi Annie punya dalam kapasitas yang cukup besar, pada isu keluarga, sosial, bahkan teknologi, dan itu belum menghitung jajaran cast yang sangat menjanjikan, tapi nyatanya semua berakhir datar dan hambar. Tampak bingung ingin menjadi apa hasilnya apa yang ia berikan tidak lebih dari sebuah petualangan canggung yang tidak imajinatif, dari lagu hingga acting, dari komedi  hingga drama, Annie adalah hiburan manipulatif yang tidak mampu memanipulasi penonton dengan cara yang menyenangkan.










0 komentar :

Post a Comment