16 October 2014

Movie Review: All About My Wife (2012)


"Please, seduce my wife." 

Cinta memang dapat membuat orang-orang menjadi gila, sehingga mereka menjadi buta, dan kemudian lupa bahwa sesungguhnya cinta bukan hanya sekedar kebahagiaan penuh petualangan yang menyenangkan. Cinta tidak hanya kuat, ia juga rapuh, ia tidak selamanya putih tapi juga terkadang dapat membawa hal suram kedalam kehidupan, ia tidak hanya berisikan hal-hal menyenangkan semata tapi juga dapat menciptakan rasa bosan yang berkepanjangan. Hal tersebut digambarkan film ini lewat penceritaan yang ringan dan menyenangkan, All About My Wife (Nae Anaeui Modeun Geot), a wild and energetic comedy from South Korea.

Yeon Jung-in (Im Soo-jung) merupakan wanita yang keras kepala, cerewet, dan berjiwa bebas, sehingga ketika tiga hal tadi bergabung menjadi satu tidak ada yang dapat menghentikan kata demi kata yang mengalir deras dari mulutnya. Tapi bukan berarti ia merupakan wanita yang dibenci oleh semua pria, karena dibalik sifat tersebut Jung-In punya penampilan yang lucu dan menggemaskan, yang membuat jatuh hati seorang ahli seismologi bernama Lee Doo-hyun (Lee Sun-kyun), pria yang setelah kemudian menjadi suami Jung-in setelah pertemuan tak disengaja mereka kala terjadi gempa bumi di Nagoya, Jepang. Tapi tujuh tahun kemudian salah satu masalah besar dalam pernikahan datang menghampiri mereka. 

Sikap cerewet yang terus mendominasi dari Jung-in pada akhirnya membuat Doo-hyun mulai merasa frustasi. Ia tidak tahan lagi dengan semua tekanan itu, ia menginginkan kehidupan yang bebas dan tenang, ingin menyerah, tapi masalahnya adalah Doo-hyun tidak berani menggugat cerai Jung-in. Namun sebuah proyek diluar kota memberikan jalan bagi Doo-hyun, yang memilih meminta bantuan seorang pria cassanova bernama Jang Sung-ki (Ryu Seung-ryong) untuk menyelesaikan masalahnya itu. Cara ekstrim ia ambil, Sung-ki harus bisa membuat Jung-in jatuh hati  padanya, sehingga ia meminta bercerai dengan Doo-hyun.


Petualangan selama dua jam yang merupakan remake dari film Argentina berjudul Un novio para mi mujer (A Boyfriend for My Wife) merupakan sebuah kemasan komedi yang kompeten, kemasan yang punya berbagai hal menyenangkan yang penonton cari dari genre dengan misi menghadirkan tawa demi tawa, dan itu lengkap dengan penyakit klasik yang sangat familiar. Ya, ini tidak sempurna memang, tapi tentu saja ada alasan mengapa cerita yang ditulis oleh sang sutradara Min Kyu-dong bersama dengan Heo Sung-hye ini mampu meraih empat juta lebih penonton di Korea sana, sebuah kemeriahan tanpa henti yang tidak pernah gagal menjaga atensi penontonnya. Ceritanya standard, durasinya juga terhitung panjang, tapi kehadiran berbagai hal klise dan klasik itu tidak pernah membuat penontonnya mengeluh.

Kunci kesuksesan All About My Wife adalah pesona yang terus terasa menarik, dari awal hingga akhir. Di awal saja kita sudah dicengkeram dengan aksi “brutal” Jung-in yang juga dengan mudahnya membuat kita ikut menaruh empati pada Doo-hyun ketika melihat betapa beratnya kehidupan yang harus ia jalani, setiap hari. Rasa jengkel itu langsung lahir, dan ketika keputusan gila itu muncul tidak ada pertentangan yang menghalangi, keluh kesah dan kritik tanpa henti membuat kita merasa Jung-in layak menerima hal tersebut. Tapi disini menariknya, konflik yang ia hadir itu akan terasa dangkal dan murahan dari luar, tapi ternyata didalamnya ada penggambaran yang menarik dan menggelitik terkait cinta dan pernikahan di dunia modern, yang kemudian perlahan mengubah pandangan kita yang awalnya menilai ia sebagai komedi basi dan predictable menjadi studi karakter ringan yang penuh santai dan penuh tawa.


All About My Wife seperti mengajak penonton untuk mengamati, menilai, dan menertawakan gejolak yang dialami karakter, dengan pertanyaan utama seperti yang disebutkan diawal tadi, “apa itu cinta?”. Banyak hal konyol yang ia lemparkan, sesekali memainkan ekspresi karakter namun tidak lupa menyelipkan slapstick yang efektif dalam menciptakan tawa meriah, tapi dibalik itu Min Kyu-dong dengan cerdik mempermainkan pertanyaan tentang cinta tadi untuk konsisten hinggap di pikiran penonton yang terus terjerat dalam narasi yang mengalir dengan lembut itu. Doo-hyun dan Jung-in adalah contoh dari apa yang ditakutkan pasangan dari sebuah pernikahan, apakah mereka kelak mampu bertahan ketika gelora cinta itu padam, hal-hal yang meskipun kerap kehilangan momentum tapi secara perlahan semakin berkembang dengan baik, ada perputaran yang tidak pernah tidak terasa menarik.

Hal tersebut yang menciptakan rasa aneh, dimana meskipun kita tahu perlahan ketika memasuki babak akhir ia mulai terasa lemah di sektor cerita, fokus mulai buyar, ia tidak lagi terasa berlari dengan cepat dalam aksi mondar-mandir, mulai terasa terseret, tapi kita tidak kehilangan semangat untuk mengikuti, menelisik, dan menantikan apa yang akan terjadi pada karakter selanjutnya. Rasa penasaran berhasil dijaga dengan kuat disini, ada dinamika bercerita yang menarik disertai pergeseran yang pas untuk mengembangkan permasalahan pad ego dan insecurity itu. Min Kyu-dong piawai dalam membentuk sinkronisasi antara karakter dan cerita untuk saling membantu memancarkan energi pada penontonnya, pengembangan karakter dan hubungan diantara mereka terasa tajam ketika kita tahu mereka tidak lebih dari manusia-manusia yang sedang bermasalah dengan diri mereka sendiri.


Divisi akting juga menjadi alasan lain kesuksesan film ini terus membuat penonton ingin menontonnya meskipun mereka sadar ia tidak lagi sama baiknya dengan ketika ia baru dimulai. Hadir chemistry yang kuat di cinta segitiga itu, tiga individu menyenangkan ketika berdiri sendiri dan juga ketika mereka berkombinasi. Im Soo-jeong memberikan kesuksesan besar diawal yang juga berhasil menutup minus dibagian akhir, karakterisasi yang kuat dan meyakinkan, hal yang juga berhasil dilakukan dengan baik oleh Lee Sun-kyun, terutama bagaimana ia membantu Im Soo-jeong membuat penonton merasa kesal dengan Yeon Jung-in. Sedangkan Ryu Seung-ryong punya kapasitas yang terbentuk dengan tepat, yang meskipun di beberapa bagian terasa canggung tetap punya aura meyakinkan yang kuat dan sulit hilang sebagai seorang cassanova pujaan banyak wanita.


Overall, All About My Wife adalah film yang memuaskan. Pergerakan cerita yang terus dijaga untuk tampil cepat itu berhasil menutupi berbagai nilai minus di sektor cerita yang perlahan mulai tumbuh kacau. Penonton sudah dibuat sangat tertarik dengan konflik dan karakter di bagian awal, dan dengan alur yang terus dipompa bersama limpahan humor lucu dan konyol yang juga mampu klik dengan baik disamping keintiman tiga karakter utama, All About My Wife terus memberikan sensasi segar yang juga terus menjaga penontonnya tertarik dan tertawa. Bukankah itu hal paling sederhana yang anda inginkan dari sebuah film komedi? Fun and laughs. 








0 komentar :

Post a Comment