"Cause after you passed through, nothing lived."
Coba perhatikan poster diatas, ia punya seorang pria
dengan perawakan tangguh seolah siap beraksi tanpa ampun untuk menghabisi
lawan-lawannya, pria lain yang tampak sedang berlari dengan kecepatan tinggi
seperti singa mengejar mangsanya, dan wanita berpakaian seksi yang mungkin saja
akan terasa menggoda jika hanya diliat sepintas. Film ini mengubah hal-hal
menarik yang menjanjikan tadi menuju arah yang berbeda, The November Man, an ex James Bond with an ex Bond Girl run around
Belgrade.
Peter Devereaux (Pierce
Brosnan), seorang agent CIA, sesunguhnya telah memilih untuk
pensiun dan menikmati hari tuanya dalam kehidupan yang tenang dan damai. Tapi
teman lamanya yang bernama Hanley (Bill
Smitrovich) datang menghampiri Devereaux untuk meminta pertolongannya,
dimana ia ingin agar Devereaux mendapatkan informasi terkait seorang politikus
bernama Fedrov (Lazar Ristovski).
Tapi celakanya ternyata permintaan Hanley tidak sesederhana itu, ada hal rumit
lainnya yang telah tersusun dibelakangnya.
Hal tersebut yang mengejutkan Devereaux, dimana selain
harus melindungi wanita bernama Mila
Filapova (Olga Kurylenko) yang menjadi salah satu informan mereka, ia juga
harus berhadapan kembali dengan pria yang dimasa lalu memiliki dendam padanya,
agent CIA bernama David Mason (Luke Bracey). Tidak cukup
sampai disitu, karena musibah yang menimpa Natalia
Ulanova (Mediha Musliovic) semakin membakar amarah pria paruh baya itu,
terlebih dengan ancaman pada keselamatan orang yang ia sayangi.
Sempat muncul rasa ragu ketika hendak mulai berbagi
cerita tentang kualitas yang dimiliki film ini, sumbernya adalah apakah ia
layak untuk dijabarkan secara mendalam, karena faktanya ditangan Roger Donaldson kisah yang ditulis oleh Michael Finch dan Karl Gajdusek tidak pernah berhasil membawa penontonnya untuk
berpetualang jauh lebih dalam. Dangkal, ia tidak pernah berhenti untuk terlihat
sibuk dan rumit dengan memutar-mutar anda di kota Belgrade dari menggunakan mobil, motor, kereta api, hingga aksi
berjalan kaki, namun mereka semua dihadirkan dengan daya tarik atau pesona yang
bisa dibilang sangat miskin, dan itu sebuah bencana karena sejak awal mereka
ingin agar dapat menjadi kemasan yang kompleks dan tangguh.
Ya, ini seperti menyaksikan hiburan dimana yang anda
dapatkan adalah dibentuk ulangnya berbagai metode dari sebuah thriller gerak
cepat dengan cara yang kurang menyenangkan. Potensi untuk menjadi sebuah
thriller mata-mata yang ketat dan menegangkan seperti menjauh dari penonton
seiring semakin jauhnya ia dari garis start, dan itu mengecewakan ketika anda
sudah tahu bahwa ada mantan James Bond
di dalamnya, yang bahkan tidak dapat membantu menjaga pesona film yang
terbangun tanpa sebuah pergerakan cerita yang cekatan, film yang kurang
berhasil memanfaatkan momentum, film yang sibuk menjadikan kisah yang ia punya
untuk mempermainkan penonton, film yang perlahan tenggelam dalam dialog yang
kusam.
Bukan mengharapkan ia untuk dapat tampil dengan
penceritaan yang pintar, cerita bodoh dan kemudian tampilkan mereka dalam
dinamika yang menyenangkan bahkan sudah cukup ampuh untuk membuat penonton
tersenyum bahagia, dan hal terakhir itu yang tidak dimiliki oleh film ini.
Perputaran plot penuh modus yang tampil monoton itu menjadi alasannya, thrill
yang ia miliki sangat lemah, begitu pula dengan perpindahan cerita yang terasa
sangat canggung dan kurang mengalir dengan baik, Roger Donaldson bahkan
mendapatkan boomerang ketika ia hendak menciptakan kisah yang rumit namun lebih
sering tampak bingung sendiri pada cara ia mengurai cerita.
Tapi sesungguhnya The
November Man merupakan film yang unik, kita punya American yang mengincar
Russian, kita punya satu lagi American
yang diutus oleh American lainnya untuk menyelidiki Russian yang sama, tapi
ternyata American yang kedua punya masalah dengan American yang pertama, dan
celakanya American kedua tadi terjebak dengan non-American lainnya, sosok yang
ternyata sedang diminta tolong oleh American yang lain lagi. Nah, terkesan
menarik, namun ketika lika-liku itu disandingkan dalam komposisi yang tipis dan
sering terputus-putus, ia yang seharusnya terlihat tangguh dan seksi dalam
cerita yang bergerak cepat hanya terasa menjadi petualangan nostalgia bagi Pierce Brosnan pada pekerjaan lamanya
dengan meminjam sejenak ibu kota Serbia sebagai arenanya.
Overall, The
November Man adalah film yang kurang memuaskan. Miskin pesona, miskin
sensasi, dua hal taboo dari sebuah film thriller itu dimiliki oleh kisah yang
berupaya terlalu keras untuk dapat tampil kompleks dan mengesankan ini, mungkin berhasil menjadi tampak rajin dalam gerak mondar-mandir, meskipun
faktanya ia tidak memberikan sebuah petualangan yang mampu bergerak dengan
signifikan, stuck. Ini seperti nasi yang bisa saja terasa enak, namun akibat dimasak secara berlebihan hingga
akhirnya berubah menjadi bubur. Lembek.
0 komentar :
Post a Comment