13 February 2013

Movie Review: Texas Chainsaw 3D (2013)


Saya tidak pernah menaruh ekspektasi yang lebih terhadap film yang mengusung tema slasher. Anda cukup datang, saksikan, dan pulang tanpa harus merasa kecewa yang berlebihan jika akhirnya mereka berakhir dengan cara yang standard. Texas Chainsaw 3D kembali membawa ciri khas yang telah diciptakan oleh para pendahulunya itu.

Dibuka dengan adegan pembunuhan sadis yang yang menelan banyak korban jiwa di sebuah kota bernama Newt, Texas, datang sekelompok orang yang dipimpin oleh Burt Hartman (Paul Rae), yang tanpa basa-basi langsung membakar rumah sebuah keluarga, meskipun telah coba dicegah oleh Deputy Carl Hartman (Scott Eastwood). Seorang anak laki-laki dari keluarga tersebut dituduh sebagai pelaku dari kasus pembunuhan, dengan chainsaw sebagai fokus utamanya.

Singkat cerita ternyata seorang bayi selamat dari kebakaran itu, dan diambil secara paksa oleh salah satu keluarga. Ia telah tumbuh menjadi seorang wanita cantik bernama Heather Miller (Alexandra Daddario). Suatu ketika Heather mengetahui fakta dari masa lalunya. Heather kemudian memutuskan untuk kembali ke Texas, bersama kekasihnya Ryan (Trey Songz) dan dua sahabat mereka Kenny (Keram Malicki-Sánchez) dan Nikki (Tania Raymonde). Sebagai keturunan terakhir Sawyer, Heather mendapatkan banyak warisan dari neneknya yang baru saja meninggal, salah satunya adalah sebuah rumah besar layaknya istana, yang justru menjadi awal bencana yang menimpa mereka.


Tidak ada yang salah dari cara film ini menampilkan semua ciri khas yang telah identik dengan film slasher. Pembunuh psycho yang misterius, adegan kekerasan penuh darah yang mendominasi, hingga cara ia menonjolkan konten dewasa yang terus hadir sejak awal meskipun pada akhirnya terkesan konyol dan murahan. Meskipun tidak memiliki power yang kuat, semua elemen tadi dapat dikatakan menjadi kunci utama film ini untuk dapat terus bernafas hingga akhir.

Ya, ketika menulis review saya tidak pernah menghimbau agar anda menjauhi atau mungkin bahkan untuk tidak menonton sebuah film. Hal tersebut terjadi untuk pertama kalinya melalui film ini. Texas Chainsaw 3D adalah film yang bodoh, jauh lebih bodoh dari ekspektasi awal saya. Mungkin masih ada sedikit pertimbangan jika saya diminta untuk memberikan nilai pada Texas Chainsaw Massacre: The Beginning, tapi tidak bagi film ini. Ketika memasuki menit ke-20 film ini sudah berhasil membuat saya berpikir bahwa keputusan saya untuk menyaksikan film ini adalah salah.

Adegan pembunuhan diawal itu seolah menjadi satu-satunya hal menarik, karena dengan karakter-karakter yang lemah film ini langsung mengalami degradasi secara frontal. Selepas itu yang saya nantikan hanyalah kapan film ini akan berakhir. Ya, saya bahkan tidak begitu tertarik dengan bagaimana film ini akan menyelesaikan semua kekonyolan yang ia ciptakan. Bertemu seorang pria secara tidak sengaja ditengah jalan, mengumbar keseksian dengan kadar berlebihan yang menghancurkan suasana horror dan thriller, hingga cara ia mencoba menebar misteri, namun gagal dan justru membosankan.

Pondasi yang film ini sangat lemah, begitu pula dengan komposisi plot yang sangat mudah dibaca. Plotnya dangkal, dan pada akhirnya berdampak pada kegagalan dari kejutan-kejutan yang ia coba hadirkan. Leatherface sebagai karakter utama seharusnya menjadi fokus utama, dan memiliki peran sebagai tokoh yang menyebar ancaman dalam cerita. Yap, itu gagal. Cerita sepertinya terlalu fokus kepada Heather, mencoba mengumbar semua keseksian yang ia dan temannya miliki, dan hanya memberikan sedikit kepintaran pada karakter ini.


Overall, Texas Chainsaw 3D adalah film yang tidak memuaskan. Ya, langsung saja di overall, karena saya rasa film ini tidak memiliki sesuatu yang menarik untuk dibahas. John Luessenhop menjadikan film ini layaknya Takers, memompa tensi naik dan turun, namun dengan kadar “kepintaran” yang jauh dari kata memuaskan. Kejar kemudian bunuh, menyelipkan unsur seksi yang tidak indah, semua terjadi tanpa otak yang justru akan membuat anda tersenyum pahit sembari menggeleng-gelengkan kepala. A bad popcorn movie, just save your money!!



0 komentar :

Post a Comment