09 January 2013

Movie Review: The Sessions (2012)


Seorang pria berusia 38 tahun bernama Mark O'Brien (John Hawkes) menderita penyakit polio yang menyebabkan mayoritas anggota tubuhnya tidak berfungsi, dan memerlukan iron lung untuk dapat bernafas.  Menghabiskan waktu diatas meja beroda, beraktivitas dengan bantuan seorang assistant, Mark punya sebuah mimpi yang bahkan hal-hal terkait mimpi tersebut belum pernah ia lakukan seumur hidup. Mark ingin menghilangkan keperjakaannya.

Seorang yang cerdas, punya materi yang berkecukupan, pria lembut yang doyan puisi, Mark memulai langkah awalnya dengan me-hired seorang wanita bernama Vera (Moon Bloodgood) untuk menjadi assisten barunya, usai harapannya pada Amanda (Annika Marks) bertepuk sebelah tangan. Karena sebuah artikel menarik tentang sex for disable people, serta rasa ingin tahu pada cara mengkontrol tubuh untuk menjaga kesehatan fisik tubuhnya, Mark masuk kedalam sebuah pengalaman baru yang belum pernah ia lakukan sebelumnya, sex terapi.

Lucunya, Mark adalah pria yang sangat religius. Ia bahkan harus berkonsultasi dengan Pastor Brendan (William H. Macy) untuk mengambil keputusan. Kemudian muncul seorang sex therapist, atau yang lebih dikenal dengan sebutan sex surrogates, bernama Cheryl Cohen Greene (Helen Hunt), married woman berusia paruh baya dengan seorang anak yang telah menginjak usia remaja. Cheryl yang kemudian “menuntun” Mark, berisi kegagalan di banyak percobaan, usaha keras yang menjebak perasaan, dan curahan hati kepada pastor yang dilakukan frequently.


Nah, The Sessions adalah salah satu film yang cukup mengejutkan saya diawal tahun ini. Bukan karena premis menarik yang ia ciptakan, namun juga karena performa dari kedua aktor utamanya serta kesuksesan Ben Lewin membungkus idenya yang simple itu menjadi sangat bermakna diakhir cerita. The Session tampil layaknya sebuah jeratan tali dihutan belantara yang mampu menangkap harimau-harimau kelaparan dengan premis yang ia tawarkan. Tidak bisa dipungkiri kisah seorang pria lumpuh yang sedang berusaha untuk melepas keperjakaannya akan menarik minat anda, sekecil apapun itu.

Ben Lewin sukses mengolah materi yang ia ciptakan. Dengan mengandalkan nudity dari Helen Hunt, serta memberikan keterbatasan kepada John Hawkes yang selalu terbaring sepanjang film, The Sessions secara mengejutkan justru berhasil mengikat saya lewat kisah perjuangan yang ia bangun. Dia bergerak pelan, terus menghadirkan daya tarik yang kadarnya juga perlahan meningkat, dan di tutup dengan cara yang baik serta masuk akal.

The Sessions jelas bukan film untuk semua orang. Anda akan sangat salah jika membawa anak dibawah umur untuk menyaksikan film ini. Adegan nude yang ia tawarkan cukup banyak berkat keberanian dari seorang Helen Hunt. Tapi dibalik segala kelemahan yang ia punya untuk dapat menjangkau penonton usia dini, The Sessions berhasil mengolah tema seks yang ia punya menjadi sebuah pelajaran yang sangat positif, intimitas cinta yang lembut, dengan permainan emosi yang handal dari dua pemeran utamanya.


Ben Lewin tidak menghadirkan cerita yang seolah memaksa anda untuk mencintainya. Lewin justru dengan sabar memberikan waktu agar penonton dapat dengan leluasa perlahan masuk dan terikat kedalam cerita. Ini film yang menyentuh, namun hadir tanpa mengandalkan drama yang berlebihan. Ya, ia tampil sederhana, melalui sebuah proses yang terus menebar rasa penasaran kepada penontonnya. Komedi yang ia suntikkan memang tidak sepenuhnya berhasil, bahkan beberapa ada yang terasa gagal. Tapi, ia tidak punya komedi dalam genre yang ia usung, jadi itu salah anda jika mengharapkan komedi dari film ini.

Selain mengejutkan, The Sessions juga adalah paket yang berisikan kontroversi. Dari rasa aneh dari seorang lumpuh yang mencoba melakukan hal-hal yang tidak selayaknya ia lakukan lagi, hingga munculnya sex surrogates yang justru akan menghadirkan banyak pertanyaan. Tapi bagi saya The Sessions berhasil membungkam berbagai kontroversi yang ia hasilkan. Dengan durasi 95 menit, ia menjadi sebuah seni yang indah, mengemas kejujuran di barisan terdepan, mampu terus hadir menjadi sebuah tontonan menyegarkan sepanjang ia hadir di layar, dan hebatnya berhasil terus membuat saya penasaran dengan kisah yang tidak begitu di bahas secara personal oleh Lewin.

John Hawkes tampil sangat sangat apik melalui karakter Mark. Dengan keterbatasan yang diberikan kepadanya, hanya mengandalkan bagian tubuh di atas leher, tanpa bantuan anggota tubuh lain untuk menggambarkan emosi yang ia punya, Hawkes tampil indah dan sangat meyakinkan. Ia menjadikan karakter Mark terasa hidup, menyampaikan perasaannya melalui suara dan ekpresi wajah. Begitupula dengan Helen Hunt, berhasil mengolah tiap baris yang ia punya untuk membentuk cerita dan karakternya semakin dalam, dan sukses membuat saya semakin mengaguminya karena kontribusinya kepada cerita, bukan karena aksi nude yang ia berikan.


Overall, The Sessions adalah film yang memuaskan. Memberikan sebuah shocking moment ketika telah berjalan 30 menit, Ben Lewin berhasil membentuk film ini untuk menjadikan anda mengesampingkan hiburan yang ia tawarkan melalui Helen Hunt, dengan sebuah pelajaran tentang hidup dan seks yang sangat positif. Mungkin bukan yang terbaik di tahun lalu, namun penampilan memukau dari kedua pemeran utamanya sangat sayang untuk anda lewatkan.

Score: 8,25/10

0 komentar :

Post a Comment