31 October 2012

Movie Review: The Queen of Versailles (2012)


Uang memiliki kekuatan yang dapat menciptakan dua kondisi berbeda dalam kehidupan anda. Dengan uang yang melimpah anda tetap tidak dapat membeli kebahagian, namun dapat lebih cepat dalam mencapai kebahagian. Tapi, uang dapat pula menjadikan anda seperti orang gila, ketika mereka pergi dari kehidupan anda. David A. Siegel merupakan wujud nyata dari kekuatan uang yang dapat merubah kehidupan seseorang.

David A. Siegel, pria berusia 74 tahun yang merupakan pemilik Westgate Resorts, sebuah perusahaan real estate dan timeshare, memiliki 28 resort yang tersebar di 11 wilayah diseluruh Amerika Serikat. Ya, Westgate adalah perusahaan besar, tidak hanya di Amerika namun juga untuk cakupan dunia. Dengan uang yang melimpah tentu sangat mudah bagi Siegel bersama istrinya yang merupakan mantan Miss Florida, Jaqueline Siegel, mewujudkan nyatakan mimpi baru mereka.

Dari ide yang mereka peroleh ketika berlibur ke Prancis, Siegel berencana untuk membangun sebuah rumah bergaya Versailles, diatas tanah yang sangat luas, dan kelak akan menjadi rumah terbesar di Amerika Serikat. Ya, mayoritas dari anda tentu akan berpikir bahwa hal ini gila, karena ketika anda sudah memiliki sebuah rumah yang sangat besar, anda justru ingin membangun rumah yang lebih besar lagi. Namun, semua itu terhambat ketika krisis global ditahun 2008 menerpa dunia, yang memaksa Siegel dan keluarganya merubah gaya hidup mereka.


Kekuatan utama The Queen of Versailles adalah cerita yang dimilikinya mampu untuk mengajak saya ikut bermimpi. Tentu saja apa yang dimiliki Siegel adalah impian semua orang, harta yang melimpah, istri yang cantik dan seksi, dan delapan anak yang lucu-lucu (mungkin tidak untuk jumlahnya). Dengan menjentikkan jari saja mungkin Siegel dapat memperoleh apa yang ia inginkan.

Di awal cerita anda akan melihat sebuah penggambaran cerita dengan dominasi rasa bahagia yang dikemas dengan baik oleh Lauren Greenfield. Namun hanya 30 menit waktu yang diberikan oleh Greenfield bagi anda untuk menyaksikan segala keindahan yang dimiliki oleh keluarga Siegel (singkat, namun efektif). Setelah itu hadir permasalahan utama yang bertolak belakang dengan cerita diawal film. Sebuah “bencana” yang kemudian mengganggu keseimbangan keluarga, baik dalam finansial maupun keharmonisan. 

Tidak mudah bagi sebuah film dokumenter untuk menjadikan daya tarik cerita yang ia miliki tetap terjaga dengan baik hingga akhir film. Greenfield berhasil dalam hal ini. Sebuah proyek bernama Versailles berhasil memikat saya diawal film, menjadikan saya ikut berkhayal seperti apa kelak rumah tersebut ketika telah selesai. Dan ketika masalah utama timbul, saya juga berhasil diajak Greenfield untuk merasakan tekanan yang dialami karakter dalam cerita.

Semua pesan yang diemban oleh film ini berhasil disampaikan dengan baik. Kunci utama dari kesuksesan itu mungkin adalah efek domino yang ditimbulkan oleh masalah utama yang mengguncang financial keluarga Siegel. Uang jelas memiliki kekuatan yang sangat besar, dapat mewujudkan mimpi anda dengan mudah ketika mereka berlimpah, hingga akhirnya anda akan menyadari betapa pentingnya mereka ketika mereka perlahan menghilang dari kehidupan anda.


Overall, The Queen of Versailles adalah sebuah film documenter yang menghibur. Cerita yang menggambarkan bagaimana uang merupakan salah satu faktor yang dapat merubah kehidupan seseorang, berhasil dibangun dengan baik oleh Lauren Greenfield sejak awal hingga akhir. Kondisi suka dan duka yang bekerja dengan efektif, mampu berpadu dengan sisi lucu yang diselipkan, namun tidak merusakan penggambaran inti cerita. Ya, semua pesan tersampaikan dengan manis, bagaimana bertanggung jawab dalam menggunakan kekuasaan yang anda miliki sangatlah penting, karena hidup ibarat roda yang berputar, anda bisa diatas, ada saatnya pula anda berada dibawah.

Score: 8,25/10

0 komentar :

Post a Comment