22 July 2012

Movie Review: Turn Me On, Dammit! (2011)



Permasalahan hormon, itu yang dialami Alma (Helene Bergsholm), remaja berusia 15 tahun yang berasal dari kota kecil di Norwegia, Skoddeheimen. Sulit dalam mengontrol hormon, Alma menyalurkan hasratnya yang tinggi dengan berlangganan telepon seks. Alma sangat menyukai Artur (Matias Myren), seorang gitaris gereja, yang merupakan teman sekelasnya. Alma menjadikan Artur sebagai fantasinya setiap hari. Obsesi yang tinggi itu berubah bencana saat mereka menghadiri pesta.

Artur memperlihatkan Alma "private stuff" miliknya ketika mereka berdua berada ditaman belakang tempat pesta. Celakanya, Alma menyampaikan hal tersebut dengan cara yang salah kepada dua teman baiknya, Inggrid (Beate Støfring) dan Sara (Malin Bjørhovde). Cerita tersebut dengan cepat menyebar, dan Alma mulai dijauhi teman-teman sekolahnya. Jelas tidak ada yang percaya setelah hal itu dibantah sendiri oleh Artur. Kebiasaan Alma yang gemar berkhayal, semakin meyakinkan semua orang bahwa itu hanya khayalan dari Alma.

Film berdurasi 74 menit dengan judul yang mengundang rasa penasaran ini diangkat dari novel dengan judul yang sama karya Olaug Nilssen. Dibawah kendali Jannicke Systad Jacobsen, film ini penuh dengan kesederhanaan. Namun dibalik kesederhaan itu, Turn Me On Dammit! menyuguhkan tontonan dengan balutan cerita yang jujur dan menyegarkan. Bagaimana seorang gadis muda mencoba mengatasi libidonya yang sedang berkembang, Jannicke kemas tanpa menunjukkan erotisme yang berlebihan, dan tidak terkesan murahan. Jannicke terus mengajak penonton untuk mengupas kehidupan Alma, dengan senjata utama kegemaran Alma dalam berfantasi. 

Film ini merupakan debut Helene Bergsholm didunia akting. Helene Bergsholm menghadirkan performa yang memukau, menjadikan karakter Alma memang tampak seperti remaja yang selalu gemar berfantasi, dari tatapannya saat menghadiri pesta, hingga ekpresi wajah ketika menjaga toko. Malin Bjørhovde juga bermain dengan baik, dari membantu Alma, membangun hubungan dengan Kjartan, sampai menulis surat untuk seseorang di Texas. Beate dan Matias menurut saya cukup baik, karena porsi yang mereka dapatkan tidak begitu banyak. Satu lagi yang bermain baik adalah Henriette Steenstrup, yang berperan sebagai Ibu Alma.


Overall, film ini diluar ekpektasi awal saya. Kesederhanaan yang selalu ditonjolkan dalam setiap aspek, dari cinematography, music, hingga naskah, justru membantu film ini sukses menyampaikan pesan awalnya. Komponen cerita menurut saya sangat pas, sangat jujur sesuai fakta yang ada saat ini, dibantu humor yang efektif. Pengulangan kebiasaan dari masing-masing karakter juga efektif, dari Alma dan Sara yang selalu mengacungkan jari tengahnya ketika melihat papan nama kota Skoddeheimen, hingga Inggrid yang selalu menjaga kelembaban bibirnya dengan lipgloss. Tidak complicated memang, hanya seorang gadis yang gemar berfantasi. Namun twist yang diberikan justru menjadikan cerita yang sederhana tampak menarik, menjadikan anda ikut mencoba menebak benar atau salah. Film yang menghibur. 

Score: 7,8/10

0 komentar :

Post a Comment