07 February 2021

Movie Review: Little Fish (2021)


“Can I kiss you?”

Pandemi Covid-19 dapat dikatakan menjadi salah satu penyebab mengapa ide yang coba disajikan oleh film ini berhasil bekerja dengan baik, dan tentu saja mencapai target. Seperti kita ketahui bersama pandemi itu menciptakan situasi penuh dengan kecemasan di berbagai belahan dunia, semua orang menjadi waspada di mana mereka seperti dipaksa untuk mengubah mimpi mereka menjadi jauh lebih sederhana untuk saat ini, yakni untuk tetap terhindar dari virus Covid-19 dan dapat bertahan hidup. Lantas bagaimana setelah vaksin ditemukan? ‘Little Fish’ : all we could do was wait.


Emma (Olivia Cooke) memang sedang dekat dengan pria bernama Tom, tapi hal itu tidak menghalangi rasa sukanya dengan cepat mekar pada seorang pria bernama Jude (Jack O'Connell), pria yang dengan berani bertanya padanya apakah dia boleh mencuim Emma. Hubungan mereka dengan cepat tumbuh dipenuhi bahagia seperti kisah cinta sahabat mereka, Samantha (Soko) dan seorang musisi bernama Ben (Raúl Castillo). Celakanya hubungan kedua pasangan tersebut bertemu sebuah ujian besar lewat munculnya sebuah virus.

Virus tersebut adalah memory loss virus yang mengancam ingatan manusia, serupa dengan penyakit Alzheimer dapat membuat orang kehilangan segala macam kisah yang telah tersimpan di dalam otak, dari hubungan keluarga, kerja, pertemanan, hingga cinta. Ben adalah salah satu korbannya, sedangkan dugaan Emma bahwa Jude juga sedang berada di fase awal mengidap virus tersebut. Tidak ingin kehilangan sosok yang sangat ia cintai tersebut Emma yang merupakan seorang Dokter hewan mencoba untuk membuat Jude terus ingat padanya sambil menunggu “vaksin” bagi virus tersebut ditemukan.

Sebuah sinopsis yang terasa tidak asing, huh? Jika kamu ganti memory loss virus itu dengan Covid-19 maka perbedaan antara apa yang sedang karakter alami dengan apa yang pernah dan sedang manusia alami dalam hampir satu tahun terakhir tidak akan terasa terlalu besar. Similar meskipun saya yakin Sutradara Chad Hartigan dan Screenwriter Mattson Tomlin tidak pernah berharap kesamaan itu akan terjadi. Tapi hal tersebut yang justru membuat apa yang terjadi di hidup Jude dan Emma serta karakter lain terasa mudah untuk menarik simpati serta empati penontonnya karena otomatis saya mengerti dan paham situasi “darurat” yang sedang mengelilingi Jude dan Emma, di sini ditampilkan Chad Hartigan untuk tumbuh secara perlahan.


Hingga di bagian akhir muncul sebuah kejutan besar yang tidak hanya menghujam penonton dengan perasaan shock saja namun juga kesan hangat yang kuat sebagai selimut untuk membungkus berbagai konflik, isu dan pesan yang telah hadir sejak awal. Konflik utama berupa lupa ingatan yang pergerakan liarnya tidak terlihat itu memang tidak memiliki duduk masalah yang kuat, namun tidak menjadi masalah karena berhasil digunakan dengan baik sebagai jalan untuk menyorot isu lain cerita. ‘Little Fish’ ini memang menggunakan sedikit sentuhan sci-fi namun pada dasarnya ia adalah sebuah drama romance, peran penting cinta di dalam melewati rintangan.

Dan alasan lain mengapa hal tersebut berhasil di film ini adalah karena Chad Hartigan piawai dalam memadukan berbagai elemen di dalam cerita yang ditulis dengan baik oleh Mattson Tomlin. Nama terakhir tadi juga oke dalam menelurkan runtutan isu agar tidak hanya berkembang menjadi semakin rumit saja tapi juga mengunci atensi penonton serta membawa mereka larut di dalam emosi. Kembali ke awal, empati dan simpati penonton bukan hal yang sulit untuk diraih Jude dan Emma, dan dari sana perjuangan mereka akan membuat kamu semakin larut di dalam emosi bersamanya. Ketidakjelasan akan masa depan digunakan sebagai senjata utama, kemudian hadir kepanikan yang membuat Emma semakin takut kehilangan Jude.


Bencana dari NIA symptoms mirip dengan “bencana” banyak orang di bumi saat ini, and they don't even know if it's gonna work. It's like a trial, make it looks like the next phase of human evolution. It's a lottery. Situasi darurat tersebut memang tidak selalu menjadi jualan utama Chad Hartigan, ia bahkan terhitung jarang melakukan eksploitasi berupa dramatisasi yang berlebihan untuk membuat kondisi jadi tambah gloomy lagi. Chad Hartigan berhasil mempertahankan dengan baik kualitas tekanan bagi karakter untuk berpacu menemukan solusi, tapi itu sebagai pendamping bagi fokus yang mengarah pada perjuangan Jude dan Emma menemukan sisi positif pada kehidupan mereka, yakni adanya harapan dibalik semua tantangan.

Saya suka dengan hal terakhir tadi, kuantitasnya kecil tapi kualitasnya manis, hadir lewat interaksi antar karakter bahkan lewat baris kalimat salah satunya pengandaian sinking ship itu. Mungkin itu pula yang membuat elemen romance di film ini terasa oke karena memang yang kita saksikan adalah dua karakter yang sedang berjuang agar mereka dapat terus bersama. Saya sendiri sejak awal scene paling hingga akhir merasa seperti terkurung bersama Jude, Emma, dan karakter lainnya, seolah menjadi teman mereka dan ikut merasakan kepanikan dan kegalauan yang mereka rasakan. Tidak heran ketika situasi genting muncul saya merasa cemas karena sejak awal penonton sama seperti karakter, terus dirundung perasaan waspada.


Hasilnya membuat drama romance ini punya permainan emosi yang bekerja efektif, tidak terlalu menguras isu dan pesan yang ia punya secara berlebihan namun justru sebaliknya menggunakan hal tersebut untuk menyajikan sesuatu yang sebenarnya jauh lebih sederhana, yakni makna dari rasa cinta. They say you can't forget feelings and I still believe that, sama seperti Jude dan Emma yang diperankan dengan baik oleh Jack O'Connell dan Olivia Cooke. Ditemani dengan cinematography yang terasa manis pula kedua aktor utama tersebut berhasil menampilkan berbagai macam rasa di dalam kehidupan karakter mereka, dari jatuh cinta, bertemu bencana, hingga saat mereka dituntut untuk saling menjaga, mereka tampil efektif dan tepat guna.

Overall, ‘Little Fish’ adalah film yang memuaskan. Virus yang membuat orang hilang ingatan, itu tentu merupakan materi yang punya potensi besar untuk dieksploitasi secara besar-besaran, tapi justru di sini Sutradara Chad Hartigan dan Screenwriter Mattson Tomlin sajikan dalam bentuk sebuah low-key romance drama. When things aren't normal and people freaking out looking for cures, kamu bisa lihat bagaimana kekuatan cinta bekerja saat itu, bagaimana cinta membantu manusia untuk melewati tantangan dan rintangan karena tidak peduli bagaimana caranya cinta akan mencari jalannya. Yeah, they say you can't forget feelings and I still believe that. We're gonna be okay. Segmented.








3 comments :