07 March 2017

Review: A Cure for Wellness [2016]


"No one ever leaves."

Terdapat tiga hal yang mencolok dari film terbaru dari sutradara yang pernah menukangi ‘The Ring’, tiga buah film ‘Pirates of the Caribbean’, ‘Rango’, dan ‘The Lone Ranger’ ini yaitu ia punya unsur sci-fi dan fantasy, lalu horror, dan juga thriller, ketiganya ditemani dengan misteri yang eksis pada sebuah “lokasi” misterius. Hmmm, Ex Machina? Mencoba tampak unik and strange ‘A Cure for Wellness´ dapat dikatakan “serupa” dengan ‘Ex Machina’ namun pertanyaannya adalah apakah kualitas mereka juga sama mengingat menghadirkan sebuah kisah “unik and strange” yang konsisten tampil menarik sejak awal hingga akhir bukan sebuah pekerjaan yang mudah.

Akibat serangan jantung yang diderita oleh rekan kerjanya pria bernama Lockhart (Dane DeHaan) diutus untuk mengunjungi sebuah "wellness center" di Swiss Alps untuk menyelesaikan beberapa paperwork penting. Celakanya setelah tiba di sana Lockhart sadar bahwa tugasnya tidak sederhana, ketika bangun dari tidurnya dia mendapati dirinya sedang berada di sebuah klinik. Pria bernama Dr. Heinreich Volmer (Jason Isaacs) merasa bahwa Lockart perlu dirawat di sana. Hal itu membuat Lockhart mulai menyelidiki klinik tersebut hingga ketika ia bertemu wanita muda bernama Hannah (Mia Goth) dan mendapati berbagai hal menakutkan, dari kamar terlarang dan juga tangki toilet. 


Kesan “eksentrik” selalu jadi bagian penting dari film-film yang disutradarai oleh Gore Verbinski dan itu kembali akan kamu temukan di karya terbarunya ini. Kesan “unusual” terasa sangat besar di film ini, cerita yang ditulis oleh Justin Haythe dieksekusi oleh Gore Verbinski untuk menggabungkan berbagai warna. Di satu sisi kamu akan melihat konsep dari science fiction di dalam cerita, di bagian awal kesan misterius yang dimiliki oleh "wellness center" itu meninggalkan impresi yang oke sejak kamu bertemu dengannya. Setelah itu kemudian hadir kesan horror di dalam cerita, lebih tepatnya  psychological horror dengan sedikit rasa “The Ring” yang rasa intens cukup oke. Lalu setelah itu muncul thriller dengan kesan gloomy yang besar seperti yang pernah Gore Verbinski hadirkan di 'Pirates of the Caribbean' series. 


Semua hal tadi berkombinasi dengan rasa art-house yang ternyata eksis juga di dalam cerita. Ini adalah sebuah karya yang ambisius dari Gore Verbinski, dia tampak ingin mencoba melakukan banyak hal sekaligus di sini, dari serangan jantung, merger, lalu sanitarium, penonton dibawa menyaksikan Lockhart seperti sedang bermain “game” di dalam "wellness center" yang misterius itu. Harus diakui di beberapa bagian kualitas dari sci-fi, horror, dan thriller yang ‘A Cure for Wellness’ punya terasa oke terutama dari segi visual, film ini sekali lagi menunjukkan bahwa Gore Verbinski merupakan pencinta style over substance, sedikit rasa Guillermo Del Toro cinematography juga membuat sanitarium itu terasa seperti sebuah haunted house. Bersama Lockhart berjalan di hall hingga bertemu area terlarang suspense yang dimiliki visual terasa oke apalagi dengan dibantu score dari Benjamin Wallfisch


Tapi tidak seperti visual kualitas storytelling dari film-film Gore Verbinski tidak selalu terasa impresif. Terdapat beberapa hal yang ingin ditampilkan oleh ‘A Cure for Wellness’ dan pada awalnya itu bekerja cukup efektif. Tapi sisi dramatic dari konflik tidak terbangun dengan baik sehingga berbagai “skenario” di dalam cerita tidak menjadi satu kesatuan yang terasa mencolok. Mix terasa sedikit “too far” di sini di mana pengarahan dari Gore Verbinski seperti sering clash dengan script dari Justin Haythe, yang satu ingin all out sementara yang satu lagi ingin bermain tenang dan lalu meledak di bagian akhir. Hasilnya storytelling jadi terasa ganjil dan karena tidak ada “pemeriksaan” yang lebih mendalam sehingga cengkeraman dari karakter dan cerita perlahan memudar. Performa akting tidak banyak membantu di sini, mereka membuat penonton masih rooting pada karakter tapi sama seperti cerita daya tarik karakter mereka terus menurun. 


A Cure for Wellness’ punya konsep yang menarik tapi sayangnya dia justru berakhir sebagai film yang hanya sebatas “tries very hard” untuk terlihat unik and strange. Bagian visual mendapat perhatian lebih dari Verbinski dan kualitasnya tidak mengecewakan, ‘A Cure for Wellness’ menghadirkan sebuah visual experience yang terasa uncomfortable and creepy, sound design juga oke. Masalahnya adalah gothic horror ini hanya mampu menjadi psychothriller yang sebatas intriguing, tidak konsisten terasa exciting. Penyebabnya? Storytelling, tidak seperti gambar-gambar cantik itu cerita terasa “little” dan kurang oke bahkan untuk sekedar dapat menjadi chiller yang tidak terasa lembek. Segmented.










1 comment :