26 November 2016

Review: American Honey [2016]


"God’s a cunt."

Butuh waktu lima tahun bagi Andrea Arnold untuk kembali menelurkan karya terbarunya, setelah melanjutkan ‘Fish Tank’ dengan ‘Wuthering Heights’ kini Andrea kembali dengan sebuah road movie, sebuah social drama yang mengusung marginalised youth sebagai materi utamanya, merupakan sebuah penggambaran yang natural dan honest pada kondisi sulit terutama karena tuntutan hidup dan juga ekonomi yang dialami oleh kaum marjinal. It happen when Spring Breaks meet The Tree of Life.

Seorang young woman bernama Star (Sasha Lane) sedang mencari makanan sisa di dalam tong sampah di belakang sebuah supermarket. Dalam perjalanan pulang ia kemudian bertemu dengan Jake (Shia LaBeouf), dengan cepat terjerat pada karisma yang Jake punya Star lalu bersedia menerima tawaran kerja dari Jake. Star bertemu dengan teman barunya, anggota “crew” lainnya dari sebuah sales team yang bekerja door-to-door untuk menjual magazine subscriptions. Star mencoba “menggunakan” Jake di dalam pekerjaan barunya itu yang lantas membuatnya dan para misfits lainnya masuk ke dalam berbagai masalah. 


Pekerjaan yang dimiliki karakter membuat American Honey akan membawa kamu berpindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya, bertemu dengan masalah, keluar, lalu bertemu lagi dengan masalah. Ketika menyaksikan film ini Spring Breakers terlintas di pikiran saya, konsepnya kurang lebih sama yaitu menyaksikan para kaum buangan bergembira dan bertemu berbagai rintangan. Di sini ada Krystal (Riley Keough), pemimpin sales team dengan sikap acuh, ia membuat sebuah aturan bahwa siapa di antara “bawahannya” itu yang hasil penjualan terendah akan dipukuli oleh anggota lainnya. Itu unik karena kini sorry to say majalah tidak lagi sepopuler dulu, tidak heran karakter kemudian mencoba cara apapun termasuk dengan menipu. Krisis tersebut digunakan oleh Andrea Arnold untuk berbicara tentang kerasnya kondisi sosial sekarang ini, dengan sedikit kesan documenter American Honey mencoba berbicara tentang mimpi dan kebebasan dengan menunjukkan karakter yang “hilang” di dalam perjuangan. 


Kekuatan utama American Honey ada pada storytelling, Andrea Arnold mencoba untuk membuat petualangan Star itu menjadi sebuah road movie yang terasa natural. Cerita memang punya social commentary tapi mereka hadir lewat karakter yang bertingkah liar dan erratic, para youths yang clueless dan intoleran. Daya tarik utama film ini adalah penggambaran tentang "kebebasan", para remaja beranjak dewasa itu dihadapkan pada tantangan dan dari sana mereka bertemu dengan berbagai kegembiraan penuh gairah jiwa muda dan juga tragedi. Star dan karakter lainnya merupakan tipe pemuda pemudi yang semakin mudah ditemukan sekarang ini, berusaha tampak keren dan menikmati hidup, menari dan bernyanyi lalu kemudian “bertabrakan” satu sama lain. Termasuk Shia LaBeouf para aktor dan aktris cukup fit pada peran mereka masing-masing, kecuali Sasha Lane yang memberikan performa akting memikat sebagai remaja yang nothing to lose dan kehilangan arah. 


Sayangnya tidak seperti ‘Fish Tank’ dan ‘Wuthering Heights’ ini bukan film dari Andrea Arnold yang akan memorable bagi saya. Storytelling terasa natural tapi tidak selalu terasa “real”, dengan durasi 163 menit cerita bahkan beberapa kali terasa seperti kehilangan arah for me. Apa yang Star dan karakter lain lakukan di dalam layar menarik untuk diamati tapi tidak sepenuhnya engaging, repeating act yang membawamu bertemu dengan weed, vodka, dan motel kurang berhasil mempertahankan kualitas resonant yang cerita punya. Andrea Arnold memberi banyak kesempatan pada setiap momen untuk bermain tapi karena narasi terasa repetitive beberapa dari mereka jadi terasa terlalu biasa, impact yang mereka hasilkan perlahan menurun kualitasnya. Tujuan yang disasar berhasil American Honey raih tapi tidak kuat, merupakan sebuah studi karakter yang oke tapi tidak meninggalkan punch yang kuat. 


Cinematography close-ups dengan cita rasa Terrence Malick cukup oke dalam mengikat atensi tapi sayangnya perputaran yang repetitive itu membuat cerita grew a bit loose dan menyebabkan American Honey tidak mencapai potensi terbaiknya. Andrea Arnold ingin bercerita tentang para pemuda “kurang mampu” yang kehilangan hak mereka, mengajak penonton mengintrospeksi mereka dengan membawa karakter lari dari kenyataan. Gaya hidup hedonis, amoral, sampai kapitalisme, mereka adalah masalah yang berhasil ditampilkan secara understated oleh American Honey meskipun sayangnya kali ini tidak memiliki hasil akhir yang kuat, sometimes very interesting, sometimes feels so superficial. Segmented.










0 komentar :

Post a Comment