26 October 2016

Review: Keeping Up with the Joneses [2016]


"Who are these people?"

Ketika berbicara tentang film komedi hasil akhir yang mereka berikan kerap terbagi menjadi beberapa kelas yang sederhana dengan dua variabel utama yang paling krusial, yaitu terasa lucu dan menyenangkan. Ada komedi yang lucu tapi tidak terlalu terasa menyenangkan, ada pula komedi yang tidak terlalu lucu tapi terasa menyenangkan. Dua hal tadi tampak sepele memang tapi perlu racikan yang tepat agar mereka saling berkombinasi dengan baik yang tentunya akan menghasilkan sebuah komedi yang menarik, yaitu komedi yang lucu dan juga menyenangkan. Menggabungkan formula dan materi klasik dari genre komedi bersama sentuhan action dan juga spy, di mana posisi akhir Keeping up with the Joneses berada? It's a "strange" comedy.

Jeff Gaffney (Zach Galifianakis) merupakan seorang human resource manager sementara sang istri Karen (Isla Fisher) berprofesi sebagai interior designer paruh waktu. Suburban couple ini hidup  bahagia bersama anak-anak mereka, namun ketika mengirim anak mereka ke acara perkemahan pada saat yang sama Jeff dan Karen kedatangan tetangga baru. Mereka adalah seorang writer bernama Tim Jones (Jon Hamm) dan pasangannya, Natalie Jones (Gal Gadot), seorang blogger dan philanthropist. The Joneses tampak sempurna di mata tetangga mereka itu tidak heran The Gaffneys perlahan semakin yakin bahwa The Joneses merupakan mata-mata. 


Hal yang paling mengejutkan dari Keeping Up with the Joneses adalah bahwa ini merupakan film stupid comedy yang paling bodoh dari sutradara Greg Mottola jika dibandingkan dengan film-film miliknya seperti Superbad, Adventureland, dan Paul. Di sini Mottola bersama dengan screenwriter Michael LeSieur sangat kompak untuk membuat Keeping Up with the Joneses menjadi komedi yang sangat didominasi dengan exaggeration acts, menggunakan karakter yang pada dasarnya klasik dan you’ve seen before lalu memasukkan mereka ke dalam cerita yang juga berisikan formula serta materi standar dari genre komedi, termasuk komedi yang mencampur elemen spy di dalam cerita. Sebenarnya itu tidak salah tapi di lain sisi harus disertai dengan kemampuan sutradara untuk membuat hal-hal klasik itu bersinar dengan baik sehingga terasa menyenangkan. Greg Mottola berhasil melakukan itu dengan cukup baik. 


Yup, cukup baik. Hal paling dasar yang harus dilakukan sebelum menonton film ini membuang jauh-jauh harapan akan mendapatkan sebuah komedi berisikan aksi mata-mata yang exciting. Kegembiraan yang dihasilkan Keeping Up with the Joneses terasa oke tapi mereka datang dari karakter bukan dari cerita, kondisi di mana Jeff dan Karen tiba-tiba merasa waspada pada kemunculan Tim dan Natalie di dalam kehidupan mereka. Alasan dari sikap waspada itu bahkan tidak kuat, cerita dapat bernafas hingga akhir hanya dengan mengandalkan rasa curiga, obsesi, dan rasa ingin tahu karakter terhadap karakter lain. Ini generik dengan beberapa momen yang terasa bland di dalamnya. Benar, beberapa, karena sisanya adalah sajian komedi dengan “bentuk” yang oke dan mampu tampil lucu meskipun sejak membaca sinopsis penonton sudah menyadari bahwa tidak ada yang special dan benar-benar segar dari apa yang Keeping Up with the Joneses coba lakukan. 


Seandainya Greg Mottola dan Michael LeSieur mampu memberikan bumbu penyedap yang sama menariknya di unsur action mungkin Keeping Up with the Joneses dapat terasa lebih baik lagi. Ketika layar hanya berisikan usaha melucu saja mereka kerap menghasilkan hit terlebih dengan visual gag yang cukup oke, tapi ketika bergabung dengan unsur action dan drama mayoritas di antara mereka meleset dari sasaran tembak. Unsur action harus diakui terasa dull, hanya satu adegan berisikan motorcycle and car chase yang oke, selebihnya mereka seperti sahabat yang don't know how to jam sehingga membuat kegembiraan berubah jadi kaku. Akibatnya unsur komedi tidak pernah totally hit, karakter juga tidak berkembang, dan yang paling krusial plot terasa campur aduk. Unsur komedi dan unsur spy yang film ini punya tidak punya koneksi yang menarik sehingga unsur komedi harus berjuang keras agar energi yang film ini miliki tidak mati.  


Kondisi tidak merata dan juga kontras itu juga terjadi di bagian cast. Sebagai pasangan suami istri Fisher dan Galifianakis menciptakan kombinasi yang menarik, tidak begitu peduli pada apa yang mereka hadapi tapi selalu menantikan aksi konyol apa lagi yang akan mereka lakukan selanjutnya. They’re fun to watch, energi mereka terasa oke terutama ketika melakukan aksi comical. Yang menjadi masalah adalah Keeping Up with the Joneses bukan hanya tentang dua karakter saja, ini tentang empat karakter, sementara Jeff dan Karen terasa menarik sayangnya Tim serta Natalie bukan karakter yang stabil terasa menarik. Komedi bukan “makanan” utama Gal Gadot dan Jon Hamm, mereka pasti bisa lucu asalkan diberikan materi yang mendukung karakter mereka untuk terasa lucu. Sayangnya Keeping Up with the Joneses tidak melakukan itu dengan baik sehingga karakter Tim dan Natalie terasa “pucat” meskipun chemistry sebagai pasangan terasa oke. 


Keeping Up with the Joneses punya niat dan tujuan yang oke sejak awal, seperti ingin menggunakan unsur family dan spy untuk menjadi sebuah satire tentang pernikahan dan persahabatan, tapi sayangnya observasi yang ia sajikan kepada penonton tidak berisikan subjek dan objek yang stabil terasa menarik. Mencoba “keep it simple” dengan tampil “berlebihan” seperti menggunakan slapstick harus diakui unsur komedi film ini terasa oke tapi sayangnya aksi manic itu tidak ditemani dengan unsur lain yang mampu menyeimbangkan rasa. It’s quite fun and funny as a comedy, but as a spy comedy, it’s quite funny but not fun enough.












0 komentar :

Post a Comment