07 August 2016

Movie Review: Canola [2016]


Untuk masuk dan terjerat dalam sebuah masalah merupakan sebuah perkara yang mudah, yang kerap terasa susah adalah berusaha untuk melepaskan diri dari masalah tersebut beserta dengan dampak yang ia hasilkan. Apa cara paling mudah untuk lepas dari masa lalu kelam yang terus membayangi dan menghantui tersebut? Banyak, salah satunya adalah cinta atau kasih sayang baik itu dari sahabat, kekasih, dan tentu saja keluarga. Hal tersebut merupakan isi dari film ini, Canola (Gyechoonhalmang), sebuah kisah tentang unconditional love tampil dengan cara yang lembut tapi heart wrenching. It’s a simple and heartwarming drama.

Gye-choon (Yoon Yeo-jeong) merupakan wanita lanjut usia yang bekerja sebagai haenyeo di Pulau Jeju, Korea. Suatu ketika saat ia berada di tengah keramaian pasar Gye-choon kehilangan cucunya, Hye-ji. Dua belas tahun kemudian Hye-ji (Kim Go-eun), wanita muda yang tidak mengetahui di mana ayah dan ibunya itu, akhirnya menemukan jalan pulang kembali ke nenek tercinta. Meskipun sangat bahagia di sisi lain Gye-choon sadar bahwa Hye-ji bukan lagi cucu perempuannya yang lucu dan polos, menjadi wanita muda yang unemotional, pemberontak dan mendapat julukan “bad girl”, Hye-ji kini “diganggu” oleh masa lalunya yang kelam dan masih membayangi. 


Dengan sinopsis yang begitu sederhana tadi Canola (gyechoon halmang) sebenarnya sudah menetapkan tujuan utamanya dengan jelas sejak awal: drama yang menjual kehangatan dari kasih sayang. Dari senyum hangat sederhana Gye-choon serta raut wajah penuh beban yang dimiliki Hye-ji, sutradara Chang (The Target) berhasil menciptakan sebuah drama yang menarik berisikan proses healing yang dilakukan oleh karakter. Gye-choon bukan tanpa beban, dari raut wajahnya kita dapat merasakan bahwa ia memiliki beban mental yang tidak ringan, tapi dari ekspresinya pula isu tentang unconditional love terus membuat cerita jadi terasa hangat. Alur cerita tidak pernah mencoba untuk terasa rumit, narasi terus berhembus dengan lembut, Canola terus mencoba untuk terasa heartwarming dan berhasil konsisten berada di kualitas yang baik. 


Penyebab mengapa cerita yang tampaknya sangat sederhana itu dan dieksekusi juga dengan sederhana oleh Chang (Yoon Hong-seung) terasa menarik adalah masalah yang dihadapi Gye-choon dan Hye-ri begitu mudah untuk ikut dirasakan oleh penontonnya. Ini kisah yang terasa relatable, terasa familiar tapi perlahan membuat kamu terasa “stuck” di dalam cerita, ikut merasakan apa yang karakter rasakan. Beberapa subplot simple juga cukup oke membantu tercapai hal tadi, dari Hye-ji yang menaruh minat pada seni, hadirnya pria bernama Han-I (Choi Minho) yang memberi perhatian pada Hye-ji, dan situasi di mana Hye-ji dipaksa untuk berhadapan dengan memori masa lalu yang kembali menghampirinya. Dibantu dengan visual yang memanfaatkan dengan baik Pulau Jeju kita mengamati Hye-ji mencoba menenangkan pikirannya serta “menyembuhkan” lukanya. 


Ya, itu inti utama dari drama ini, berawal dengan sebuah relationship yang canggung mencoba menekankan betapa pentingnya keluarga dalam kehidupan kita. Saya suka cara Chang mendorong inti utama tersebut, tidak menggunakan terlalu banyak penjelasan di dalam narasi tapi melepas cerita mengalir lembut sambil menjaga agar tetap memiliki komposisi yang pas. Komposisi cerita 'Canola' terasa oke, menghasilkan tensi yang baik untuk terus mengikat penonton hingga membuat mereka merasakan makna keluarga dalam kehidupan mereka ketika menyaksikan drama dengan selipan humor yang oke ini. Terasa sedikit lebih “hangat” di babak kedua ‘Canola’ berhasil menyajikan sebuah kisah dengan emotional impact yang oke, fokus pada tujuan utama tanpa gimmick yang mengganggu untuk bertutur tentang nilai penting dari kasih sayang. 


Keberhasilan ‘Canola’ terus menjaga atensi penonton meskipun menampilkan drama familiar dan sederhana juga berkat performa dari dua pemeran utamanya, Yoon Yeo-jeong dan Kim Go-eun. Kesan sentimental ‘Canola’ berhasil dibentuk oleh Yoon Yeo-jeong dan Kim Go-eun, chemistry dan sinergi di antara mereka terasa oke. Yoon Yeo-jeong merupakan aktris senior Korea dengan luas cakupan emosi yang memikat dan di sini ia tampilkan dengan manis, wanita yang menderita rasa sakit dalam hidupnya dan mencoba menikmati hidupnya, keras namun memilukan. Sementara itu Kim Go-eun menampikan sebuah penggambaran halus dan menarik pada masalah “klasik” yang dialami Hye-ji, kesan innocence terasa oke tapi di samping itu juga eksis sebuah psychological “walfare” yang harus Hye-ji hadapi, hal yang juga membuat pesona dari nilai-nilai tentang keluarga terasa menarik. 


Canola merupakan sebuah drama dengan isi yang simple serta eksekusi yang juga simple, tapi hasil akhirnya tidak begitu simple. Fokus yang ketat pada usaha menyampaikan betapa pentingnya kasih sayang dalam kehidupan ‘Canola’ berhasil menarik perhatian penonton lalu kemudian menyentuh emosi mereka. Tidak ada pertanyaan yang coba dijawab oleh film ini, memanfaatkan dengan baik beautiful scenery dari Pulau Jeju kita mengalir lembut bersama Gye-choon dan Hye-ji yang diperankan dengan baik oleh Yoon Yeo-jeong dan Kim Go-eun, mengamati dan merasakan beban yang mereka hadapi untuk kemudian berpisah dengan membawa emotional impact yang menarik dari apa yang baru saja kamu saksikan. Simple and heartwarming drama. Segmented.








0 komentar :

Post a Comment