22 December 2015

Review: Dheepan [2015]


Film terbaru dari sutradara A Prophet serta Rust and Bone ini menciptakan kejutan pada Cannes Film Festival bulan mei yang lalu dengan sukses meraih penghargaan tertinggi Palme d'Or. Dheepan memang baik, dengan struktur yang berani serta dipenuhi kejutan ia berhasil menggabungkan drama keluarga bersama sebuah aksi balas dendam dengan bumbu thriller. Tapi ibarat sedang travelling menggunakan pesawat terbang, Dheepan memberikan take off yang mulus, kondisi yang nyaman ketika berada di atas awan, namun pendaratan yang terasa kasar menjadi noda pada penilaian penonton terhadap experience yang ia berikan.

Ketika perang antara pemerintah Sri Lanka dan Macan Tamil berakhir pada tahun 2009, Sivadhasan (Jesuthasan Antonythasan) yang merupakan militan Macan Tamil harus meninggalkan Sri Lanka demi keselamatannya. Langkah yang ia ambil adalah suaka politik, datang ke Perancis bersama Yalini (Kalieaswari Srinivasan) dan Illayaal (Claudine Vinasithamby) yang merupakan orang asing baginya. Mereka dipaksa untuk menjadi sebuah keluarga dan memakai identitas baru di mana Sivadhasan menjadi Dheepan. Meskipun Dheepan rindu dengan keluarganya yang hilang, dan Yalini semakin frustasi pada niatnya untuk pergi ke Inggris, kehidupan baru mereka terhitung baik, hingga sebuah perang antar geng lokal terjadi di lingkungan baru mereka. 



Bukan berarti buruk tapi Dheepan dapat dikatakan merupakan sebuah letdown dari sutradara Jacques Audiard, ini tidak berada di posisi yang sejajar dengan dua film keren Jacques Audiard sebelumnya. Banyak pertanyaan yang ingin Jacques Audiard kita temukan jawabannya di sini yang lagi-lagi ditampilkan dengan menggunakan karakter yang berjuang dari posisi rendah dalam kehidupannya. Jauh dari titik awal kamu bisa merasakan ada kemenangan yang telah di set di garis finish, dan kita berjalan menuju kesana dengan menyaksikan sebuah ide yang oke di mana karakter dipaksa untuk membentuk sebuah keluarga baru sebagai wadah Jacques Audiard untuk memainkan konflik tentang humanisme itu.



Hasilnya oke, sejak awal hingga akhir Dheepan terasa stabil. Bagaimana karakter menyesuaikan diri hingga berhadapan dengan dunia baru, penonton disediakan jembatan sehingga perjuangan dan masalah karakter dapat kamu rasakan. Hal penting itu hadir, Dheepan mampu membuat penonton menaruh simpati pada karakter dan cerita. Tapi sayangnya kisah yang dimulai dan diakhiri dengan cara yang sama ini meninggalkan dampak yang tidak istimewa terhadap isu humanisme yang ia bawa. Dheepan merupakan drama tentang manusia yang baik namun tidak istimewa. Naskahnya terbilang oke dalam menyeimbangkan alur cerita yang terasa nyaman itu, tapi seperti yang saya sebut tadi Dheepan seharusnya menghadirkan sebuah “kemenangan” di bagian akhir, dan itu tidak menawan di sini.



Unik memang karena sepanjang cerita Jacques Audiard berhasil mempertahankan ketegangan di dalam cerita, beberapa kejutan juga terasa oke, tapi hasil akhir terasa terlalu di atur. Kemauan untuk bertahan hidup dan pengorbanan diri manis ditampilkan, cara Jacques Audiard menampilkan bagian yang provokatif juga baik, tapi lima belas menit terakhir film ini terasa goyah, dan berakhir dengan sesuatu yang terasa melewati batas aman. Ada sedikit perasaan tertipu yang saya rasakan karena meskipun terasa longgar saya telah berhasil diyakinkan untuk seolah terlibat di dalam perjuangan karakter di bagian pertama film. Bagian kedua terasa kurang stabil, Dheepan lebih sering berusaha membuat agar aksi balas dendam dan drama sosial bisa klik.



Dheepan adalah karya terlemah dari Jacques Audiard di antara tiga film terakhirnya, tapi sebagai drama tentang isu humanisme ia berhasil menjalankan tugasnya dengan baik, walaupun sekali lagi ia tidak meninggalkan impact yang luar biasa. Kualitas akting juga patut diapresiasi, Kalieaswari Srinivasan menampilkan pergeseran emosi yang baik, Jesuthasan Antonythasan menampilkan sisi hitam dan putih Dheepan dengan cara menyenangkan, begitupula Claudine Vinasithamby yang menjadikan Illayaal sebagai pelengkap untuk mendorong perubahan dari tiga karakter utama. Punya pesona, eksekusi yang tepat guna, Dheepan merupakan drama keluarga yang menarik meskipun tidak powerful. Segmented.











Screened at 2015 Sinema Film Perancis

0 komentar :

Post a Comment