14 November 2015

Review: Spectre [2015]


"You are a kite dancing in a hurricane, Mr Bond."

Kabar bahwa Daniel Craig akan mundur sebagai James Bond setelah selesai bertugas di Spectre sebenarnya sangat mengejutkan buat saya. Alasannya? Karena di film sebelumnya, Skyfall, saya baru benar-benar merasa Daniel Craig sebagai seorang James Bond yang "tangguh", karakteristik dan karisma miliknya sebagai Agent 007 mencapai titik tertinggi, ia bersinar. Itu semakin disayangkan karena Skyfall sesungguhnya juga seperti sebuah transisi yang hendak membawa kita bertemu kembali Bond dengan rasa klasik, dan Spectre terhitung berhasil melanjutkan baton yang ia terima.

James Bond (Daniel Craig) ternyata sedang mengemban sebuah misi rahasia dari almarhum Olivia Mansfield/M (Judi Dench) yang meminta Bond untuk pergi ke Meksiko dan mengejar pria bernama Marco Sciarra (Alessandro Cremona). Tapi sudahlah hanya memperoleh clue berupa cincin dengan gambar octopus, Bond berhadapan dengan masalah baru di London. Kepala baru MI6, M (Ralph Fiennes), menskors jagoan mereka itu dari segala kegiatan sebagai agen rahasia, mencoba untuk meminimalisir masalah karena MI6 akan bergabung dengan MI5 menjadi Joint Intelligence Service dibawah pimpinan Max Denbigh/C (Andrew Scott). C sendiri ingin menutup divisi 00 dan mengganti agen rahasia dengan robot. Tapi ketika rencana itu sedang berjalan Bond tidak ada di London, ia terbang dari Roma, Austria, hingga Maroko. 



James Bond merupakan sebuah merk yang besar, tapi kamu tentu tahu bahkan merk ternama suatu ketika jika telah tiba waktunya pasti akan mencoba melakukan sedikit perubahan dalam rangka menyegarkan kembali identitas miliknya. Skyfall sukses besar jadi film transisi yang menjaga nada gelap lalu kemudian membawa kita mulai bertemu dengan “taste” James Bond dalam jumlah yang kecil, dan Spectre berhasil melanjutkan itu. Disini Sam Mendes dan tim penulis mencoba membawa Bond menjauh dari image agent-agent super yang semakin besar jumlahnya itu, mereka coba hidupkan dan perbesar kembali sisi eksentrik dari seorang James Bond yang membuat penonton jatuh hati padanya, walaupun memang belum sepenuhnya sukses.



Itu kenapa di bagian awal saya membahas berita kepergian Craig karena jika ia tinggal maka film Bond selanjutnya akan semakin sangat menjanjikan. Saya tidak mengatakan ini sebagai sebuah film Bond yang sama levelnya dengan Skyfall, tapi beberapa minus yang ia hasilkan masih mudah di maafkan, terlebih dengan keberhasilan Spectre mempertajam charm dari seorang James Bond. Hal itu disebabkan Spectre seperti tidak memberikan beban yang berlebihan bagi seorang James Bond, ia tidak menempatkan posisi Bond sebagai pria yang mencoba menaklukkan sebuah misi yang impossible tapi posisinya dibalik, berbagai macam misi dihadirkan dan mencoba menaklukkan James Bond.



Jadi jangan heran kalau Spectre akan terlihat seperti film berisikan seorang pria melakukan tamasya dari Italia, Austria, hingga Maroko, karena charm itu yang coba di hidupkan kembali oleh film ini. Seperti lirik lagu Writing's On The Wall, berhadapan dengan masalah dan lepas dari masalah, sisi charming James Bond itu hadir sangat kuat disini, Bond punya misi tapi ia kayak bersenang-senang. Tapi hal terakhir tadi itu juga yang mungkin akan menjadi sumber masalah bagi beberapa penonton. Bicara tempo cerita tidak tampil buruk, tapi secara intensitas memang terasa kendur. Sumbernya dari emosi yang dimiliki cerita, karakter lain di samping James Bond seperti sekumpulan boneka yang tugas mereka hanya antri menunggu giliran tampil, pesona karakter seperti Ernst Stavro Blofeld dan Madeleine Swann sangat disayangkan kurang tergali dengan baik.



Berbicara kualitas secara keseluruhan harus di akui Spectre gagal melewati pencapaian Skyfall, tapi jika kamu lihat dari sudut yang berbeda terkait bagaimana karakter James Bond era Daniel Craig tumbuh secara individu, Spectre berada di posisi yang lebih tinggi dari Skyfall. Skyfall masih lebih baik dari Spectre, tapi Spectre terasa lebih menyegarkan ketimbang Skyfall. Jika ini jadi film penutup Craig sebagai Bond maka ia akhirnya mendapatkan satu film dimana ia benar-benar memainkan karakter James Bond, bukan sebagai agent super yang sudah familiar sekarang ini, tapi sebagai agent eksentrik yang hanya perlu gadget dan wanita tanpa superviliian mematikan untuk memaku perhatian penontonnya. Segmented.









1 comment :

  1. Ampun ._. aku buka blog ini dari blognya Mbak Icha karena penasaran sama spectre -_- duh, banyak juga yang review ini film ya ._.

    ReplyDelete