03 August 2015

Review: Southpaw (2015)


"Billy Hope knows how to take a punch, but he also drops bombs."

Terkadang masalah itu punya maksud lain dibalik kehadirannya di dalam kehidupan kamu, seperti kehilangan misalnya yang bisa saja punya tujuan untuk menjadikan kamu lebih giat lagi untuk mendapatkannya kembali atau bukan tidak mungkin memperoleh yang lebih baik dari sebelumnya. Southpaw adalah sebuah film tentang tinju yang menariknya tidak sekedar ingin membuat kamu menikmati pukulan di sana dan di sini, dengan formula standard ia ingin memberikan penggambaran tentang percaya pada harapan dengan menggunakan drama di luar dan di dalam arena tinju yang, oke.

Billy "The Great" Hope (Jake Gyllenhaal) kini telah menuai hasil kerja keras yang ia bangun sejak lama, menjadi juara tinju kelas berat yang bukan hanya menyandang status tak terkalahkan tapi juga favorit banyak orang. Tapi dengan usia yang kini telah menua Billy mulai menerima saran dari istrinya Maureen (Rachel McAdams) untuk pensiun selagi berada di posisi puncak, lepas dari jeratan sang manajer Jordan Mains (Curtis "50 Cent" Jackson) dan menikmati hidup sebagai keluarga normal bersama putri mereka, Leila (Oona Laurence). Namun keinginan Maureen itu kandas ketika pada suatu acara amal Billy bertemu dengan seorang petinju bernama Miguel "Magic" Escobar (Miguel Gomez). 


Southpaw ini sebenarnya bukan sebuah presentasi drama olahraga yang super buruk, tapi ketika mengingat potensi yang ia berikan saat pertama kali menyapa penonton lewat teaser dapat dikatakan ia juga tidak berhasil meraih potensi yang ia punya. Harapan saya ketika itu adalah Southpaw mampu menjadi film yang mampu merangsang penonton di titik tertinggi baik itu lewat pukulan keras diatas ring dan juga drama keluarga di luar ring, namun sayangnya yang ia berikan mungkin enam atau tujuh dari potensi sepuluh. Antoine Fuqua termasuk oke dalam membangun cerita, meskipun di awal terasa kaku dan terasa sedikit sulit untuk bisa klik dengan kombinasi cerita dan karakter namun pada akhirnya penonton dapat rooting dengan perjuangan Billy, tapi ibarat orchestra Southpaw punya beberapa alat musik yang dimainkan dengan kurang baik.



Masalah utama Southpaw bagi saya adalah script yang ditulis oleh Kurt Sutter (Sons of Anarchy). Sinopsis terasa oke tapi mengapa semakin lama cerita justru terlihat semakin sederhana dan power yang ia punya terasa kurang stabil. Cerita seperti ragu untuk menekankan fokus dimana, apakah perjuangan Billy di atas ring atau justru di luar ring? Iya, ini bukan hanya sekedar pria yang berjuang memukul pria lainnya untuk meraih kemenangan, cerita kental dengan hubungan antara ayah dan anak perempuannya serta drama di bagian lain yang sering kali tersandung saat berlari. Fokus yang tidak kuat menjadikan hasil di dalam ring dan di luar ring seperti masing-masing berdiri sendiri dimana seharusnya membentuk sebuah kombinasi, didalam ring memberikan momen komplek terbaik tapi ketika beralih ke luar ring seringkali tampak sederhana.



Hal tadi mungkin bisa di minimalisir jika Southpaw mau sedikit bermain-main di awal, bukannya justru langsung membawa kita menuju masa dimana Billy berhadapan dengan banyak masalah. Penonton peduli dengan eksistensi Billy, tapi keterlibatan emosi yang mumpuni untuk menjaga mereka tetap membara hingga akhir terasa kurang. Walaupun begitu hal tersebut tidak terasa sangat mengganggu bagi saya berkat kemampuan Antoine Fuqua dalam menciptakan adegan aksi yang mampu menjaga minat penonton. Sangat suka dengan dramatisasi visual yang oke dengan gerak dinamis dari Southpaw, penonton seperti dibawa sangat dengan pertarungan, hal yang dimanfaatkan dengan sangat baik pula oleh Jake Gyllenhaal dengan tampilan fisik mengejutkan hasil transformasi dari Nightcrawler.



Tour-de-force untuk Jake Gyllenhaal? Tidak juga, meskipun apa yang diharapkan darinya mampu ditampilkan oleh Gyllenhaal dengan baik, ia mampu menjadikan Billy terasa ganas, ia juga mampu mengubahnya menjadi pria rentan, bahkan ada momen dimana dua hal tadi hadir bersamaan. Penampilan jajaran cast juga banyak membantu Southpaw menutup nilai negatif yang ia miliki tadi, contohnya seperti hubungan yang Gyllenhaal bangun dengan karakter lain yang terasa oke, dari McAdams hingga Whitaker, namun yang paling mencuri perhatian jika berbicara tentang kinerja para cast adalah performa mengejutkan dari Oona Laurence. Posisinya memang sebagai pendukung tapi ditangan Oona Laurence yang memberikan penampilan sangat natural karakter Leila kerap mampu membuat penonton lebih tertarik menantikan perkembangan yang akan terjadi padanya, kurang lebih seperti yang dilakukan Hailee Steinfeld di True Grit.



Memang tidak berhasil meraih hasil maksimal yang bisa ia dapatkan, tapi sebagai sebuah drama olahraga Southpaw adalah sebuah hiburan yang cukup menghibur. Akibat terlalu cepat masak di awal Southpaw terasa draggy ketika berusaha mengisi banyak ruang tersisa yang ia telah tetapkan (yang seseungguhnya bisa di potong) dengan drama yang kurang oke, walaupun disisi lain Antoine Fuqua cukup cerdik dalam menutup kelemahan di script yang ia punya dengan eksekusi menyenangkan di atas arena tinju. Sebuah hiburan yang menghibur dan cukup berimbang meskipun kembali lagi, ini pada awalnya punya potensi untuk menjadi sesuatu yang istimewa, tidak selevel The Fighter tapi setidaknya tidak seburuk Grudge Match. Segmented. 







0 komentar :

Post a Comment