24 July 2015

TV Series Review: Oh My Ghost - Part 1



Sinopsis: Kang Sun-Woo (Cho Jung-Seok), pria yang walaupun masih belum mampu melupakan sang mantan pacar berkat sikap percaya diri dan tentu saja wajah tampannya memperoleh status sebagai seorang koki populer. Salah satu fansnya adalah Na Bong-Sun (Park Bo-Young), wanita introvert yang sangat pemalu dan rendah diri, seorang sous chef di restoran milik Kang Sun-Woo. Hubungan diantara mereka mendadak berubah ketika Na Bong-Sun kerasukan roh bernama Shin Soon-ae (Kim Seul-gie), hantu perawan yang penuh nafsu.  



[Spoiler Alert]



Episode 1 (3/7/15)


Jika menilik komposisi secara keseluruhan tidak ada sesuatu yang special dari episode pertama, tugas utamanya murni sebagai intro, namun terdapat dua hal menyenangkan yang berhasil Oh My Ghostess (OMG) tinggalkan bagi penontonnya di sini, satu dari sisi rasa cemas, dan satu lagi lewat excitement. Rasa cemas saya sebelum menyaksikan episode pertama berkurang cukup signifikan ketika episode ini berakhir, ia mampu meminimalisir rasa cemas pada potensi untuk terperangkap dalam petualangan yang itu-itu saja atau monoton menjadi kecil lewat variasi plot yang tampak menjanjikan. Nah, itu pula penyebab perubahan excitement yang begitu drastis dari before dan after ketika menyaksikan episode ini.

Cukup langka untuk menemukan episode pertama sebuah tv series yang mampu melakukan apa yang episode pertama OMG ini lakukan, untuk tidak hanya sekedar sebagai kemasan perkenalan bagi penonton namun juga mampu langsung mencuri perhatian mereka. Ketika ia berakhir saya ditinggalkan dengan perasaan bahagia, merasa ini akan menjadi sebuah petualangan yang mengasyikkan yang menjadikan setiap akhir pekan semakin berwarna. Apa penyebabnya? OMG seperti perpaduan antara pahit dan manis yang sangat lembut dimana dua rasa itu tidak saling menghancurkan namun justru menciptakan sensasi yang pas bagi penikmatnya.


Ya, meaningful fun, bagaimana ketika anda dibuat menaruh rasa simpati dan empati pada karakter tapi disisi lain akan bertemu dengan lelucon-lelucon tepat guna yang membuat anda tersenyum dan tertawa. Script tidak mencoba mendorong kompleksitas berlebihan di awal, ia mampu memperkenalkan karakter dengan baik tapi turut disertai dengan inti yang kuat di pusat cerita sehingga setiap karakter punya daya tarik yang tidak hanya oke tapi juga unik dan memorable. Pencapaian serupa juga di lakukan oleh para aktor, tidak hanya Park Bo-young dan Jo Jung-suk tapi juga sidekick karakter, bahkan Kim Seul-gie dapat dikatakan menjadi highlight di episode ini.

Tapi kualitas cerita dan karakter yang mumpuni tadi menjadi lengkap setelah dibungkus bersama alur yang lembut tapi kuat, yang kemudian juga memberikan hook kuat bagi penonton. Mungkin saja itu dampak dari setting awal yang tidak mau memberikan penonton sebuah beban di sektor cerita tapi saya menemukan alur cerita yang ringan dan renyah dari OMG, seolah ingin menciptakan pondasi yang benar-benar kuat bagi cerita dan karakter dengan menampilkan keseimbangan dari sisi manis dan pahit yang ia punya. Well, itu berhasil, ia mampu tampil lucu tapi disisi lain meninggalkan penonton dengan sesuatu yang lebih dalam dibalik masalah setiap karakter untuk di ikuti. Start yang sangat baik.

Score: 8/10




Episode 2 (4/7/15)


Setelah berhasil menciptakan pondasi yang mumpuni di episode pertama kali ini Oh My Ghostess mencoba bergerak sedikit lebih cepat di episode dua. Sama seperti karakter Na Bong-sun yang kini berubah menjadi lincah dan ceria kita dibawa untuk sedikit bergeser ke sisi komedi meskipun tetap saja komposisi yang ia miliki tidak berlebihan mendominasi. Episode dua seperti sebuah rollercoaster yang membawa penumpangnya mendaki sembari mengantisipasi turunan tajam telah menanti, semua berkembang semakin baik dan menarik tapi disisi lain rasa cemas juga uniknya muncul terutama pada bagaimana dua jiwa dalam satu tubuh itu akan berakhir. Ya, ada sedikit concern dibagian ini meskipun faktanya episode dua tidak hanya meneruskan tapi membawa kegembiraan di episode pertama untuk naik ke level berikutnya.

Saya suka ide menggabungkan dua karakter yang juga menjadikan karakter Shin Myeong-Ho mendadak menarik, karakter Choi Sung-Jae yang akhirnya masuk ke panggung utama lewat rasa curiga yang saya taruh pada kebiasaan “berkunjung” yang ia lakukan, pertumbuhan yang juga dialami Min-Soo and the kids, tapi hal yang sedikit mengusik disini adalah jika akhirnya Soon-ae masuk kedalam tubuh Bong-sun maka pada karakter mana saya harus menaruh simpati. Master's Sun dan Big langsung terlintas di pikiran saya, dan dari sana muncul rasa khawatir karena cerita dengan tipikal seperti itu justru sangat mudah terperangkap dalam kisah yang monoton. Tapi apakah hal tersebut menunjukkan tanda-tanda akan muncul setelah menyaksikan episode dua ini? Celakanya tidak, upaya memperlebar arena bermain justru menjadikan OMG tampak berlapis dan menarik.


So, apakah akibat ending di bagian pertama itu kita akan kehilangan unsur fun dari karakter Soon-ae  disini? Tidak. Setelah dikalahkan oleh Kim Seul-gie di episode pertama kali ini Park Bo-young ternyata berhasil merebut panggung utama dengan sangat halus. Transisi yang begitu cepat ketika ia berubah dari Bong-sun menjadi Soon-ae memang terasa sedikit janggal (saya tidak tahu “ghost rules”, so it’s okay), tapi menyaksikan Park Bo-young memainkan Soon-ae di tubuh Bong-sun tidak pernah gagal membuat saya tertawa geli, seperti menyaksikan Kim Seul-gie benar-benar masuk kedalam tubuh Bong-sun. Park Bo-young memberikan penampilan yang akan membuat penonton yang baru mengenalnya tersenyum dan juga penonton yang telah mengenalnya tersenyum lebih lebar.

Bagaimana dengan Cho Jung-Seok? Setelah meninggalkan impresi yang tidak begitu kuat di episode pertama perihal tugas yang ia miliki dalam cerita, kali ini Kang Sun-Woo tampil impresif. Sangat suka bagaimana penulis berhasil menghapus kesan dimana sebelumnya karakter Sun-Woo tampak seperti pintu yang membuka jalan bagi masalah hadir kedalam cerita, dan kemudian mendorongnya kedepan untuk berada di posisi dimana ia seharusnya berada, pusat cerita. Cho Jung-Seok memberikan performa yang baik disini, karakter Sun-Woo punya koneksi yang lebih kompleks dan variatif ketimbang karakter lain namun ia memberikan pesona yang oke di masing-masing line tadi, dan itu belum menghitung bagaimana akhirnya kita mengerti bahwa karakter Sun-Woo ternyata tidak kaku dan cenderung dorky.

Score: 8/10




Episode 3 (10/7/15)


Setelah memberitahu kita para penonton bahwa ini akan menjadi petualangan yang mencoba bergerak seperti rollercoaster, OMG justru mulai mencoba menghadirkan kesan tarik dan ulur di episode ini. Bukan dalam konteks yang buruk tentu saja karena tarik dan ulur disini justru akan penonton rasakan setelah menyaksikan satu jam menyenangkan terbaru yang OMG berikan. Point menarik dari episode ini adalah bagaimana Soon-ae dengan kombinasi performa yang manis dari Park Bo-young dan Kim Seul-gie (emosi yang cantik) berhasil membuat penonton semakin tenggelam dalam keceriaan yang mereka tampilkan namun disisi lain justru membuat kita semakin waspada pada eksistensi karakter lain yang notabene menyandang status pemain utama, Na Bong-sun.

Ya, khawatir bukan menjadi sesuatu yang berlebihan memang karena awal yang menarik tentu membuat penonton berharap cerita tidak terperangkap dan menjadi monoton. Episode seperti khusus disediakan bagi karakter Shin Soon-ae, kita di buat mencintai karakteristik miliknya sekalipun itu hadir dalam wujud Bong-sun, tapi yang menarik tidak hanya itu karena dengan sangat efektif Soon-ae juga diberikan backstory yang menaikkan nilai dari karakternya. Soon-ae ternyata bukan hanya sebatas hantu wanita muda yang gentayangan tanpa tujuan, masih berada di dunia meskipun telah mati ternyata menyimpan misi lain yang uniknya terasa ringan namun hangat: membantu keluarganya. 


Hal tersebut yang semakin meyakinkan bahwa tim penulis dan sutradara OMG punya konsep yang kuat di bagian awal ini. Mereka cerdik dalam mempermainkan materi dan memanfaatkan karakter untuk kemudian disatukan kedalam alur yang santai namun dalam. Hubungan sebab dan akibat dari eksistensi setiap karakter semakin tajam, penonton bahkan tidak hanya semakin tertarik dengan karakter utama namun juga karakter pendukung seperti bromance misalnya yang di persenjatai dengan komposisi yang tepat. Dan itu merupakan sesuatu yang layak di apresiasi ketika sebuah tv series mampu memberikan tiga episode stabil berada dalam level baik dan menghibur hanya dengan bermain-main di dalam cerita dengan pengembangan plot yang masih minim.

Oh My Ghostess sudah mulai mencoba melebarkan sayapnya, ia tidak lagi mencoba meyakinkan penonton dengan materi yang ia miliki tapi perlahan bergeser untuk membuat kita semakin menantikan apa yang akan terjadi selanjutnya, dan celakanya itu ditemani dengan perpaduan rasa puas dan cemas. Dengan segala keceriaan yang ia berikan karakter Bong-sun telah berdiri kuat namun itu pula yang membuat penonton semakin haus dengan ekplorasi yang lebih dalam tidak hanya sebatas karena frekuensi yang identik, karena bagaimanapun juga pada awalnya it’s supposed to be about Bong-sun. Ya, hanya itu rasa cemas saya, karena dengan dua karakter wanita yang memiliki karakteristik kuat secara teoritis semua akan menjadi semakin mudah, switch diantara mereka akan terasa menarik terutama dengan kehadiran Kang Sun-woo yang belum menghadirkan “ledakan” bagi cerita. 

Score: 8,25/10




Episode 4 (11/7/15)


Ketika episode pertama “buat” Kim Seul-gie, episode kedua bagi Park Bo-young, dan episode tiga untuk Kang Sun-Woo, episode empat memberikan objek baru lain yang mencuri perhatian: Choi Sung-Jae. Ada yang menarik dari Sung-Jae lewat sebuah pertanyaan sederhana: apakah ia manusia dengan jiwa manusia? Dari masalah pada pernikahan, kemudian pernyataan tentang “dingin” dari peramal wanita itu, kejanggalan semakin lengkap lewat gonggongan anjing itu. Tidak berhenti disana, karena timbul pertanyaan lain. Apakah ini tentang masalah masa lalu yang belum tuntas?  Apakah kecelakaan yang menimpa Eun Hee memiliki hubungan dengan apa yang menyebabkan Soon-ae menjadi arwah yang gentayangan? Hal-hal kecil tadi menariknya justru mencuri perhatian dibalik cerita yang masih bermain-main dengan interaksi lucu diantara dua karakter utamanya.

Apakah itu menandakan ada perkembangan yang besar pada plot? Mungkin, karena kali ini ia tidak hanya meninggalkan penonton dengan rasa haus pada apa yang akan terjadi selanjutnya diantara koneksi segitiga karakter utama, tapi kita mulai di buat bertanya-tanya dengan apa yang terjadi di antara karakter lain lewat beberapa clue yang kuat, dan dua hal menarik di awal tadi belum mengikutsertakan tragedi yang menimpa tunangan Lee So Hyung. Namun walaupun mampu meninggalkan penonton bertanya-tanya uniknya OMG tidak kehilangan sentuhan yang telah ia berikan di tiga episode sebelumnya, berjalan dengan interaksi menyenangkan diantara dua karakter. Kita juga memperoleh ending yang melegakan karena kemungkinan untuk berpindah bagi Soon Ae ternyata ada, meskipun highlight episode ini tetap menjadi miliki kiss scene itu. Yeah, begitu seharusnya adegan ciuman dilakukan, ya meskipun sempat terasa lucu.


Sejauh ini OMG melakukan apa yang penonton harapkan mereka lakukan, dan itu dengan timing yang oke. Ketika karakter Soon-ae mulai bergerak menuju menjadi karakter yang terasa annoying, mereka mengembalikan Bong-sun, ketika penonton mulai merasa mereka sedikit jalan di tempat dengan permohonan penuh rayuan menggelikan Soon-ae kepada Sun-woo, mereka hadirkan misteri yang mampu mengalihkan atensi. Hal tersebut menjadi alasan lain mengapa Oh My Ghostess terasa sangat manis dan menarik, karena ia mampu menjaga semuanya terasa menarik dalam gerak lambat, hal yang bahkan tidak dapat dilakukan oleh drama dengan eksposisi cepat di Korea sana. Tidak ada lompatan yang mengejutkan tapi bagaimana menjaga agar semuanya tetap stabil sepertinya menjadi fokus utama episode ini, dan tentu saja sembari mendorong konflik sedikit lebih maju.

Ada sebuah teori menarik lain yang terlintas di pikiran saya, dan saya tidak yakin apakah ini layak mendapat porsi satu paragraph atau tidak. Apakah Soon-ae benar-benar telah mati? Soon-ae pernah mengatakan ia mengalami amnesia ketika faktanya hantu lain mengatakan mereka tidak mengalami hal tersebut, masalah cellphone, dan itu semakin liar karena disisi lain kita juga diberikan view atau gambaran bagaimana tubuh Soon-ae melayang-layang di didalam air. Ya, bukankah sesuatu yang wajar akan selalu muncul pertanyaan jika dalam sebuah  drama belum memberikan kepastian bahwa sebuah karakter telah mati, seperti yang mereka lakukan pada tunangan Lee So Hyung seperti contohnya. Lagipula ayah Soon-ae mengatakan anak perempuannya pergi ketempat yang sangat jauh. So, apakah Soon-ae hanya berada dalam kondisi koma? Semakin menarik.

Score: 8,25/10




Episode 5 (17/7/15)


What a lovely episode!! Memang sepintas rasanya episode kelima ini kalah dari segi kualitas "lucu" yang ia punya jika dibandingkan dengan dua episode sebelumya, tapi semua yang berputar di dalam Oh My Ghost justru semakin bergerak maju dengan cantik di episode ini, baik itu dari segi cerita dan juga karakter. Keputusan untuk mengembalikan "Bong-sun" kedalam Bong-sun memberikan hasil yang menarik pada permainan irama cerita, seolah istirahat sejenak dari gerak cepat di episode sebelumnya tanpa harus kehilangan atensi dari penonton. Ya, episode lima memberikan kedalaman yang baik di elemen cerita, konflik yang sebelumnya mulai sudah tampak stabil justru kembali terasa liar dengan munculnya berbagai benturan ide lewat eksposisi yang masih sama ringannya.

Episode lima membuat saya merasa ini akan menjadi sebuah dongeng layaknya Cinderella dimana Soon-ae berperan sebagai ibu peri. Terdengar aneh memang tapi penulis dan sutradara membuka pintu yang cukup lebar bagi cerita untuk berjalan ke arah sana, memisahkan Soon-ae dan Bong-sun tidak hanya berhasil memberikan pertumbuhan pada dua karakter meskipun juga bagi cerita terutama seputar masalah di keluarga Soon-ae, tapi adegan terakhir menjadi alasan lahirnya ide tadi di pikiran saya. Semua dikarenakan dua karakter utama wanita walaupun mayoritas tampil dalam wujud yang sama punya pesona yang membuat penonton ingin mereka berdua berakhir bahagia.


Kembali ke masalah jika konsep cinderella tadi benar adanya maka penulis telah membawa OMG di jalan yang tepat sejauh ini. Bukankah akan terasa menarik ketika Soon-ae dan Bong-sun saling membantu dan melengkapi satu sama lain dengan menggunakan kelebihan yang mereka miliki? Soon-ae dapat membantu Bong-sun keluar dari dunia penuh rasa takut dan cemas miliknya itu, sementara disisi lain Bong-sun dapat menolong Soon-ae menuntaskan sesuatu yang masih tertinggal dan menyebabkan ia menjadi roh gentayangan itu. Bermain-main bersama dua karakter ini juga akan menciptakan kegelisahan yang menarik bagi cerita, terus membuat penonton waspada sembari mulai mendorong konflik lain menuju panggung utama.

Jika di episode sebelumnya penonton mulai merasa atensi mereka di curi oleh Sung-jae, episode lima fokus sedikit condong ke arah karakter Kang Sun-woo. Point menarik di bagian ini adalah bagaimana karakter Sun-woo mulai menemukan arah pada perasaan yang ia miliki tapi tidak didorong oleh terlalu jauh dan berlebihan sehingga meninggalkan kesan menggantung yang selama ini menjadi pemanis yang efektif masih eksis. Walaupun begitu uniknya Jo Jung-suk tidak menjadi bintang utama di sini melainkan kombinasi Kim Seul-gie dan Park Bo-young, mereka memberikan kedalam yang baik dari segi emosi pada cerita tanpa kehilangan unsur fun, dan dengan karakteristik yang saling berlawanan dari dua karakter yang mereka perankan kombinasi yang dibangun oleh Kim Seul-gie dan Park Bo-young terasa halus dan rapi. Semoga untuk selanjutnya akan semakin banyak dialog empat mata antara Soon-ae dan Bong-sun.

Score: 8,5/10




Episode 6 (18/7/15)


Urgh, Park Bo-young, you cute little pie! Setelah mempermainkan tempo di episode sebelumnya OMG kembali bergerak cepat, dan dari situ pula hadir rasa kagum pada sosok Yoon Je-Won, sang sutradara. Seperti yang ia lakukan di High School King of Savvy dengan isu perbedaan usia pada relationship yang dijabarkan dengan berani, disini Yoon Je-Won juga mengemas isu-isu yang OMG miliki dengan berani namun tidak merusak jalannya proses pengembangan cerita dan karakter, dari isu bullying misalnya, begitupula dengan obsesi dan kontak fisik dari karakter Bong-sun yang punya punch asyik, walaupun salah satu bagian terkait fantasi terasa sedikit aneh dimana ketika Soon-ae justru hadir dalam wujud Bong-sun di dalam fantasinya bersama Sun-woo.

Meskipun sepintas tampak normal akibat pergeseran dari episode kelima menuju episode enam yang halus itu, pada dasarnya di episode ini OMG mulai memainkan dirty plan mereka, push and pull. OMG membuat kita mulai tersentuh dengan sisi emosional karakter di episode sebelumnya namun disini ia mulai mengembalikan cerita kedalam formula basic, dan itu memberikan dampak ketika cerita terasa sedikit kehilangan momentum. Ya, meskipun punya beberapa momen menarik cerita sempat terasa monoton di bagian seputar Kang Sun-woo dan teman lamanya itu, meskipun niatnya cukup baik dimana mencoba untuk memperdalam karakteristik Kang Sun-woo yang memperoleh fokus cukup dominan di episode ini.


Bagian penutup harus di akui berhasil membuat saya kesal karena harus menunggu satu minggu lagi untuk mencari tahu apa yang terjadi, tapi secara keseluruhan episode enam tidak memberikan sebuah lompatan yang luarbiasa, tidak memberikan sesuatu yang special selain fantasy kiss itu. Ya, that "fantasy kiss" looks so yummy, dan itu tercipta berkat interaksi antara Jo Jung-suk dengan Park Bo-young yang sudah punya pesona yang kuat. Oh, berbicara tentang koneksi diantara mereka setelah memberikan clue di beberapa episode sebelumnya kali ini kita sudah dapat memastikan bahwa Jo Jung-suk mendapatkan hardtimes ketika berinteraksi dengan Park Bo-young dimana pada beberapa scene ekspresi menahan senyum hadir pada Sun-woo. That’s okay Jo Jung-suk, that’s understandable.

Hal memorable lain dari episode ini adalah selain Bong-sun dengan segala aksi lucu dan menggemaskan serta adegan bottle pitching itu, OMG kembali memberikan alarm bagi penontonnya. Perasaan khawatir pada cerita kembali hadir, hal tersebut lebih dikarenakan dengan porsi yang dominan bagi Soon-ae mengendalikan "Bong-sun" saya menemukan sebuah halangan untuk membangun koneksi dengan apa yang terjadi antara Bong-sun dan Sun-woo, satu-satunya romance line yang paling mungkin terjadi. Kemungkinan terburuk juga datang dan semakin mengganggu, kemungkinan bahwa Soon-ae datang untuk tidak pergi, perlahan menyatu dengan jiwa Bong-sun. Well, tapi bukankah hal-hal seperti itu tadi yang justru menjadikan sebuah tv series terasa menarik, bagaimana mereka membuat penonton mulai memutar-mutar opini mereka.

Score: 7,75/10





0 komentar :

Post a Comment