29 March 2015

Review: Buzzard (2015)


Terkadang hal yang membuat kita gagal adalah tidak mampunya kita sadar bahwa kegagalan tersebut datang dari kita sendiri. Ada orang yang punya ambisi yang besar tapi tidak pernah berhenti bermimpi sambil bermalas ria, ada pula yang merasa tidak bahagia dan menganggap semua orang selain dirinya adalah sosok yang berengsek padahal tanpa ia sadari alasan utama dari rasa tidak bahagia yang ia alami adalah dirinya sendiri. Buzzard memberikan observasi yang menarik terkait hal tersebut.

Marty (Joshua Burge) seperti pria yang hidup tanpa kehidupan, ia tidak punya tujuan dan disisi lain ia seperti tidak punya kesabaran. Waktu luang ia isi bersama Nintendo karena ia punya konsep bahwa ia dapat memperoleh uang tanpa harus bekerja. Fokus utama Marty dalam hidup adalah melakukan penipuan kecil sembari bersenang-senang dengan menghina semua orang disekitarnya. Suatu ketika penipuan yang ia lakukan tidak berjalan mulus dan menjadikan Marty panic dan memilih bersembunyi di apartemen rekan kerjanya, Derek (Joel Potrykus), meskipun amarah dan rasa takut yang alami menciptakan aksi yang lebih berbahaya dari seorang Marty. 



Dibalik cerita yang begitu sederhana bahkan sulit untuk mengatakannya mampu menarik semua calon penonton, menggambarkan apa yang saya rasakan dari Buzzard ternyata terhitung cukup sulit. Ini merupakan film dimana hit dan miss memiliki perbedaan yang begitu tipis karena dengan tidak memasang target yang begitu tinggi sepanjang cerita yang Joel Potrykus lakukan adalah membuat karakter utama melakukan kekacauan dalam kehidupannya. Nah, dari situ sesuatu yang mengejutkan hadir karena dengan potensi awal untuk terlihat konyol dan juga bodoh ternyata Buzzard punya isu-isu kecil yang super menggelitik bagi penonton yang telah klik dengan cara ia bermain. Ya, segmented memang, bahkan saya tidak akan heran jika jumlah penonton yang suka dan benci akan sama besar, karena ini juga berpotensi untuk menjengkelkan.


Isu menarik yang saya maksud disini adalah bagaimana Joel Potrykus mengajak kita untuk menertawakan segala hal minus yang dilakukan karakter utama tapi setelah ia selesai kita tidak pulang dengan tangan kosong. Buzzard seperti sebuah satir bagi generasi sekarang ini yang lebih sering bermimpi ketimbang beraksi, talk more do less, dan itu ia tampilkan dengan terus menerus membuat penonton merasakan atmosfir tidak nyaman yang uniknya tidak membuat mereka memilih pergi namun terus tertarik pada bagaimana ini akan berakhir. Ada dua hal yang sangat banyak membantu Buzzard disini disamping kesan absurd yang ia tampilkan, karakter utama yang meskipun memiliki kelakuan negatif tapi punya pesona yang cukup oke, dan berikutnya adalah energi dari cerita dengan cita rasa punk rock yang terbilang efektif meyakinkan kamu untuk tidak pergi ketika ia terus menguji kesabaran kamu.


Ya, uji kesabaran, tujuan sederhana tapi hadir dengan banyak hal-hal aneh yang nakal bermain-main untuk membuat penonton nyaman dan tidak nyaman. Ada keheningan tapi ia juga punya ketegangan yang oke, tampil berani dengan kesan kartun dan komikal tapi tidak menandakan ia tidak punya emosi didalamnya, seberapa jauh kamu tertawa pada aksi aneh dan konyol yang ia berikan kamu akan peduli dengan apa yang dilakukan Marty, at least merasa simpati pada apa yang terjadi padanya. Hal-hal tadi yang banyak membantu Buzzard untuk sukses mencengkeram penonton hingga akhir karena pada dasarnya cerita yang ia punya tidak special, beberapa bagian juga terasa tidak begitu penting, tapi berhasil Joel Potrykus olah dengan cerdik untuk menghasilkan sesuatu yang halus di bagian akhir ketika telah selesai bermain-main dengan cara yang kasar.



Buzzard tidak hanya memberikan kamu hiburan yang terkadang terasa nyaman dan tidak jarang pula membuat kamu merasa tidak nyaman ketika menyaksikan seorang pria yang hilang didalam kehidupannya sendiri, tapi ia berhasil memberikan komedi dengan sebuah hasil akhir yang halus dan cukup kuat dari kekacauan yang ia gambarkan terkait sebuah pertanyaan yang menarik: seberapa jauh kamu akan pergi dalam kehidupan kamu? Jika kehilangan tujuan dan arah, segera temukan jalan untuk kembali. Oh, spaghetti. 







0 komentar :

Post a Comment