21 December 2014

Movie Review: Wolf Children (2012)


Mereka yang menyebut dirinya sebagai penikmat film pasti pernah mengalami hal ini, kondisi dimana anda teringat dengan sebuah judul film tapi hanya sebatas ingat inti paling besar dan utama yang ia sampaikan. Jika anda bertanya pada saya Rio 2 bercerita tentang apa maka jawaban saya adalah burung yang tersesat di hutan, Mr. Peabody & Sherman kembali ke masa lalu, dan Planes: Fire & Rescue hanya sebatas kebakaran hutan. Ya, menciptakan sebuah film dengan detail memorable yang bukan hanya sekali lewat saja merupakan sebuah tantangan yang dihadapi filmmaker, dan film ini berhasil melakukan hal tersebut dengan baik. Wolf Children (Ōkami Kodomo no Ame to Yuki), a calm, tender, and sharp animation.

Hana (Aoi Miyazaki) mungkin adalah contoh dari kekuatan cinta yang dapat mengalahkan segalanya. Wanita yang masih berstatus sebagai seorang mahasiswi ini jatuh cinta pada seorang pria bernama Ookami (Takao Osawa), pria dengan kepribadian yang tenang sehingga mudah untuk menilainya sebagai sosok yang misterius, namun ternyata sikap yang ditunjukkan oleh Ookami bukan ia lakukan tanpa sebuah alasan yang kuat. Ookami ternyata adalah seorang werewolf, manusia serigala, sebuah fakta yang uniknya tidak menjadikan Hana merasa ragu bahkan mundur pada perasaan yang ia miliki pada Ookami. 

Pada akhirnya mereka menikah dan memiliki dua orang anak, anak perempuan bernama Yuki (Haru Kuroki), dan seorang anak laki-laki yang bernama Ame (Yukito Nishii). Celakanya karena mash kecil Yuki dan Ame belum mampu mengendalikan diri mereka sehingga kerap kali melakukan perubahan antara menjadi menusia dan serigala. Untuk melindungi anak mereka dari bahaya Ookami dan Hana sepakat untuk menjauhkan mereka dari kehidupan sosial, tapi sayangnya sebuah bencana yang menimpa Ookami kemudian harus memaksa Hana untuk berjuang membesarkan keduan anak mereka tersebut seorang diri.


Sebelum bercerita terlalu jauh ada baiknya sedikit menyinggung sebuah fakta bahwa Wolf Children bukanlah sebuah animasi yang menyampaikan ceritanya dengan oktan tinggi. Apa maksudnya? Jika anda mencari animasi dengan segala keceriaan dan tawa besar layaknya beberapa film animasi rilisan tahun ini seperti How to Train Your Dragon 2, The Lego Movie, atau Big Hero 6, film ini punya peluang yang cukup kecil untuk dapat memuaskan anda, namun jika anda tidak memiliki masalah dengan narasi tenang dan lembut seperti Ernest & Celestine bersama visual yang tidak kalah tenang dan lembut layaknya The Wind Rises, ini adalah pilihan yang sangat tepat. Ya, ini adalah film animasi yang segmented karena meskipun ia memiliki visual yang memanjakan mata namun pendekatan penuh kesan hati-hati yang ia gunakan punya peluang cukup besar untuk miss dari atensi penontonnya.

Tapi sesungguhnya perbedaan kecil tadi yang justru menjadikan film ini terasa menarik, ia tidak memberikan anda tawa besar namun dengan mondar-mandir yang seolah sengaja untuk memberi kesempatan bagi dua karakter anak itu tumbuh menjadi besar kita selalu dibuat tersenyum olehnya. Ada keseimbangan yang terasa pas dari Wolf Children, substance dan style, keduanya dipadukan dengan baik oleh Mamoru Hosoda, pendekatan yang akan menjadikan anda mengerti mengapa ia disebut sebagai New Hayao Miyazaki. Banyak pola dasar dari animasi miliki legenda tersebut yang diterapkan disini, cerita yang sederhana namun memiliki sebuah pesan yang tajam serta penyampaian yang terasa menarik meskipun terus bergerak tenang, dan itu dilengkapi dengan visual yang sama lembutnya tapi juga mampu mengakomodasi elemen emosi dari cerita.


Saya suka dengan sikap percaya diri dari Mamoru Hosoda disini, mata kita dimanjakan olehnya namun ia juga memberikan kita sebuah proses dan objek yang menarik untuk di ikuti pada bagian cerita. Ini sebenarnya sangat sederhana, awalnya memang tampak seperti sebuah kisah cinta namun pada dasarnya ia adalah sebuah drama keluarga yang mencoba menangkap system datang dan pergi yang kita alami dalam kehidupan nyata. Perjuangan orang tua membesarkan anaknya tidak pernah hilang dari ingatan penonton, rasa sepi, rasa sakit, pengorbanan, sangat suka pada cara Mamoru Hosoda mengemas hal-hal tadi untuk bukan hanya menangkap atensi namun kemudian bermain-main di pikiran penontonnya, meskipun faktanya mereka dikemas dengan tenang dan lembut, seorang ibu dan dua anak yang terus bertumbuh, hal-hal yang berputar dalam cerita terus terjaga daya tariknya.

Tidak dapat dipungkiri memang akan timbul kesan biasa ketika kita sudah terjebak dalam alur yang memang lebih banyak berputar-putar seolah berusaha mempermainkan perasaan penonton, apalagi hal tersebut juga menjadi sumber dari sebuah minus pada narasi di babak kedua dimana ketika semuanya telah terbangun dan kita tinggal menunggu apa yang terjadi pada mereka, namun penutup yang ia berikan memberikan sebuah ledakan yang besar. Ya, konklusi yang ia berikan akan membuat anda terenyuh jika sejak awal telah klik dengan maksud utama yang ingin ia sampaikan, sebuah penutup yang akan menghadirkan rasa bahagia dan sedih secara bersamaan pada penonton terkait hubungan mereka dengan orang tua mereka. Ada inti yang tajam dan nyata dibalik semua fantasi yang ia sajikan itu, sebuah penutup yang akhirnya menjadikan segala perputaran yang ia lakukan terasa memorable berkat kehadiran emosi yang tepat.


Overall, Wolf Children (Ōkami Kodomo no Ame to Yuki) adalah film yang memuaskan. Tidak ada sesuatu yang benar-benar baru dari segi visual, anda mendapatkan apa yang anda inginkan dari animasi tradisional asal Jepang, namun hal tersebut di lengkapi oleh Mamoru Hosoda dengan sebuah petualangan yang lembut namun tajam. Apa yang film ini ingin sampaikan sangat sederhana, namun ada sesuatu yang terasa nyata dibalik segala fantasi yang ia berikan, sebuah perjuangan dalam kehidupan yang akan membuat senyum anda di bagian akhir itu seperti sebuah kombinasi antara rasa manis, pahit, dan asam secara bersamaan.








1 comment :

  1. saya sangat suka dengan film ini, perasaan yang ditimbulkan sama saat saya menonton film my neighbour totoro, ada rasa senang dan kehangatan di dalamnya. Film ini membuat saya seperti kembali ke masa kecil dulu di mana saya sangat nyaman dan menikmati waktu-waktu menonton. Review yang sangat bagus :)) good work!

    ReplyDelete