19 October 2014

Movie Review: Hide and Seek (2013)


“There is a rumour going round our neighbourhood.”

Salah satu bagian besar dari petuah yang diberikan para orang yang sudah tua seperti kakek dan nenek sebenarnya sama dan sederhana, selalu berbuat baik dan juga melakukan yang terbaik dalam kehidupan, karena apa yang anda lakukan sekarang akan menentukan apa yang akan anda raih di masa depan, kesuksesan kini yang menciptakan ketenangan nantinya, atau bencana saat ini yang akan meninggalkan penyesalan dan trauma yang mengganggu. Hide and Seek (Sumbakkokjil), don’t always believe strangers, always lock your door.

Rasa tenang seperti tidak menjadi teman akrab bagi Sung-Soo (Son Hyun-Joo), dan seperti penderita OCD lainnya ia selalu merasa tidak tenang jika ia tidak melakukan dan menuntaskan apa yang berputar-putar di pikirannya, obsesi pada keteraturan, kerapian, hingga kebersihan, dari membersikan perabotan sampai sangat bersih, hingga mengatur posisi botol didalam lemari es. Hal tersebut memberikan dampak yang sangat berbahaya ketika Sung-Soo mendapatkan sebuah panggilan telepon yang mengatakan bahwa saudaranya yang bernama Sung-Chul (Kim Won-Hae) tidak dapat ditemukan oleh manajer apartemen yang hendak menagih biaya sewa.

Sung-Soo mencoba menyelidiki masalah tersebut sendiri, dan memutuskan untuk mendatangi apartemen Sung-Chul yang berada di sebuah kawasan kumuh. Namun banyak hal aneh yang ia temukan disana, dari beberapa penghuni seperti Joo-Hee (Moon Jeong-Hee) yang menolak memberikan informasi ketika ditanyai tentang penghuni apartemen 317, hingga simbol misterius yang ia temukan di dinding dengan pintu depan semua penghuni apartemen. Semua semakin celaka karena misteri ini tidak hanya tinggal disana, ia mengikuti dan mengganggu psikologi Sung-Soo, yang juga semakin membahayakan dua anaknya dan sang istri, Min-ji (Jeon Mi-seon). 


Dengan menggunakan konsep sederhana petak umpet sebagai pondasinya, film ini berhasil memberikan apa yang penonton inginkan dari sebuah film yang mengusung thriller sebagai jualan utamanya. Ada nada yang menarik disini, Huh Jung berhasil menetapkan elemen-elemen dasar dalam proporsisi yang tepat, konflik utama tidak perlu waktu lama untuk langsung berkembang menjadi rangkaian pertanyaan yang perlahan mulai membentuk permainan teka-teki bagi penontonnya. Siapa pelaku yang dengan cerdik meninggalkan clue disetiap pintu itu? Apa motivasi utama pelaku?  Berbagai pertanyaan seperti tadi memberikan misteri yang menarik serta berbagai red herring yang uniknya tidak terasa mengganggu, bahkan apresiasi layak diberikan kepada Huh Jung karena ia mampu menjaga konsep sederhana tadi untuk tidak jatuh terlalu predictable.

Hal menarik lainnya dari Hide and Seek adalah hadirnya kesan horor didalam cerita, ketegangan yang cukup berkualitas, aksi brutal yang tidak istimewa itu anehnya mampu membuat penonton merasakan keresahan yang dialami oleh karakter, dan dengan nada yang telap tercipta dengan baik diawal tadi hadir permainan suasana yang cermat, terror dan rasa takut terbangun dengan efektif, mereka berkembang meskipun pada faktanya cerita sendiri tidak mengalami hal serupa, lebih sering berputar-putar memanfaatkan berbagai clue yang telah ia tinggalkan sebelumnya. Dan ketika hal positif tadi bergabung bersama eksekusi teknis lain yang juga tampil mumpuni, seperti penggunaan musik yang tepat, serta gambar-gambar hasil sinematografi yang efektif, Hide and Seek berhasil menjadi sebuah thriller yang bukan hanya efektif tapi juga pintar. 


Masalahnya adalah kesuksesan film yang mempermainkan misteri sebagai kerangka utamanya ketika bercerita tidak murni dinilai hanya dari hal-hal positif tadi. Setelah mendapatkan pertanyaan anda tentu saja menginginkan jawaban bukan? Nah, film ini lemah dibagian tersebut, penyakit super klasik dari film-film misteri, jatuh ketika ia mulai mengurai cerita untuk mengajak penontonnya mulai mendekat pada jawaban. Tidak besar memang, dan kuantitasnya juga tidak begitu merusak, tapi ketika sebelumnya telah mendapatkan hiburan yang terbentuk dengan cerdas dan cekatan, hasil yang diberikan bagian ini sedikit mengecewakan, sebuah langkah kurang tepat yang tidak mampu dihadirkan dalam kesan yang berbeda, terlalu klise bahkan terkesan basi.

Mungkin beberapa penonton tidak akan mempermasalahkan hal tersebut, tapi twist yang ia berikan seperti sebuah tamparan bagi saya, bukan karena terkejut karena merasa telah tertipu dengan cara yang menyenangkan, tapi karena bagian tersebut menjadi titik awal kejatuhan film ini. Banyak pertanyaan yang ia lemparkan di bagian awal pada akhirnya terasa kurang relevan, terasa kurang klik dengan pertanyaan yang ia gunakan untuk mondar-mandir tadi. Fokus miliknya yang diawal terasa kuat terkait karakter yang berurusan dengan masa lalu bersama permainan psikologi itu juga terpecah, dan dari sana Huh Jung tampak seperti bingung ingin mengakhiri ini seperti apa, happy ending, atau sebuah akhir yang mengenaskan. Bagian penutup yang terasa terlalu lama dan kurang kuat itu tidak mampu menutup permainan manis yang telah paruh awal berikan dengan sama baiknya.


Hal negatif tadi terasa minor memang, dan sangat yakin tidak akan begitu mengganggu pada mereka yang stabil terjebak dalam permainan atmosfir yang film ini berikan, terlebih ketika mereka telah merasa seolah berjalan dengan karakter yang dimainkan dengan baik oleh divisi akting. Tiga pemeran utama tampil baik, Son Hyun-Joo, Jeon Mi-Sun, dan Moon Jeong-Hee mampu saling berbagi tanggung jawab dalam usaha membangun cerita, ketika mereka menguasai layar mereka juga mengendalikan cerita. Son Hyun-Joo kuat ketika ia masih bermain-main dengan rasa cemas diawal itu, Jeon Mi-Sun menjadi pengendali rasa cemas yang seperti sengaja diciptakan untuk tidak begitu didominasi oleh Son Hyun-Joo, dan ia berhasil, sedangkan Moon Jeong-Hee mungkin tidak memberikan kejutan besar, tapi ia mampu menjadikan sikapnya itu terasa menjengkelkan. 


Overall, Hide and Seek (Sumbakkokjil) adalah film yang cukup memuaskan. Untung saja Huh Jung berhasil menaruh cerita dan karakter yang ia miliki untuk berada di level yang menarik di bagian awal, berhasil tampil misterius dan tidak mudah untuk diprediksi dalam pergerakan yang efektif dan juga cekatan, sehingga ketika penyakit klasik dari proses mengurai jawaban itu muncul dan mulai mendominasi penceritaan, Hide and Seek tidak jatuh terlalu jauh.







0 komentar :

Post a Comment