05 September 2014

Review: The November Man (2014)


"A spy is never out of the game."

Sebut saja The November Man sebagai upaya yang dilakukan oleh Pierce Brosnan untuk tidak melupakan rasanya menggenggam pistol dan terlibat dalam cerita tensi tinggi, dimana setelah melepaskan tugasnya sebagai James Bond, aktor kawakan ini lebih sering bermain di ranah drama serta komedi, dari Mama Mia! hingga Love Is All You Need. Untungnya usaha tersebut tidak tampil begitu buruk. 

Peter Devereaux (Pierce Brosnan) merupakan agen CIA yang telah pensiun dan kini hidup tenang di Swiss. Tapi suatu ketika ia diminta oleh teman lamanya Hanley (Bill Smitrovich) untuk mengambil sebuah informasi tentang seorang politikus bernama Fedrov (Lazar Ristovski). Celakanya ia terjerat terlalu dalam, memaksanya untuk terlibat pada sebuah bisnis mata-mata yang bersumber pada wanita bernama Mila Filapova (Olga Kurylenko), serta menjadi target David Mason (Luke Bracey). 

Tentu saja Pierce Brosnan menjadi alasan terbesar mengapa The November Man tampak menarik, kesempatan untuk menyaksikan Agent 007 kembali bermain dengan pistol serta aksi kejar layaknya kucing dan tikus bersama Belgrade sebagai latarnya. Jelas bukan performanya yang terbaik, tapi sensasi yang Brosnan berikan disini berhasil membuktikan bahwa di usianya yang sekarang ini ia masih mampu melakukan apa yang selama ini masih konsisten dilakukan oleh kompatriotnya, Liam Neeson, ekspresi tangguh yang mampu mencuri atensi penontonnya, dan menjadikan mereka memaafkan nilai minus yang dihasilkan film tersebut di sektor lainnya.

Ya, bahkan pada sisi karakter hanya Peter Devereaux yang menarik disini, Olga Kurylenko seperti sebagai pemanis belaka, dan potensi karakter lain seperti tidak pernah diberikan kesempatan untuk berperan lebih besar. Ini cukup menyenangkan sebenarnya, ada adegan aksi yang seru bersama rangkaian aksi mata-mata dengan thrill yang cukup baik, spionase klise yang coba memasukkan unsur politik, penggunaan skype, bergerak cepat dengan editing yang juga tidak begitu buruk. Roger Donaldson berhasil disini, action terasa cekatan, tapi masalahnya disisi lain sesuatu yang kurang baik juga eksis bahkan mungkin menjadi sumber dari sulitnya beberapa penonton untuk menikmati film ini secara total. 

Script terasa bermasalah, mencoba terlalu keras untuk bisa terlihat tangguh tapi tidak mampu membuat kombinasi cerita yang tidak canggung. Secara sepintas hiburan yang diberikan oleh film ini hampir serupa dengan apa yang pernah dilakukan 3 Days to Kill, rangkaian mumpuni adegan aksi skala kecil tanpa satupun yang terasa memorable, dialog yang lemah dan tampak kelam, mencoba agar terasa kompleks dengan memberikan lika-liku yang rumit menggunakan plot yang tipis untuk menambahkan ketegangan, tapi sayangnya disusun dengan kasar sehingga kurang nikmat untuk di ikuti, bahkan sering terasa terputus-putus. 

Sulit untuk menyebut The November Man sebagai film yang buruk, ia memang punya banyak masalah di sektor cerita hasil usaha yang ia lakukan dimana terlalu jauh berusaha untuk tampak kokoh dan mengesankan, terasa canggung dan sering macet, itu ditambah dengan karakter yang diluar Devereaux terasa seperti boneka yang tidak digunakan dengan baik oleh Roger Donaldson. Tapi ada rangkaian adegan aksi yang cukup menarik, jika kamu mampu memaafkan minus tadi, The November Man akan terasa mengesankan.







0 komentar :

Post a Comment