04 April 2014

Movie Review: A Case of You (2013)


“Success is a myth. Love's the only true currency.”

Terkadang sebuah kehilangan bermula dari sesuatu yang sangat sederhana: rasa takut. Bayangkan saja ketika anda telah berjuang sekuat tenaga untuk dapat dekat dengan sosok yang anda sukai, dapat memilikinya, namun seketika muncul rasa ragu yang dapat membuyarkan keindahan dari destinasi yang tinggal sedikit lagi akan anda raih. Insecure, komitmen, kejujuran, yah hal-hal klasik seperti itu yang kerap mempermainkan manusia dalam kisah cinta yang mereka miliki. Hal tersebut dibawa oleh film ini, A case of you, rom-com familiar pemalas yang cukup efektif.

Desakan dari sang boss yang bernama Alan (Vince Vaughn) menyebabkan Sam (Justin Long) merasa seolah hidup tanpa rasa tenang. Sam merupakan seorang penulis novel, namun ia tidak menuliskan apa yang ada dipikirannya melainkan menyusun ulang cerita dari sebuah film yang telah diproduksi kedalam tulisan. Hal tersebut yang menjadikan Sam merasa gusar, belum lagi menghitung eksistensi rekannya Eliot (Keir O'Donnell) yang melampiaskan gairahnya bukan kepada pacarnya Ashley (Busy Phillips) melainkan dengan melihat foto-foto artis yang dahulu pernah seksi ketika Eliot masih remaja.

Sam bertekad untuk berubah, dan langkah pertama yang ia lakukan adalah dengan memberanikan diri untuk mendekati gadis barista yang selama ini telah ia incar, Birdie (Evan Rachel Wood). Sangat total, berawal dari menjadi stalker halaman facebook milik Birdie, dari sana Sam mulai berupaya agar dapat ahli dalam berbagai hal yang Birdie sukai, dari belajar judo, menari, memasak, hingga berlatih gitar dengan Gary (Sam Rockwell). Tapi ketika proses menyamar menjadi sosok ideal itu telah berada di jalur yang tepat, Sam mulai berkecamuk dengan sebuah hal klasik dalam kisah cinta.


Kita memang tidak dapat mengharapkan sesuatu yang benar-benar baru dari beberapa genre film, salah satunya adalah romance, banyak dari mereka merupakan sebuah daur ulang dari apa materi yang pernah eksis, dan harapan utama bertumpu pada bagaimana hal klasik itu diolah menjadi sesuatu yang tepat sasaran. Namun dari sana pula sumber dari kemunculan dua masalah pada A Case of You, Kat Coiro berhasil membangun pesona pada karakter dan kisah percintaan super klasik dan predictable yang mereka bawa, namun disisi lain ia tidak mampu menjaga agar cerita yang dibentuk oleh Christian Long, Justin Long, dan Keir O'Donnell itu tidak jatuh kedalam label murahan.

Yap, ini adalah kisah murahan. Bukan berarti A Case of You adalah sebuah hiburan singkat yang buruk, bahkan mungkin saja hal tersebut telah menjadi bagian dari rencana awal Kat Coiro, menjaga ini agar terus sederhana dan sempit dengan upaya utama hanya sebatas untuk menyampaikan inti cerita terkait kejujuran dan keberanian dalam bersikap, hal yang tidak dapat dipungkiri berhasil bekerja dengan sangat baik. Tapi masalahnya adalah premis yang mereka bawa sesungguhnya punya potensi yang cukup besar untuk menggambarkan berbagai isu-isu menarik terkait percintaan, dan pada sektor ini Kat Coiro seolah tampak takut untuk bergerak terlalu jauh.

Jika bukan takut, mungkin kata pemalas dapat digunakan sebagai pengganti. Keputusan untuk tampil sederhana itu yang lantas menjadikan A Case of You tampak biasa, point utama yang ia bawa tidak coba digali sedikit saja lebih dalam untuk dapat terasa tajam, karena hal tersebut sebenarnya bukan hanya agar dapat menjadi sebuah pembeda dengan rom-com mainstream pada umumnya namun juga sebagai senjata utama untuk melindungi cara ia berjalan yang kelewat tradisional. Ya, tidak ada yang baru dari struktur dimana cerita berjalan, sebuah tahapan hafalan yang sudah sangat akrab, dilengkapi dengan elemen-elemen cinta klasik yang manis.

Nah, ini yang menjadikan A Case of You terasa aneh, dari cerita ia tampak biasa namun tidak dengan pesona. Anda tahu ini dangkal, anda bahkan dapat dengan mudah menebak kemana dan dimana ini akan berakhir serta apa yang akan datang selanjutnya, tapi Kat Coiro sepertinya sejak awal sudah sadar dengan lubang yang akan muncul pada kemasan tipis ini dan kemudian dengan cerdik menciptakan manipulasi pada berbagai elemen pendukung untuk menutupi nilai minus tersebut. Contohnya adalah berbagai humor yang punya kuantitas seimbang dalam hal sukses dan gagal, banyak momen yang mampu menciptakan tawa besar disini, namun tidak sedikit pula yang berakhir datar. Tapi hal tersebut tidak terjadi pada dua karakter utama.

Aneh, terkadang pergerakan mereka yang terasa stuck tanpa urgensi itu terasa melelahkan dengan penggambaran informasi cinta yang terkesan menggurui, namun disisi lain terus hadir rasa penasaran pada kisah cinta antara Birdie dan Sam. Ya, bahkan ada simpati serta empati disini, dan semua itu berkat penampilan yang sangat efektif dari Justin Long dan Evan Rachel Wood. Chemistry mereka ketika bersama terasa manis, dan saat berdiri sendiri tetap tampil menarik, Long berhasil menggambarkan ambisi dan perjuangan seorang pria yang hampir berada pada level menawan, dan ia juga yang menjadikan karakter Evan Rachel Wood berhasil terus bertumbuh menjadi menarik setelah terjebak dalam kekacauan yang ia ciptakan. 


Overall, A Case of You adalah film yang cukup memuaskan. Konvensional, struktur yang terlalu hafalan, cerita yang predictable, A Case of You punya penyakit rom-com yang sangat familiar itu, namun ia punya pesona yang justru mungkin akan sulit kita temukan pada film sejenis yang sejak awal mencoba tampil megah. Sederhana dan efektif, sayangnya yang akan terasa memorable hanya perpaduan manis antara Evan Rachel Wood dan Justin Long, karena sikap Kat Coiro yang terlalu fokus dalam menjaga ini agar dapat menjadi kemasan ringan dan efektif justru mematikan potensi yang ia miliki. Segmented.








0 komentar :

Post a Comment