“Success is a myth. Love's the only true currency.”
Terkadang sebuah kehilangan bermula dari sesuatu yang
sangat sederhana: rasa takut. Bayangkan saja ketika anda telah berjuang sekuat
tenaga untuk dapat dekat dengan sosok yang anda sukai, dapat memilikinya, namun
seketika muncul rasa ragu yang dapat membuyarkan keindahan dari destinasi yang
tinggal sedikit lagi akan anda raih. Insecure, komitmen, kejujuran, yah hal-hal
klasik seperti itu yang kerap mempermainkan manusia dalam kisah cinta yang
mereka miliki. Hal tersebut dibawa oleh film ini, A case of you, rom-com familiar pemalas yang cukup efektif.
Desakan dari sang boss yang bernama Alan (Vince Vaughn) menyebabkan Sam (Justin Long) merasa seolah hidup
tanpa rasa tenang. Sam merupakan seorang penulis novel, namun ia tidak
menuliskan apa yang ada dipikirannya melainkan menyusun ulang cerita dari
sebuah film yang telah diproduksi kedalam tulisan. Hal tersebut yang menjadikan
Sam merasa gusar, belum lagi menghitung eksistensi rekannya Eliot (Keir O'Donnell) yang melampiaskan
gairahnya bukan kepada pacarnya Ashley
(Busy Phillips) melainkan dengan melihat foto-foto artis yang dahulu pernah
seksi ketika Eliot masih remaja.
Sam bertekad untuk berubah, dan langkah pertama yang ia lakukan adalah dengan memberanikan diri untuk mendekati gadis barista yang selama ini
telah ia incar, Birdie (Evan Rachel Wood).
Sangat total, berawal dari menjadi stalker halaman facebook milik Birdie, dari
sana Sam mulai berupaya agar dapat ahli dalam berbagai hal yang Birdie sukai,
dari belajar judo, menari, memasak, hingga berlatih gitar dengan Gary (Sam Rockwell). Tapi ketika proses
menyamar menjadi sosok ideal itu telah berada di jalur yang tepat, Sam mulai
berkecamuk dengan sebuah hal klasik dalam kisah cinta.
Kita memang tidak dapat mengharapkan sesuatu yang
benar-benar baru dari beberapa genre film, salah satunya adalah romance, banyak dari mereka merupakan
sebuah daur ulang dari apa materi yang pernah eksis, dan harapan utama bertumpu
pada bagaimana hal klasik itu diolah menjadi sesuatu yang tepat sasaran. Namun
dari sana pula sumber dari kemunculan dua masalah pada A Case of You, Kat Coiro
berhasil membangun pesona pada karakter dan kisah percintaan super klasik dan
predictable yang mereka bawa, namun disisi lain ia tidak mampu menjaga agar
cerita yang dibentuk oleh Christian Long,
Justin Long, dan Keir O'Donnell itu
tidak jatuh kedalam label murahan.
Yap, ini adalah kisah murahan. Bukan berarti A Case of You adalah sebuah hiburan
singkat yang buruk, bahkan mungkin saja hal tersebut telah menjadi bagian dari
rencana awal Kat Coiro, menjaga ini agar terus sederhana dan sempit dengan
upaya utama hanya sebatas untuk menyampaikan inti cerita terkait kejujuran dan
keberanian dalam bersikap, hal yang tidak dapat dipungkiri berhasil bekerja
dengan sangat baik. Tapi masalahnya adalah premis yang mereka bawa sesungguhnya
punya potensi yang cukup besar untuk menggambarkan berbagai isu-isu menarik
terkait percintaan, dan pada sektor ini Kat
Coiro seolah tampak takut untuk bergerak terlalu jauh.
Jika bukan takut, mungkin kata pemalas dapat digunakan
sebagai pengganti. Keputusan untuk tampil sederhana itu yang lantas menjadikan A Case of You tampak biasa, point utama
yang ia bawa tidak coba digali sedikit saja lebih dalam untuk dapat terasa
tajam, karena hal tersebut sebenarnya bukan hanya agar dapat menjadi sebuah
pembeda dengan rom-com mainstream pada umumnya namun juga sebagai senjata utama
untuk melindungi cara ia berjalan yang kelewat tradisional. Ya, tidak ada yang
baru dari struktur dimana cerita berjalan, sebuah tahapan hafalan yang sudah
sangat akrab, dilengkapi dengan elemen-elemen cinta klasik yang manis.
Nah, ini yang menjadikan A Case of You terasa aneh, dari cerita ia tampak biasa namun tidak
dengan pesona. Anda tahu ini dangkal, anda bahkan dapat dengan mudah menebak
kemana dan dimana ini akan berakhir serta apa yang akan datang selanjutnya,
tapi Kat Coiro sepertinya sejak awal
sudah sadar dengan lubang yang akan muncul pada kemasan tipis ini dan kemudian
dengan cerdik menciptakan manipulasi pada berbagai elemen pendukung untuk
menutupi nilai minus tersebut. Contohnya adalah berbagai humor yang punya
kuantitas seimbang dalam hal sukses dan gagal, banyak momen yang mampu
menciptakan tawa besar disini, namun tidak sedikit pula yang berakhir datar.
Tapi hal tersebut tidak terjadi pada dua karakter utama.
Aneh, terkadang pergerakan mereka yang terasa stuck
tanpa urgensi itu terasa melelahkan dengan penggambaran informasi cinta yang
terkesan menggurui, namun disisi lain terus hadir rasa penasaran pada kisah
cinta antara Birdie dan Sam. Ya, bahkan ada simpati serta empati
disini, dan semua itu berkat penampilan yang sangat efektif dari Justin Long dan Evan Rachel Wood. Chemistry mereka ketika bersama terasa manis, dan
saat berdiri sendiri tetap tampil menarik, Long berhasil menggambarkan ambisi
dan perjuangan seorang pria yang hampir berada pada level menawan, dan ia juga
yang menjadikan karakter Evan Rachel Wood berhasil terus bertumbuh menjadi
menarik setelah terjebak dalam kekacauan yang ia ciptakan.
0 komentar :
Post a Comment