15 March 2014

Movie Review: Miss Granny (2014)


"Lordy, being young is so tiring."

Andaikan saja sekarang anda berada di umur yang masih muda, 20 – 30 tahun mungkin, dan 50 tahun yang akan datang telah eksis sebuah mesin yang dapat merubah wujud anda yang nantinya telah lemah dalam hal stamina, keriput dalam hal wajah, dan kembali childish dalam hal sikap, untuk kembali menjadi muda, menjadi segar, cantik, dan bertemu kembali dengan segala hal menyenangkan seperti fashion dan juga cinta, take it or leave it? Tricky isn’t? Karena menjadi muda tidak selamanya indah. Miss Granny, a fun wild ride from start until finish.

Mungkin orang yang masih tidak merasa terganggu oleh eksistensi Oh Mal-Soon (Na Moon-Hee), seorang wanita lanjut usia yang sangat cerewet hanya tinggal Mr Park (Park In-Hwan), pria tua di tempat Oh Mal-Soon bekerja, karena anaknya Hyun-Chul (Sung Dong-Il) beserta istrinya yang sedang sakit Ae-Ja (Hwang Jung-Min) dan juga kedua anak mereka, Ha-Na (Kim Seul-Gi) dan Ji-Ha (Jin Young), sudah merasa kurang nyaman dengan tingkah Oh Mal-Soon yang suka memerintah. Mereka menganggap satu-satunya win win solution yang tersedia adalah memasukkan Oh Mal-Soon ke panti jompo, kehidupan mereka tenang, dan Oh Mal-Soon memperoleh perhatian yang lebih besar.

Oh Mal-Soon tidak dapat melawan, ia bahkan menyerah dan pergi ke sebuah studio foto bernama “Forever Young” untuk membuat foto yang akan dipakai pada pemakamannya kelak dengan gaya artis favoritnya, Audrey Hepburn. Namun studio tersebut ternyata memberikan keajaiban pada Oh Mal-Soon, ketika selesai dan hendak pergi menggunakan sebuah bus Oh Mal-Soon mendapati bahwa ia telah berubah menjadi dirinya ketika berusia 20 tahun. Celakanya hal tersebut tidak hanya membawa berkah, namun juga masalah bagi Oh Mal-Soon yang mengganti namanya menjadi Oh Doo-Ri (Shim Eun-Kyung), dari dianggap telah diculik, masalah dengan Na-Young (Kim Hyun-Suk), hingga masuk kedunia entertainment dibawah asuhan Seung-Woo (Lee Jin-Wook).


Jika harus menjabarkan Miss Granny dalam sebuah kata (selain lucu tentu saja) mungkin pilihan paling tepat adalah cerdik. Kita tahu ini bukan hal yang baru, sebut saja Freaky Friday salah satu yang paling populer pada jenis film dengan tema seperti ini, namun sejak awal hingga akhir kisah yang merupakan hasil kerjasama dari Shin Dong-Ik, Dong Hee-Sun, Hong Yoon-Jung, dan Hwang Dong-Hyuk ini seperti bukan hanya tahu tapi juga paham bagaimana cara menyajikan sebuah komedi yang mencapai sasaran dibanyak bagian, namun disisi lain tetap mampu menggenggam dengan kuat misi utama yang di usung terkait isu-isu yang sesungguhnya juga tidak kalah menggelitik. Smooth.

Ya, licin, dan sedikit mengejutkan memang karena pada awalnya Miss Granny akan menawarkan cukup banyak plot potensial yang mengundang rasa ragu. Dari permasalahan keluarga, kemudian hadirnya unsur dunia musik dan entertainment, kisah asmara yang sangat klasik, hingga gesekan karakter utama dengan salah satu musuh bebuyutannya, ada rasa cemas bahwa materi-materi yang sebenarnya berada pada level klise itu akan membentuk sebuah tumpukan masalah yang bukan hanya tidak terangkai namun akan menggerus sisi fun dari sejak awal tentu sudah menjadi ekspektasi utama. Namun disini kejutan itu muncul, Miss Granny berhasil menyajikan sebuah petualangan yang well, berkualitas.

Benar, berkualitas, semua berkat kepiawaian Hwang Dong-Hyuk (Silenced) dalam menghadirkan berbagai pergeseran narasi yang rapi dan juga mumpuni. Dari gelap dan terang, lucu dan serius, mereka disatukan tanpa ada kesan terputus meskipun dibeberapa bagian memang berisikan materi kurang penting dan lubang plot yang masih dapat dimaafkan. Semua yang ia tampilkan tampak variatif, tidak monoton, hal seperti itu sangat mudah untuk menciptakan sebuah tontonan yang menyenangkan, pondasi yang kuat dengan alur cerita yang mengalir dalam dinamika dan tensi yang selalu terasa pas, Miss Granny bahkan layak mendapatkan point yang sedikit lebih tinggi karena isu utama yang ia usung sebenarnya juga cukup berat, respect kepada orang tua, dan menghargai kehidupan.


Nah, menyentil penonton dengan cara yang menyenangkan, hal yang sulit dilakukan dan berhasil dicapai oleh Miss Granny. Tidak kaku, tidak ada kesan menggurui, film ini justru dengan berani berupaya menyentuh isu-isu kehidupan tadi dengan membuat penontonnya bermain bersama tawa gembira berkualitas menggunakan hal-hal nakal yang klise, sebut saja beberapa budaya Korea generasi modern seperti operasi plastik hingga industri musik yang kini lebih tampak seperti industri yang hanya mengandalkan skill menari. Mereka kemudian dipoles dengan manis bersama banyak isu serius yang tidak kalah dalam mencuri atensi berkat penempatan yang cerdik serta penyampaian yang tulus dan jujur.

Cinta, itu adalah isu utama dari Miss Granny, selain sebuah fakta bahwa setiap jenjang kehidupan pasti memiliki nilai minus dan positif.  Disini kita akan melihat bagaimana seorang wanita tua diberi kesempatan untuk kembali muda namun harus bermain-main disekitar keluarganya, hal kemudian semakin meningkatkan rasa cinta yang sebelumnya telah pudar terlebih dengan ditemani penggunaan dari memori pada kisah masa lalu. Ada emosi yang berkualitas disini, klise memang namun seperti disengaja oleh Hwang Dong-Hyuk untuk tidak bergerak terlalu jauh, cukup mencapai sasaran tanpa harus tampil terlalu mellow, sehingga pada akhirnya mereka terasa efektif dan juga solid.

Berbagai keberhasilan tadi juga banyak dipengaruhi oleh kinerja divisi akting yang mumpuni, bukan hanya karakter utama bahkan karakter pendukung juga sanggup menjadikan kesempatan singkat yang mereka punya memberikan sesuatu yang menarik. Ia memang tidak dominan, namun Miss Granny patut berterima kasih pada Na Moon-Hee yang berhasil menciptakan karakteristik dari seorang nenek cerewet dibagian awal (apalagi jika anda pernah menyaksikan Wang's Family). Dasar yang kuat itu kemudian dengan mulus diteruskan oleh Shim Eun-Kyung, yang sepertinya tahu betul memilih proyek yang tepat setelah Sunny dan Masquerade. Seperti melihat ahjumma dalam wujud muda, dari omelan, gerak, dan ekspresi wajah, kemampuan bernyanyi yang ia tampilkan juga menyenangkan.


Overall, Miss Granny (Soosanghan Geunyeo) adalah film yang memuaskan. Sebuah komedi berkualitas yang tampil efektif, ia berhasil membawa penontonnya kedalam sebuah petualangan penuh kejutan menyenangkan berisikan materi-materi klise yang sukses dijauhkan dari kesan menjengkelkan, namun disisi lain tetap mampu menggambarkan misi utama terkait kehidupan yang ia usung tanpa terkesan kaku dan formal lengkap dengan hal-hal menggelitik lainnya. Fun wild ride. Oh, ada cameo menarik di bagian akhir: Kim Soo-Hyun.










2 comments :

  1. Halo Rori.
    reviewnya bagus dan penempatannya pas.
    boleh minta kontak/ email.
    send ke rivki@blitzmegaplex.com yah :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Silahkan ke pnmrory@gmail.com mas. Thanks. :)

      Delete