18 January 2014

Movie Review: Montage (Mong-ta-ju) (2013)


Dibalik kemampuan dalam mengendalikan diri yang tentu saja berbeda, semua manusia sesungguhnya punya naluri yang sama, kita tertawa disaat bahagia, murung disaat sedih, dan yang cukup berbahaya adalah sikap kesal yang hadir disaat kecewa. Fakta tersebut yang coba diolah oleh Montage (Mong-ta-ju), sebuah drama emosi dalam balutan thriller dan misteri.

Detektif Chung Ho (Kim Sang Kyung) bersama rekannya menghampiri kediaman seorang wanita bernama Ha-Kyung (Uhm Jung-Hwa), untuk menyampaikan berita bahwa kasus menghilangnya anak perempuan Ha-Kyung akan ditutup selamanya dalam lima hari kedepan, mengakhiri pencarian tanpa hasil yang telah berlangsung selama 15 tahun tersebut. Anehnya walaupun telah menangani kasus tersebut selama lebih dari satu dekade, Chung Ho sesungguhnya masih berada dalam keraguan apakah kasus tersebut harus diakhir atau tidak.

Rasa ragu itu tumbuh kembali akibat hadirnya sebuah clue lewat sebuah bunga putih, sedangkan disisi lain Ha-Kyung setelah mendapatkan berita tersebut mulai melakukan upaya sendiri. Jalan kembali terbuka ketika sebuah kasus penculikan seorang anak kecil kembali terjadi tepat dihari penutupan kasus, dan prosedur proses penebusan cucu dari seorang pria tua bernama Han-Cheol (Song Young-Chang) itu persis seperti apa yang dahulu dialami oleh Ha-Kyung.


Ini bukan versi lain dari Mother (Ma-deo), ini lebih terasa seperti Confession of Murder dalam kemasan yang berbeda. Genre thriller milik Korea Selatan mungkin mengalami perkembangan yang paling signifikan beberapa tahun terakhir, perlahan mulai menjadi sesuatu yang sudah tidak asing lagi bagi penonton seperti kisah percintaan penuh melodrama yang sejak lama telah menjadi kekuatan utama. Kasus penculikan, upaya polisi dan keluarga untuk memecahkan misteri, Montage masih akan membawa perputaran kisah dengan premis, formula, dan materi klasik yang kembali hadir, namun ia punya sesuatu yang berbeda.

Ya, ini berbeda, ia tidak mencoba untuk tampil megah apalagi cerdas, Jung Geun-Sub seperti merasa lebih puas jika kisah yang ia ciptakan ini berhasil membuat penontonnya masuk kedalam situasi yang juga menjadi salah satu ciri khas film thriller misteri, terus merasa penasaran hingga akhir. Ini kembali membuktikan bagaimana eksekusi selalu menjadi kunci, Jung Geun-Sub menggunakan cara yang berbeda untuk menggerakkan alur familiar yang berpotensi untuk membosankan tersebut, dengan sabar dan hati-hati merajut dua kisah past dan present menjadi sebuah kombinasi yang terus memancarkan energi.

Dibantu dengan sisi teknis dan editing yang tampil mumpuni, alur maju mundur itu menghadirkan sebuah dinamika cerita yang meskipun terasa terlalu tenang untuk sebuah thriller namun tidak pernah kehilangan daya tariknya. Tanpa kekerasan tingkat tinggi dan kehadiran dramatisasi yang berlebihan, dengan gerak cepat dan kehandalan dalam menjaga momentum, kita akan dibawa bergerak maju dari sebuah awal yang tampak biasa dan kurang menjanjikan kedalam sebuah kompleksitas rumit yang mulanya akan tampak kacau namun perlahan mulai di satukan dengan elegan tanpa pernah lupa untuk terus menekan isu yang ia usung.


Namun ada satu hal yang mungkin akan menyebabkan Montage sulit untuk memikat banyak penonton, ini bukan thriller tensi tinggi. Bukan karena Jung Geun-Sub tidak mampu, namun ia memang sengaja tidak mau membangun petualangan yang terus memompa tensi penontonnya. Masih ada aksi kejar ala anjing dan kucing, lelucon kecil yang efektif mengundang tawa tanpa merusak warna utama, tapi sejak awal hingga akhir Jung Geun-Sub ingin agar Montage terus menjadi proses mengamati subjek, walaupun anehnya disisi lain kita bukan hanya tidak akan pernah kehilangan fokus terhadap cerita, namun juga terus berada dalam proses mengamati berisikan cengkeraman ketegangan dalam nada tenang.

Ia mungkin tidak mampu menjauhkan cerita dari jeratan status predictable, beberapa clue yang hadir sesungguhnya juga mampu membawa penontonnya untuk semakin dekat dalam menebak siapa pelaku tersebut, namun hal tersebut dibungkus dengan cerdik bersama rasa ragu yang terus menemani aksi mengamati dan menebak yang kita lakukan. Sebenarnya hal tersebut termasuk sulit, karena banyak film yang justru menderita di akhir walaupun telah berupaya keras menjaga misteri miliknya karena tidak mampu mempermainkan penonton dalam rasa ragu. Itu yang menyebabkan ending dengan tumpuan sisi emosi manusia menuai hasil memikat berkat kematangan yang telah ia bangun sebelumnya.

Visi yang diusung Jung Geun-Sub berhasil tercapai juga berkat kontribusi divisi akting yang disamping mampu menggerakkan dua cerita bergerak bersamaan, tapi sanggup pula menarik simpati penonton pada konflik yang mereka hadapi. Ini bukan sesuatu yang asing bagi Kim Sang-Kyung, bermain dalam tema seperti ini di Memories of Murder, dan disini ia mampu menghasilkan keberhasilan terbesar pada menjaga urgensi konflik. Song Young-Chang, Jo Hee-Bong, dan Yoo Seung-Mok juga mampu menjalankan tugas mereka mengemban isu lain. Sedangkan sisi terkuat terletak pada Uhm Jung-Hwa, berhasil menjadikan sosok Ha-Kyung seperti selalu hadir dalam cerita berkat simpati yang ia hasilkan.


Overall, Montage (Mong-ta-ju) adalah film yang memuaskan. Tidak ada yang baru pada bentuk, gaya, dan tema yang ia usung, namun dengan fokus pada cara bercerita yang sedikit berbeda, dipenuhi dengan kombinasi antara gerak tenang penuh ketegangan bersama pesan, teka-teki, dan kilas balik yang tertata dengan rapi, Montage berhasil menghadirkan sebuah hiburan drama emosional dengan menggunakan misteri dan thriller sebagai topengnya.



2 comments :

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. Film Ini juga termasuk ke dalam jajaran film dengan ending yg tak biasa mas... Menurut saya film ini jauh lebih baik daripada prisoner... Sama-sama bercerita ttg kepedulian polisi terhadap orang tua korban... Prisoner tampak seperti punya misteri yg mencengangkan tapi kenyataan nya misteri yg di ungkap kan adalah bukan hal baru dan tida mengerikan sama sekali hal seperti ini di amerika sana, alasan yg melatar belakangi si pelaku pun terasa mengada-ada... Bandingkan dengan montage yg ketika mistery nya mulai terungkap, kita semua (setidaknya saya dan teman-teman saya) hanya bisa menganga dan memegang kepala... Montage bukan hanya film mistery yg ciamik tapi juga film tentang pembalasan dendam yg sempurna...

    ReplyDelete