15 July 2013

Movie Review: A Hijacking (Kapringen) (2012)


Menghadirkan sebuah kisah di satu jalur lurus tidak serta merta menjadikan sebuah film tampak bodoh dan tidak kreatif. Ada satu keunggulan yang dapat tercipta dari keputusan tersebut jika berhasil dibangun dengan baik, sebuah penceritaan yang fokus. A Hijacking (Kapringen) mampu tampil memikat dengan menggunakan formula tersebut, sederhana, fokus, mencekam, dan mengasyikkan.

Peter C. Ludvigsen (Søren Malling), CEO sebuah perusahaan pelayaran besar, melakukan negosiasi dengan rekan bisnis asal Jepang dan mampu memperbaiki kesalahan yang telah anak buahnya lakukan, sebuah tekanan mendadak yang sanggup ia atasi dengan tenang. Namun masalah baru menghampiri Peter dimana MV Rozen, sebuah kapal kargo milik perusahaannya yang sedang dalam perjalanan menuju Mumbai, diambil alih oleh tim perompak asal Somalia, dan meminta uang sebesar 15 juta Dollar sebagai tebusan bagi kapal serta tujuh orang kru kapal.

Peter adalah orang yang keras kepala, memutuskan untuk menutup kasus ini dari pihak luar, dan bersikeras untuk mengatasi masalah ini sendiri. Dengan bantuan orang kepercayaannya, Lars (Dar Salim), serta seorang ahli, ia berunding via telepon dengan negosiator pembajak bernama Omar (Abdihakin Asgar), yang menggunakan Mikkel Hartmann (Pilou Asbæk), salah satu sandera yang bekerja sebagai juru masak sebagai pion mereka. Negosiasi berbulan-bulan dimulai, dengan tawaran awal yang hanya sebesar $ 250.000, karena bagi Peter ini bukan hanya tindakan kriminal, namun bisnis yang manipulatif.


A Hijacking (Kapringen) adalah sebuah kejutan, dengan sumber utama yang berasal dari cara ia berjalan yang jauh dari ekspektasi awal. Ini bukan sebuah film yang menampilkan pertarungan antara si baik dan si jahat dalam adegan aksi yang intens. Tobias Lindholm, penulis dan sutradara, justru menjadikan A Hijacking sebagai sebuah film drama psikologis dengan menggabungkan teknik leadership dalam menghadapi sebuah masalah besar bernilai puluhan juta dollar yang datang secara tiba-tiba, dibalut bersama permainan push and pull yang manipulatif dengan negosiator perompak.

Keunggulan utama A Hijacking adalah kemampuan ia untuk tetap fokus pada cerita utama. Hal ini yang menjadikan meskipun ia berjalan lambat namun A Hijacking tetap mampu menampilkan sebuah kemasan thriller yang intens, mencekam dan penuh rasa frustasi, serta dibentuk tanpa elemen omong kosong yang menjadikan ia seolah tampak nyata. Hal tersebut berkat kepiawaian bintang utama film ini, Tobias Lindholm. Lindholm berhasil membentuk dengan sangat efektif berbagai elemen pendukung cerita yang mampu menjelaskan kepada penonton apa yang sedang mereka lihat serta menjadikan mereka ikut memberikan interpretasi individual terhadap cerita.

A Hijacking (Kapringen) adalah bukti bahwa cerita hanya pondasi utama, sedangkan kualitas ditentukan dari cara cerita itu dibangun. Punya ruang cerita yang sempit, anehnya anda dapat dengan mudah melihat perkembangan karakter yang dibentuk melalui proses pengamatan, dan dibantu dengan dua setting tempat yang kontras dan indah. Tobias Lindholm juga tahu bagaimana cara memainkan tensi cerita, fokus pada intimidasi melalui telepon, kemudian bermain dengan teknik sederhana yang efektif, seperti echo dari suara telepon dan juga mesin facsimile yang ikut menciptakan ruang bagi rasa cemas yang mengganggu tumbuh kearah positif, dan perlahan menjadikan penonton ikut merasa seperti salah satu dari tahanan para perompak, atau mungkin keluarga dari para kru.


Tidak hanya itu, karena Tobias Lindholm juga berhasil menjadikan kemasan yang sederhana dan sempit ini agar tidak tampil membosankan. Menampilkan karakter yang ekpresif dalam diam serta tersiksa bersama kegelisahan ketika menunggu, ia juga memberikan sebuah ruang bagi emotional observation bagi para penontonnya, menggunakan pemanfaatan situasi yang sedang terjadi dengan sedikit sentuhan dokumenter, yang diwarnai dengan bumbu stockholm syndrome. Hal tersebut menjadikan proses permainan ping-pong antara Peter dan Omar tidak menjadi monoton karena karakter yang dibentuk dengan konsisten namun tidak predictable itu ikut memberikan kontribusi untuk menjadikan cerita sedikit variatif dengan menggunakan konflik pendukung yang mereka emban.

Film ini mungkin akan sedikit ternoda dengan keputusan Lindholm yang tampak di sengaja sejak awal, membentuk kasus tentang Peter yang tidak ingin menyewa spesialis, hingga ketertutupan yang menjadikan tidak adanya keterlibatan militer dan pemerintah dalam kasus yang sudah berjalan cukup lama. Hal tersebut mungkin akan menimbulkan pertanyaan, namun sebuah perjudian yang Tobias Lindholm lakukan sebagai upaya agar dapat menciptakan fokus cerita yang super kuat berbuah manis karena lubang itu ternyata tidak begitu menganggu dan tidak berhasil mencuri perhatian dari fokus cerita utama.

Jika harus memilih diantara dua pemeran utama, maka Søren Malling adalah pemenangnya. Malling berhasil menjadikan Peter sebagai objek observasi yang menarik tentang sebuah permainan emosi yang berpadu dengan tekanan dan rasa putus asa. Sedangkan Pilou Asbæk lebih sebagai pembuka jalan masuk bagi elemen-elemen mengganggu tadi lewat kondisinya yang perlahan mengalami degradasi baik dari segi mental dan juga fisik.


Overall, A Hijacking (Kapringen) adalah film yang memuaskan. Mencengkram dan fokus sejak awal, A Hijacking berhasil menjadi sebuah tontonan thriller yang padat, efisien, dan efektif. Performa yang kuat dan memikat menjadikan kasus ini tampak nyata, berpadu dengan shot yang berani dan tepat guna, berhasil membungkus sebuah cerita yang ditulis dengan cerdas oleh Tobias Lindholm. Film ini berhasil menghadirkan ketegangan yang mengasyikkan tanpa adegan aksi, hanya dengan permainan psikologis di satu jalur lurus. Drama thriller yang berkualitas, dan (mungkin) segmented.



0 komentar :

Post a Comment