02 December 2012

Movie Review: Pieta (2012)


Terlepas dari benar atau tidak, mayoritas dari anda pasti setuju bahwa anak yang dibesarkan tanpa kasih sayang seorang ibu akan tumbuh menjadi seorang yang keras dan jauh dari kesan lembut. Akan semakin parah jika ia tumbuh sendiri, tanpa orang tua disisinya. Lee Kang-do (Lee Jung-jin), pria yang bekerja sebagai kolektor pada seorang rentenir, suatu ketika didatangi oleh seorang wanita paruh baya, terus mengikutinya, dan mengaku sebagai ibunya yang meninggalkan Kang-do 30 tahun yang lalu.

Kang-do adalah seorang pria yang hidup sendiri di Cheonggyecheon, kawasan industri yang kumuh dan sempit. Sehari-hari ia menjalankan tugasnya dengan cara yang keras, memaksa sang korban untuk menandatangani polis asuransi sebagai jaminan, dan jika tidak maka anggota tubuh mereka menjadi taruhannya. Ya, kejam, Kang-do adalah pria berwajah sendu yang sadis dan kejam.


Tapi, ini bukanlah film yang menawarkan kepada anda kisah seorang kolektor yang secara periodik menjalankan tugasnya, menerima balas dendam dari korban, dan terjadi pertarungan. Benar, itu tidak akan anda dapatkan di 104 menit film ini bergulir. Setelah menyaksikan Kang-do melakukan pekerjaannya yang kejam diawal, sukses mendapatkan tokoh jahat lewat penggambaran yang menarik seperti melemparkan sebuah pisau pada gambar wanita telanjang, meninggalkan bagian dalam hewan yang telah ia bunuh di toilet, hadir Jang Mi-sun (Jo Min-su, performa yang memukau), wanita misterius yang langsung mengubah jalannya cerita.

Premis yang sedikit terasa aneh memang, seorang pria yang keras dan brutal, dihampiri oleh wanita tua yang secara tiba-tiba mengaku sebagai ibunya, tidak percaya begitu saja dan menguji wanita tadi dengan meminta memakan bagian tubuhnya, hingga melakukan tindakan yang cabul. Apa maksud dari pesan yang ingin disampaikan oleh Kim Ki-duk terasa sangat menarik, tidak begitu jelas dengan berbagai misteri yang menemaninya, namun terus berhasil membuat saya bertanya-tanya sepanjang film.


Entah mengapa kali ini saya merasa terlalu takut untuk mengumbar terlalu banyak bagian dari film, karena semakin sedikit anda mengetahui bagian dari film ini, semakin besar kenikmatan yang akan anda dapatkan diakhir cerita. Dibuka dengan seorang pria yang duduk dikursi roda, melingkarkan sebuah rantai yang turun dari atas, dan dengan pasrah menerima ditarik keatas oleh rantai tersebut, anda kemudian akan menyaksikan seorang pria yang kejam beraksi dengan dingin. Ya, itu semua hanyalah hidangan pembuka, karena memasuki pertengahan cerita ada sebuah permainan psikologis yang menyenangkan telah menanti anda.

Kekuatan utama film ini adalah cerita yang ia miliki, dengan sebuah kasus yang umum, namun dikemas dengan sangat baik oleh Kim Ki-duk dengan beberapa konflik kecil yang berhasil menyuntikkan misteri. Berjalan dengan pelan, Pietà akan mampu membawa anda merasakan kejamnya dunia, membuat anda sedih dan tersentuh, sampai manyajikan hal-hal yang terasa aneh. Dan anda akan merasakan sebuah sensasi yang memuaskan ketika twist itu hadir, dengan tegas mengubah jalan cerita, serta mengungkap pesan yang tersimpan. Ya, sebuah permainan psikologis yang kompleks dan menyenangkan, dan mungkin akan menjadikan film ini tidak mudah untuk diterima banyak orang.


Overall, Pietà adalah film yang memuaskan. Dengan nuansa gelapnya, Kim Ki-duk berhasil membuat saya bingung dan terjebak, kemudian terkejut sembari tersenyum senang, dan terdiam sejenak ketika film berakhir. Ini adalah sebuah film yang kuat, dengan menawarkan konflik yang simple, menyuntikkan misteri yang aneh, namun berhasil memberikan sensasi menyenangkan lewat twist yang ia hadirkan. Dengan mengandalkan cerita yang kuat dan sedikit kontroversial, dibantu kombinasi apik dari Jo Min-su dan Lee Jung-jin, Pietà berhasil hadir ke barisan depan untuk menjadi salah satu film yang akan sangat sulit saya lupakan.

Score: 8,25/10

0 komentar :

Post a Comment