26 November 2012

Movie Review: Holy Motors (2012)


Anda pasti pernah merasa jenuh dengan semua rutinitas anda, yang menyebabkan hilangnya semangat akibat aktifitas monoton yang anda lakukan, termasuk hobby. Itu terjadi pada saya minggu lalu, yang mengakibatkan hanya muncul dua review di minggu tersebut. Penyebabnya adalah tidak ada sengatan skala besar yang mampu membangkitkan kembali semangat saya. Holy Motors, berhasil menarik perhatian saya dengan judulnya yang unik, ternyata mampu memberikan sengatan baru lewat kisahnya yang aneh dan menarik.

Faktanya film ini telah berhasil menunjukkan kepada saya cerita aneh yang dia miliki lewat scene pembuka yang berhasil membuat saya mengernyitkan dahi. Ada sebuah bioskop, dengan film yang sedang berputar, dipenuhi penonton yang tertidur. Ya, bukannya menonton, mereka malah tertidur dengan pulas. Hebatnya, Leos Carax, sutradara dan penulis film ini, tidak membiarkan momen tadi berlangsung lama. Carax langsung menyuntikkan adegan lain dimana seorang pria yang baru bangun dari tidurnya (yang diperankan oleh Leos Carax), dengan sebuah kunci yang tertanam di jari tengahnya, membuka sebuah pintu yang ternyata menuju bioskop tadi. Yang pertama terlintas adalah, “Film apa ini?”


Memang harus diakui bahwa film ini dibuka dengan manis, namun apa yang dia tawarkan setelah itu ternyata tidak kalah manisnya. Seorang pria paruh baya bernama Oscar (Denis Lavant), memiliki keluarga, rumah mewah, serta mobil mewah yang berjejer rapi, berjalan santai dipagi hari dengan tuksedo hitamnya menuju sebuah limousine putih dengan driver seorang wanita tua bernama Céline (Edith Scob).

Seorang businessman, jelas itu yang akan terlintas dipikiran anda. Dan percayalah, anda akan terkejut dengan apa yang sebenarnya dilakukan oleh Oscar. Ia menyamar menjadi pengemis, ia menari dengan pakaian hitam yang ketat di ruangan gelap, ia menjadi orang gila yang berkeliaran di pemakaman sembari memakan bunga-bunga yang ditinggalkan oleh peziarah, bahkan ia juga terlibat tindakan kriminal. Itu semua tidak akan berhenti membuat anda tersenyum sambil terus memikirkan siapa sebenarnya pria gila ini, pria yang selalu setia diantar menggunakan limousine mewah, namun melakukan pekerjaan-pekerjaan yang jauh dari kesan mewah.

Hmmm, bayangkan sebuah labirin yang gelap gulita, anda masuk kedalamnya, dan mulai berpetualang bersama dengan clue-clue yang ada. Sensasi utama apa yang anda harapkan ketika berhasil keluar? Hilang dan bingung adalah yang saya harapkan, dan itu saya dapatkan dari film ini. Setelah dibuka dengan nuansa gelap dan aneh diawal, Leos Carax dengan pelan mengajak anda untuk ikut tersesat bersamanya. Tenang, tidak ada unsur kepercayaan dalam hal ini. Tersesat disini adalah anda akan bingung ketika ikut berpetualang dan mencoba memecahkan apa sebenarnya misi utama dari Oscar yang terus melakukan hal-hal aneh.


Apakah film megah? Tidak. Apakah film ini memuaskan? Ya, sangat memuaskan bagi saya. Dengan premisnya yang unik, Holy Motors justru mampu tampil menarik lewat misteri yang terus tersimpan di setiap konflik yang ia hadirkan. Ada unsur keluarga yang menyentuh, kejahatan yang kejam, hingga kembalinya cinta lama membawa memori yang depresif. Semua itu berada diposisi yang tepat, berperan baik dalam membangun cerita, dan masing-masing tetap mampu tampil menarik.

Dibalik sebuah otak cemerlang yang mampu tampil berbeda dalam diri Leos Carax, serta dibantu cinematography yang mumpuni, kunci utama lainnya dari kesuksesan film menjadi menarik bagi saya adalah performa yang ditampilkan oleh Denis Lavant. Ajaib, Lavant mampu menjadikan Oscar sebagai sebuah karakter yang ajaib bagi saya, ia mampu tampil lucu, bijaksana, menyentuh, hingga menjadi kejam dan mengerikan. Ya, Lavant adalah satu-satunya fokus utama cerita film ini, meskipun disampingnya ada Eva Mendes dan Kylie Minogue yang hanya hadir di satu konflik kecil saja.


Overall, Holy Motors adalah film yang memuaskan. Dengan akting mumpuni dari Denis Lavant, dibantu tampilan visual yang terus membuat saya ikut berimajinasi, Leos Carax berhasil tampil beda dengan proyeknya yang unik ini. Dibeberapa bagian mungkin akan terkesan aneh, tapi justru itu menjadi simbol bagi film ini, cerita yang aneh, namun mampu memberikan anda sebuah sensasi yang menyenangkan.

Score: 8,5/10

4 comments :

  1. sebenarnya, apa yang ingin disampaikan Leos Carax di film ini? gue ngeliatnya absurd, si oscar macam sisipus gitu, gak merasa aneh apa yang dilakuin, enjoy.

    jangan lupa, di situ ada merde. sebelumnya juga ada di segment film tokyo!. hahaha. apa maksudnya?

    at least, gue nangkepnya itu film nyampein kalo kita punya peran masing-masing. hidup semacam drama. dan lakukan dengan enjoy. plus ada kritik terhadap kemajuan film; yaitu revolusi kamera yang semakin kedepan semakin tak terlihat :')

    ReplyDelete
  2. @Hallu Loid: Benar, punya peran masing-masing, dan Carax juga ingin membuka pikiran penontonnya untuk kembali sadar betapa kehidupan kaku dan monoton yang banyak diterapkan sekarang ini merupakan sebuah kesalahan, lewat berbagai hal absurd tapi menyenangkan seperti yang dilakukan Oscar, aktifitas random tanpa aturan yang menyiksa. :)

    ReplyDelete
  3. menurutku oscar ini sbnernya actor dlm industri film yg surreal, mungkin ada dimasa mendatang dmn kamera sdh kecil (?) atau malah sudah gak dibutuhkan (?) dan holy motors adalah nama industrinya.
    dsini jd absurd ktika kita cb cari tau mana pembeda oscar yg asli dan on action?

    waktu dia ada jadwal jd paman cewe yg sekarat, stelah oscar brperan mati disana dan mau pergi, cwenya ttp dlm kondisi yg sama. dan oscar pamit mau pergi. dsitu aku tangkep dsitu oscar aslinya, slebihnya, bahkan obrolan di limusin barangkali msh masuk dlm oscar yg on action (atau paling ngg ambigu mnrut gw). bahkan waktu ktemu cinta lamanya, aku curiga itu on stage.

    tp daripada mikirin itu, pkiranku lbh asosiatip ke hubungan amerika prancis. amerika si jean. pernah dikasih bra sma oscar (asosiasinya amerika dikasih liberti). jean bunuh diri (asosiasinya marlyn monroe)

    wkwk entahlah tp

    ReplyDelete