04 June 2012

Movie Review: Snow White and the Huntsman (2012)


Snow White (Kristen Stewart), adalah seorang yatim piatu dibawah asuhan Ravenna (Charlize Theron), wanita jahat yang membunuh Ayah Snow White setelah malam pernikahan mereka. Snow ditahan di benteng, sementara Ravenna mulai menguasai Kerajaan yang berhasil direbutnya. Ravenna mendapat info bahwa dengan mengambil nyawa Snow, ia dapat awet muda selamanya. Ravenna memerintahkan Finn (Sam Spruell) untuk membawa Snow kepadanya. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Snow untuk melarikan diri dari benteng, menuju Hutan Gelap.

Ravenna tidak memiliki kekuatan di Hutan Gelap. Ia memerintahkan Finn untuk mencari Snow. Finn menggunakan jasa The Huntsman (Chris Hemsworth), yang mengerti akan keadaan Hutan Gelap, dengan imbalan Ravenna mengembalikan istrinya yang telah meninggal. Ravenna setuju. Namun ketika sampai di Hutan The Huntman sadar telah dijebak, ia menyelamatkan Snow White dari kejaran Finn dan pasukannya. Dan pertempuran pun dimulai.


Snow White and The Huntsman adalah film kedua dengan tema Snow White ditahun ini. Yap, Mirror Mirror lebih dulu muncul bulan april lalu. Dan saya rasa kita tidak perlu menanyakan cermin untuk tahu siapa yang lebih baik diantara kedua film tersebut. Oh, anda penasaran, oke, “Mirror, mirror on the wall, Who is the best?”, “Snow White and The Huntsman”. See, saya setuju dengan si cermin (whatever), Snow White and The Huntsman jauh lebih baik dari Mirror Mirror. Inti cerita dari keduanya sama, hanya penyajiannya yang berbeda. Mirror Mirror lebih kepada film keluarga dengan unsure komedi yang bisa dibilang dominan. Sedangkan SWTH, lebih serius, gelap, dan dewasa.

Film ini disutradarai oleh Rupert Sanders. Dan waw, ini film pertamanya sebagai director. Jelas tidak buruk. Cara Rupert untuk menyatukan sisi gelap dan terang dari sebuah negeri dongeng sangat baik. Dari awal yang gelap, sentuhan penuh warna di tengah, semua terasa indah dan memanjakan mata. Begitu pula naskah yang disusun oleh Evan Daugherty, dan John Lee Hancock, sosok dibalik kesuksesan The Blind Side. Apa yang kurang? Keputusan Rupert memilih pemeran utama.


Yap, Kristen Stewart. Sorry to say, di film ini dia bermain kurang baik. Namun Stewart sudah berada dijalur yang benar untuk bergerak kearah positif. Di beberapa bagian Stewart tampak baik. Namun itu minor, sisanya lemah. Kristen Stewart adalah magnet yang sangat kuat untuk menarik jumlah penonton ke bioskop. Ini tidak lepas dari besarnya jumlah fans saga vampire, yang membuat Stewart sangat dipuja. Namun bagi saya Stewart tetap seorang artis dengan wajah yang sangat cocok untuk karakter tertekan, karakter yang lemah seperti di The Messengers, The Runaways, bahkan Panic Room, bukan sebagai Snow White, sosok yang seharusnya kuat di film ini.

Charlize Theron dan Chris Hemsworth, double C yang menjadikan film ini layak mendapat nilai positif. Charlize Theron berhasil menjalankan tugasnya, menyuntikkan kejahatan dalam film ini. Intonasinya dalam setiap dialog, menjadikan unsure jahat terus hidup sepanjang film, bahkan di scene dimana ia tidak tampil. Saya merasa tidak perlu terlalu banyak membahas mengenai Charlize, aktris cantik yang sejauh ini selalu sukses memerankan karakter jahat dan licik. Chris Hemsworth, disini dia tidak punya palu, tapi kapak. Tapi power yang Chris berikan dalam setiap aksinya selalu terasa kuat. Diluar Stewart, Charlize, dan Chris, cast lain yang menyita perhatian saya adalah Sam Spruell, yang berperan sebagai Finn saudara dari Ravenna. Memang porsi yang ia miliki tidak begitu banyak, namun saya merasa Sam memainkan karakter yang ia miliki dengan baik. Tidak lupa pula para kurcaci, yang menjadi satu tim yang sejak awal memang ditugaskan untuk memberikan sisi humor ke dalam film, meskipun eksekusinya terasa sangat kurang.


Overall, film ini baik. SWTH adalah Snow White versi elegan, dan jelas jauh lebih baik daripada Mirror Mirror yang membosankan. Cerita yang dikemas dalam sisi gelap dengan tidak melupakan keindahan dari dongeng itu sendiri. Alur yang mengalir, keterkaitan antar cerita yang baik (meskipun ada beberapa bagian yang sebenarnya bisa dihilangkan untuk mempersingkat durasi film),  menjadikan film ini tidak terasa membosankan, jujur saja saya sendiri kaget. 

Score: 7/10

0 komentar :

Post a Comment