02 May 2012

Movie Review: Young Adult (2011)


Everyone gets old. Not everyone grows up. 

Yap, film ini bercerita tentang Mavis Gary (Charlize Theron), mantan prom queen dari kota Mercury, Minnesota. Wanita berusia 37 tahun dengan kehidupan monoton yang hanya ditemani anjing kesayangannya ini berprofesi sebagai ghost writer untuk serial remaja Waverly Pep. Mavis gagal di pernikahan pertamanya. Suatu ketika ia menerima email yang berisikan foto bayi dari mantan pacarnya Buddy Slade (Patrick Wilson), hasil pernikahannya dengan Beth (Elizabeth Reaser). Mendadak ia galau, dan memutuskan kembali ke Mercury dengan tujuan utama merebut kembali Buddy, dari Beth. Menurut saya, ini alasan mengapa film ini diberi judul Young Adult, ketika orang dewasa masih terbelenggu sifat ketika ia remaja. :)

Mungkin ada yang merasa film ini kurang lucu, mengingat labelnya adalah komedi dan drama. Namun, inilah sisi lain dari komedi, yang lebih dikenal dengan dark comedy, dimana semua bercampur jadi satu. Rasa aneh ketika Mavis memutuskan untuk merebut kembali Buddy, bahkan rasa sedih dan lucu yang bercampur di scene ketika Buddy memainkan drum dari garasi namun diluar Mavis sedang melampiaskan kekesalannya kepada Beth.



Setelah kurang berhasil dengan Jennifer’s Body, di film ini Diablo Cody kembali berduet dengan Jason Reitman, partnernya di Juno, yang sukses mengantarkan nya meraih Oscar untuk kategori Best Writing Original Screenplay. Jason Reitman sendiri adalah sosok dibalik semakin dikenalnya Ellen Pageserta suksesnya Up In The Air yang dibintangi George Clooney. Dan menurut saya, duet mereka kali ini bisa dibilang sukses. 

Alur cerita baik, begitu pula dengan plot. Ceritanya sendiri tidak membosankan tapi justru menimbulkan rasa penasaran pada apa yang akan terjadi berikutnya. Saya memang sempat berpikir misi awal Mavis akan berjalan sukses, ketika ia mulai “menyerang” ketika mengantar Buddy pulang. Karakter Mavis berhasil diperankan Charlize Theron dengan baik. Karakter Matt Freehauf (Patton Oswalt) juga menjadi favorit saya. Mungkin sejak awal ada yang menganggap Matt hanyalah sosok pemanis. Namun pada kenyataannya Matt lah yang berhasil menjadikan film ini sukses dan terasa tidak membosankan.


Overall, mungkin melihat premis film ini anda akan beranggapan film ini termasuk kategori yang tidak benar. Tapi dibalik itu, terdapat banyak pelajaran yang dapat anda petik. Dari sisi perjuangan cinta seorang Mavis, pentingnya teman dalam kehidupan kita, dan begitu banyaknya pelajaran hidup yang dapat anda ambil dari lingkungan sekitar, yang dijadikan Mavis sebagai bahan dari cerita yang sedang ditulisnya. Naskah film ini sendiri menurut saya tidak wow, sederhana, tapi sangat mewakili kondisi nyata yang ada. Terkadang kita harus keluar dari zona nyaman untuk dapat memetik pelajaran berharga bagi kehidupan kita.

Score : 8/10

0 komentar :

Post a Comment